Share

Bab 166

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-11 18:03:21

“Prisly, cepat lari!” Fred berteriak pada putrinya, dia akan menggunakan nyawanya sendiri untuk menghalangi Edrick, jadi dia menyuruh putrinya untuk kabur.

“Ayah ….” Prisly melihat Fred yang sudah terluka berat, matanya mulai basah.

“Keponakanku, cepat lari!”

Zayn juga bergegas menarik Prisly dan mulai berlari, bukan karena Zayn takut mati, hanya saja disaat seperti ini orang biasa sepertinya yang tidak memiliki keahlian bela diri. Kalau tidak segera lari sama saja dengan mengantar diri menuju kematian.

Kevin juga menarik Sarah. “Sarah, ayo kita pergi!”

“Tidak, aku hanya akan pergi bersama Nathan!” Sarah berteriak, dia tidak ingin pergi sendiri.

Bugh! Bugh! Brak!

Kembali, terdengar suara hantaman yang memekakkan ruangan itu, Erickson dan Fred ditendang oleh Edrick hingga terpental beberapa meter, dan Edrick langsung menghalangi pintu keluar, dan menatap beberapa orang itu dengan sinis.

“Hari ini, tidak akan ada satupun dari kalian yang bisa kabur dari sini, kalau ingin tetap hidup sil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nando Hillan Varga
Ditunggu kakak ...
goodnovel comment avatar
Muhamad Abdullah
Salam bro semangat terus berkarya.. semoga sihat selalu update yg banyak.. mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 167

    BAM!Hanya saja, es yang terlihat di kepala Nathan hilang dalam sekejap, tidak peduli bagaimana energi spiritual itu masuk kedalam tubuh Nathan, itu sama sekali tidak mempengaruhi tubuh Nathan.“Bagaimana mungkin?” Edrick terkejut, dan bergegas mengeluarkan semua energi spiritual yang ada di batu kristal itu.Haaaa!Semua energi spiritual itu diserap dari tubuh Prisly, dan saat ini dikeluarkan untuk membungkus Nathan. Nathan hanya tersenyum tipis, dia memfokuskan Teknik Kijutsunya dan mulai memurnikan energi spiritual yang masuk kedalam tubuhnya. Dan saat seluruh energi spiritual yang ada di batu kristal habis diserap, Nathan juga tidak membeku lagi, sebaliknya, kekuatannya kembali meningkat drastis.“Batu kristal ini benar-benar benda yang bagus, hari ini aku pasti harus mendapatkannya!” Nathan tidak segan-segan menunjukkan tatapan serakahnya pada batu kristal yang ada di tangan Edrick.Dengan adanya batu kristal maka latihan Nathan juga akan mendapatkan hasil dua kali lipat dengan u

    Last Updated : 2024-05-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 168

    Rasa dingin yang menusuk dan sedingin es langsung menembus tubuh Edrick dan membuatnya gemetaran. Saat ini Edrick sudah tidak terlihat arogan seperti tadi, dan yang tersisa hanyalah ketakutan. Kekuatan Dewa seperti ini, bahkan Kakek dari Gurunya pun tidak akan bisa menunjukkannya. Edrick mulai gemetaran dan dalam benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu kabur! Kabur sejauh yang dia bisa!Namun, baru saja pemikiran itu terlintas di benak Edrick, Nathan tiba-tiba tersenyum dingin. “Bersujud, atau kabur? Tapi sayang sekali, kamu tidak akan bisa kabur dariku, berikan batu kristal padaku, dan aku akan membuat kematianmu terasa lebih menyenangkan!”Mata Edrick tidak berhenti berputar, seolah sedang memikirkan sesuatu, dia melirik batu kristal yang ada di tangannya dan berjuang dalam hatinya, lalu akhirnya memutuskan!“Kamu hanya punya waktu tiga detik untuk mempertimbangkannya!”“Satu!”Melihat Nathan yang menghitung dengan acuh tak acuh membuat Edrick semakin panik dan berkeringat dingin. La

    Last Updated : 2024-05-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 169

    "Sarah!" seru Kevin. “Apa yang baru saja kamu ucapkan, hah?! Kalau bukan karena Nathan, kita semua pasti sudah mati, apa kamu tau apa maksud ucapanmu?!” "Huh!" Sarah sedikit tidak mau melepas egonya, namun pada akhirnya dia menggertakkan giginya dan berlari keluar. “Tuan Zayn, tunggu disini, aku akan mengambil barang untuk Tuan Nathan,” ucap Fred yang kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Beberapa menit kemudian, Fred kembali sambil membawa sebuah kotak di tangannya. “Tuan Zayn …. Bisakah sekali lagi aku meminta bantuanmu?” Fred berkata dengan wajah memelas pada Zayn. "Tentu saja!" "Tolong tanyakan pada Tuan Nathan tentang putriku," tatapan wajah Fred terlihat gundah. "Karena tubuh putriku merupakan titisan dari dewi salju, apakah putriku akan seperti dulu lagi?" “Baik, aku akan menanyakannya!” Zayn mengambil kotak itu, lalu menganggukkan kepalanya. "Pria brengsek!" Tapi saat Zayn bersiap keluar untuk bertanya pada Nathan, dia mendengar suara teriakan

    Last Updated : 2024-05-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 170

    “Ada apa? Aku adalah Nona Muda dari Keluarga Wibowo, dan aku rasa, aku sudah siap untuk menikah denganmu, lantas kamu tidak bersedia?” Melihat Nathan yang terdiam, Sarah sedikit tidak senang.“Bukan!” Nathan menggelengkan kepalanya. “A-aku yang miskin ini kalau bisa memperistri wanita sepertimu, sepertinya aku adalah seorang pria yang sangat beruntung! Hanya saja, aku ini seorang pria, mana boleh membiarkan kamu yang menafkahiku, aku harus berusaha sendiri, agar bisa menjadi orang yang kamu kagumi di masa depan!”Saat mendengar ucapan Nathan, Sarah merasakan kehangatan di dalam hatinya dan tersenyum bahagia. “Aku sangat terkejut, kamu bisa berkata semanis itu, hanya saja kamu memang tidak perlu berusaha! Aku akan mengatakan pada Ayah untuk mengalihkan seluruh kekayaan Keluarga Wibowo kepadamu.” lirih Sarah. “Lagipula, perusahaanku juga sudah diberikan padamu, dan kamu juga sudah menjabat sebagai Presiden Direktur, dia juga tidak akan peduli tentang perusahaan lain, lagipula dia hanya

    Last Updated : 2024-05-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 171

    “Sudah?” Nathan menatap Sherly dengan dingin. “Menyesal?”“Anggap saja kamu tidak pernah bertemu denganku.”“Semua usahaku selama ini, perlakuanmu terdapku, kamu bilang menyesal?” Nathan menutup jendela mobil.“Tunggu, aku belum selesai!” Sherly menggelengkan kepalanya dengan kuat dan memegang kaca jendela mobil. “Nathan, maafkan aku, aku benar-benar terpaksa, aku juga tidak punya cara lain!”“Kamu terpaksa atau tidak, tidak ada lagi hubungannya denganku!” Nathan menaikkan kaca jendela mobil sekaligus.Tapi Sherly terus menempel di jendela mobil dan tidak mau melepaskan dirinya. Saat itu, Sarah yang ada di kursi penumpang marah, dia mengabaikan hujan deras yang sedang mengguyur dan langsung membuka pintu mobilnya dan turun.Brak!Suara bantingan pintu dapat terdengar dengan keras.“Wanita jalang!” raung Sarah berlari ke arah Sherly.PLAK!Sarah langsung melayangkan sebuah tamparan ke arah Sherly dengan kuat. Sherly yang tiba-tiba mendapatkan tamparan itu langsung terdiam.“Kamu ini ti

    Last Updated : 2024-05-13
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 172

    “Apa ini?”Maria meraba-raba kalung suci yang digunakan oleh Nathan kepadanya.“Ma, ini adalah sebuah kalung suci yang terbuat dari batu giok sojol, semoga dengan menggunakan ini, matamu kembali melihat!”Setelah mengatakan itu, Nathan menggenggam batu giok sojol pada kalung suci itu dan mulai mengalirkan energi spiritualnya. Setelah beberapa saat, kembali cahaya keemasan bersinar terang di ruangan itu.David yang melihat kejadian aneh di hadapannya merasa sangat bingung, sejak kapan putranya memiliki kemampuan seperti ini?“Nathan, kamu harus menjelaskan semua ini padaku nanti,” David yang melihat itu berkata pelan kepada Nathan.Nathan yang mendenga ucapan sang ayah hanya bisa mengangguk dengan pasrah.“Ma, kedipkan matamu secara perlahan!”Segera, setelah beberapa saat, bola mata Maria kembali menunjukan sisi hitamnya. Dan saat Maria mengedipkan matanya, yang menarik perhatian Maria adalah wajah penuh harapan dari Nathan dan David.“Nathan! I-ini ….!” Maria tergerak hingga tubuhnya

    Last Updated : 2024-05-14
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 173

    Keesokan paginya.Nathan masih terlarut dalam kultivasinya, setelah mendapatkan Batu kristal Bintang dari Edrick, kultivasinya Nathan menjadi jauh lebih cepat. Setelah banyak menunda kultivasinya, Nathan harus bergegas mengejar ketinggalannya. Hanya saja dengan peningkatan kekuatannya, keperluan Nathan terhadap berbagai sumber daya juga semakin banyak.Hanya dalam waktu satu malam, energi spiritual yang tersimpan didalam Batu kristal Bintang itu hilang separuh, dan Nathan masih belum merasakan kekuatannya bertambah secara signifikan. Masih tidak sebanding dengan buah riccinus waktu itu.Brak! Brak!“Bangunlah, matahari sudah bersinar terang, dasar pemalas!” Sarah memukul pintu kamar Nathan dengan kuat.Nathan menghembuskan nafasnya dan membuka matanya. Saat melihat cahaya di Batu kristal Bintang yang meredup, Nathan menghela nafasnya, awalnya dia mengira Batu kristal Bintang ini akan membantu meningkatkan kultivasinya, tapi sepertinya dia terlalu polos. Sekarang, energi yang tersisa d

    Last Updated : 2024-05-14
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 174

    “Wah, bukannya ini Nathan? Kapan kamu dibebaskan, bukankah kamu dipenjara?”Mobil berhenti dan jendela mobil diturunkan, lalu seorang pemuda yang mengenakan anting-anting di telinganya menjulurkan kepala.Orang ini adalah Leo, teman kuliahnya Nathan, saat kuliah keadaan ekonomi keluarga Leo juga lumayan, mereka punya sebuah pabrik kecil, dan setelah beberapa tahun lulus, dia terlihat semakin mapan.“Nathan, kamu menghadiri acara reuni dengan berpakaian seperti ini, bukankah ini terlalu lusuh?” Seorang wanita yang duduk di kursi penumpang juga menoleh dan bertanya dengan tatapan jijik pada Nathan.‘Reuni?’Wanita ini juga teman kuliahnya Nathan, yang bernama Silva, dia dan Leo sudah bersama sejak kuliah, dan sepertinya hubungan mereka masih awet sampai sekarang. Nathan hari ini tidak mengenakan pakaian yang dibelikan oleh Sarah, meskipun jas-jas itu berharga mahal tapi Nathan merasa tidak nyaman dan tidak natural saat mengenakannya, dia lebih menyukai pakaian lamanya yang membuatnya ny

    Last Updated : 2024-05-15

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1092

    Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1091

    Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1090

    Tiga penguasa Ingras itu, yang seharusnya menjadi ancaman mematikan, kini hanya bisa merintih ketakutan. "Tuan Nathan, ampuni kami! Kami tidak bermaksud—" Suara mereka terputus oleh isak tangis, tubuh mereka bersujud ke tanah, tangan mereka menggenggam debu.Vinsen melihat pemandangan ini dengan mata terbelalak, tubuhnya seakan membeku di tempat. "Apa yang sedang terjadi?" bisiknya, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan. "Tiga penguasa Ingras ini, yang bahkan bisa menghancurkan Kota Lamar. Dan sekarang, mereka hanya bisa merangkak seperti ini?"Nathan tidak mengalihkan pandangannya. "Aku tidak tertarik pada semut-semut kecil ini," katanya, suaranya penuh penghinaan. "Jangan salahkan aku jika kalian terinjak," dengan satu gerakan tangan yang angkuh, Nathan memberi isyarat pada tiga penguasa itu untuk pergi. "Enyahlah," katanya singkat. "Aku tidak punya waktu untuk masalah seperti kalian."Ketiga penguasa Ingras itu berterima kasih dengan suara gemetar, berbalik dan melarikan diri seol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status