Share

Bab 6

Penulis: Hana Pangestu
Melihat Ralph tidak menyangkal, Shireen pun tahu itu memang benar. Dia bertanya dengan penasaran, "Apa dia sudah gila? Anak kalian baru 3 bulanan dan masih butuh ASI. Dia malah mikir mau cerai? Meskipun nggak mikirin Kakek, masa anak kandung tega ditinggal?"

Semua orang tahu Nikki yatim piatu. Satu-satunya kakek yang menemaninya pun telah meninggal beberapa tahun lalu. Dia benar-benar sebatang kara. Jika bercerai, tak mungkin bisa membawa dua anak ikut, apalagi membesarkan mereka.

"Selain itu, pagi tadi waktu Ibu ke Moonland, dia nggak di rumah. Kedua anak itu sampai menangis kelaparan. Sampai jam makan siang pun belum pulang. Dari dulu aku sudah bilang, perempuan itu nggak sebaik yang dilihat. Kakek cuma ingin balas budi, tapi salah menilai orang!"

Mendengar keluhan Shireen yang tanpa henti itu, Ralph tiba-tiba menunjukkan kejengkelannya. Dia memotong, "Di rumah ada susu formula, di kulkas juga ada ASI, anak-anak nggak mungkin sampai kelaparan. Dia orang dewasa, sesekali keluar rumah juga wajar."

Shireen tercengang. Setelah terdiam sejenak, dia terbata-bata. "Kak Ralph ... kamu kok ...."

Dia ingin bertanya kenapa Ralph malah membela Nikki?

Namun, kalimat itu tak jadi diucapkan. Karena Nikki memang istri sahnya dan ibu dari anak-anak mereka. Wajar kalau Ralph membelanya.

Mengingat ucapan pedas Nikki pagi tadi di rumah sakit, Shireen tiba-tiba merasa sedikit bersalah. "Kak Ralph ... maaf ... aku salah ...," ucapnya pelan, penuh penyesalan.

Ralph tahu maksud permintaan maaf itu. Dadanya sedikit sesak, tetapi suaranya tenang. "Kamu nggak perlu minta maaf. Nggak ada yang perlu dipikirin. Aku lagi sibuk. Kalau nggak ada apa-apa, aku tutup dulu."

"Hmm, dah ...."

Kemudian, Ralph langsung menutup telepon. Setelah itu, dia menelepon ke rumah, meminta Hadi, si kepala pelayan, untuk membereskan masalah para pembantu yang terlalu banyak bicara.

Di sisi lain, Shireen yang ditutup teleponnya hanya bisa memandangi layar, merasa sedikit kecewa. Biasanya setiap mereka bicara lewat telepon, dia yang selalu mengakhiri panggilan lebih dulu. Kali ini, malah Ralph yang melakukannya lebih dulu.

Yang lebih aneh, Ralph malah membela Nikki barusan .... Apa dengan melahirkan anak saja, seorang wanita yang tidak dicintai bisa mengubah sikap suaminya?

Kalau memang begitu, mungkin dia harus mengikuti saran Iskak, segera punya anak dengan Irfan.

....

Ketika Nikki pulang dan menyusui anak-anak, dia mendengar keributan dari bawah. Dia memanggil Bulan untuk bertanya dan baru tahu bahwa Hadi hendak memecat dua orang pembantu.

"Kenapa dipecat? Bukannya kerjaan mereka bagus?" Nikki memang tidak berada di rumah pagi tadi, jadi tidak tahu apa yang terjadi.

Bulan tidak berani bicara banyak, takut ikut terseret masalah, jadi hanya menjawab, "Mereka suka bergosip, buat Nyonya Indah marah."

Nikki memang sudah mendengar bahwa Indah datang pagi tadi. Dia sempat merasa bersyukur tak berada di rumah saat itu. Kalau sampai bertemu, pasti rasanya tidak nyaman. Tak disangka, kunjungan itu malah berbuntut panjang.

Sebagai istri yang hanya memegang status, Nikki tak punya wewenang dalam urusan rumah tangga. Jadi, dia pun tak berkata apa-apa dan membiarkan dua pembantu itu dipecat.

Sore harinya setelah tidur siang, dia menyalakan laptop untuk mencari lowongan kerja.

Niat untuk bercerai memang nyata. Hanya saja, sekarang kondisi Iskak belum stabil, jadi urusan itu harus ditunda dulu. Namun, Nikki harus mulai mempersiapkan hidupnya. Itu dimulai dari mencari pekerjaan.

Tak lama kemudian, anak-anak bangun. Dia segera bangkit menenangkan mereka dan laptop pun ditinggal menyala.

Menjelang malam, Ralph pulang kerja. Seperti biasa, dia langsung naik. Selesai mandi dan berganti pakaian santai, dia menemani anak-anak.

Saat menaruh jam tangan, tangannya tak sengaja menyentuh mouse laptop. Layar menyala kembali. Dia awalnya sudah berbalik, tetapi tiba-tiba menoleh lagi dan menyipitkan mata menatap layar.

Tab-tab pencarian masih terbuka. Lowongan kerja bidang administrasi, pemasaran, keuangan, hukum, sekretaris, dan lain-lain.

Ralph menatap layar selama beberapa detik, lalu tersenyum dingin. Ternyata keinginan bercerai itu serius. Dia bahkan sudah mulai mencari kerja.

Namun, dia benar-benar tak bisa paham. Tinggal di rumah mewah, dijemput dengan mobil mahal, dilayani oleh banyak pembantu, punya status tinggi, hidup nyaman tanpa kekurangan, bahkan punya anak laki-laki dan perempuan. Apa yang masih kurang?

Masih mau bercerai? Shireen benar, mungkin otak wanita itu memang ketiban pintu!

....

Di lantai bawah, saat mendengar suara Ralph pulang, Nikki langsung gelisah. Pagi tadi dia beradu mulut dengan Shireen di rumah sakit. Apakah Shireen sudah mengadu?

Juga soal kedatangan Indah dan ketidakhadirannya di rumah. Apakah itu juga sudah sampai ke telinga Ralph?

Kalau mereka adalah pasangan normal, hal-hal seperti ini bisa dibicarakan langsung. Namun kenyataannya, hubungan mereka jauh dari normal.

Saat makan malam, Ralph terlihat lebih dingin dari biasanya. Nikki juga tidak berbicara. Di meja makan, hanya suara sendok dan garpu yang terdengar.

Nikki bahkan kagum pada dirinya sendiri. Dalam suasana seperti ini, nafsu makannya tetap tidak terganggu. Dia terus makan sampai kekenyangan dan hampir beserdawa.

Ralph lebih dulu meninggalkan meja. Nikki melirik punggungnya dan langsung tahu, sepertinya pria ini sudah tahu semua yang terjadi tadi siang. Ekspresinya tampak aneh. Namun, karena sedang makan, Ralph tidak mengatakan apa-apa.

Nikki juga tidak ingin membicarakan hal ini di ruang makan, takut pembantu mendengar dan membicarakannya lagi. Nanti bisa-bisa ada yang dipecat lagi. Soal ini, mereka berdua memang cukup kompak.

Pukul 10 malam, setelah berhasil menidurkan anak-anak, Nikki juga bersiap tidur. Ponselnya bergetar. Pesan dari Yuni, membahas beberapa unit sewa yang dilihat tadi siang dan meminta pendapatnya.

Nikki sebenarnya tidak terlalu familier dengan Kota Coldwell. Meskipun sudah tinggal 20 tahun lebih, sejak mengandung dan melahirkan, dia nyaris tak pernah ke mana-mana selama tiga bulan ini.

Mereka pun berbincang soal masa lalu dan hal-hal lucu. Nikki tak tahan tertawa dan mendorong Yuni agar cepat-cepat pindah ke Kota Coldwell supaya dia punya teman yang bisa diajak mengobrol.

Saat ini, Ralph masuk ke kamar dan melihat Nikki tertawa lepas. Dia agak terkejut. Sudah dua tahun menikah, tetapi dia belum pernah melihat Nikki tertawa seperti itu.

Sebenarnya dia sedang mengobrol dengan siapa malam-malam begini? Sampai bisa tertawa sebahagia itu? Jangan-jangan dia bertemu pria lain? Makanya nekat ingin bercerai demi mengejar cinta sejati?

Begitu mata mereka saling bertemu, senyuman di wajah Nikki perlahan menghilang.

[ Aku mau tidur dulu, nanti tengah malam pasti bangun lagi buat nyusuin. Kamu juga istirahat ya. ]

Setelah menghentikan tawanya, Nikki segera pamit ke sahabatnya.

Yuni membalas dengan emoji tersenyum nakal.

[ Suamimu manggil ya? Hehehe. Aku nggak ganggu deh. Kita ngobrol lagi besok. ]

Nikki menatap ponselnya. Entah kenapa, pipinya merona. Kemudian, dia berbaring dan membalikkan badan.

Di mata Ralph, tindakan ini justru seperti bukti bahwa Nikki berselingkuh dan merasa bersalah. Kini, dia paham kenapa Nikki ingin bercerai, padahal hidupnya sudah senyaman ini.

Memang tidak ada cinta di antara mereka. Namun, sebagai suami, mengetahui bahwa istrinya ingin meninggalkannya demi pria lain, bahkan sampai tega meninggalkan anak-anak, membuat hatinya diliputi amarah.

Saat Nikki meletakkan ponsel dan hendak tidur, dia merasakan ranjang di belakangnya bergerak. Dengan suara tegang, dia memberanikan diri untuk bertanya, "Kamu nggak tidur di kamar lain?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 311

    Ternyata begitu! Nikki akhirnya mengerti."Apa sih yang susah dijelaskan? Dia suka sama kamu, kamu juga cinta dia, itu 'kan hal yang bagus." Awalnya Nikki mengira di dalam mobil tadi mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas sehingga tidak sengaja membuat kandungannya terguncang."Aku sudah nggak mencintainya lagi!" Ralph menatapnya, lalu kembali menegaskan sikapnya.Nikki tersenyum tipis. "Kalian berdua saling balas dendam, lumayan seru juga dilihatnya."Ralph memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Benar saja, apa pun yang dia katakan, Nikki tetap tidak akan percaya. Jadi sekalipun dia benar-benar menyatakan perasaan sekarang, Nikki hanya akan menganggapnya sebagai lelucon.Sang adik yang berada di pelukan Nikki, berusaha menyusu dengan susah payah cukup lama, tetapi tetap saja tidak bisa merasa kenyang. Nikki mengangkat payudaranya yang sudah kosong, lalu membujuk adiknya untuk melepaskan dengan penuh rasa bersalah.Namun, mana mungkin si kecil rela melepaskannya? Setelah di

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 310

    Sebagai orang luar saja, Imran merasa perkataan itu tidak pantas! Di depan Nikki berbicara seperti itu? Apa yang sebenarnya dipikirkan Shireen? Bukankah ini jelas-jelas menjadi orang ketiga secara terang-terangan?"Bu Shireen, tolong pergi dari sini." Imran menarik lengan Shireen, menyeretnya keluar.Shireen menolak, masih menatap Ralph dan berusaha. "Memang aku yang menyakitimu, tapi kamu juga sudah membalasnya! Anakku gugur karena kamu, itu belum cukup sebagai balasan? Tapi aku nggak menyalahkanmu, anggap saja itu hukuman untukku!""Sekarang kita sudah seri, siapa pun nggak berutang apa-apa lagi! Kenapa kita nggak mulai dari awal lagi? Kak Ralph, aku mohon, kasih kesempatan sekali saja untuk kita ....""Imran!" Ralph sama sekali tidak menyangka Shireen bisa merendahkan dirinya sejauh ini, bahkan menyeret-nyeret urusan yang tak ada hubungannya.Melihat bosnya marah, Imran juga tidak peduli lagi soal perbedaan laki-laki dan perempuan. Dia nyaris memeluk Shireen dengan kedua tangan, mem

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 309

    "Shireen, urusan rumah tanggaku nggak perlu kamu campuri. Waktu itu aku nggak menuntut tanggung jawabmu, kamu seharusnya bersyukur." Ralph kembali membela Nikki, wajahnya serius saat memberi peringatan pada Shireen.Kali ini gantian Shireen yang menjadi gugup. Dia kembali memasang wajah polos dan manja. Dengan suara lembut, dia berkata, "Itu semua kemauan Ibu Angkat. Aku cuma jadi tameng ....""Shireen, jangan anggap orang lain bodoh. Jangan pula terlalu pintar sampai akhirnya justru menjerat dirimu sendiri." Tanpa basa-basi, Ralph membongkar kebohongannya.Apakah memang benar ide Indah atau sebenarnya Shireen yang sengaja menjadikan Indah perisai, Ralph sangat jelas memahaminya.Wajah Shireen langsung menegang. Bibirnya terkatup erat, kepalanya menunduk.Melihat pemandangan itu, entah kenapa Nikki justru merasa agak iba pada Shireen. Dengar-dengar, sejak kecil Shireen selalu dikelilingi kasih sayang, dimanjakan habis-habisan oleh Ralph dan Irfan yang sama-sama menjadi pelindungnya. Bi

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 308

    Nikki mengalihkan pandangan. Wajahnya tampak tenang, tetapi pikirannya sudah kalut dan hatinya bergejolak hebat. Apa maksudnya ini?Sikap Ralph yang seperti sedang menahan penghinaan tetapi juga enggan melepaskan, nyaris membuatnya salah sangka, seolah-olah pria itu benar-benar mencintainya, bahkan cinta yang dalam dan tak tergoyahkan.Suasana di ruangan berubah aneh. Nikki tidak tahu harus bicara apa untuk memecah keheningan, jadi akhirnya hanya menunduk menatap putrinya di pelukan.Beberapa hari ini Nikki sakit, jadi selera makan pun hilang, membuat ASI berkurang banyak. Shani yang sudah terbiasa minum lahap pun merasa tidak puas. Dia mulai menangis sambil terus mengisap semakin keras.Sudah seminggu Nikki tidak menyusui langsung. Dia benar-benar tak tahan dengan tarikan kuat itu, sampai-sampai dahinya mengernyit menahan sakit.Melihat adegan itu, Ralph hendak memarahinya karena dianggap bukan ibu yang baik. Anak sendiri pun tak bisa diberi kenyang. Namun, saat ini Bulan berjalan mas

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 307

    Ralph berdiri di samping, hanya menonton Nikki yang pakaian dan rambutnya berantakan, sibuk kelabakan. Sementara itu, dirinya sama sekali bersikap seolah-olah tidak ada hubungannya dengan semua ini.Sejak Nikki masuk ke Moonland, Bulan sudah lebih dulu menyuruh semua pembantu dan pengasuh keluar dari rumah.Nikki jelas tak sanggup mengurus dua bayi sekaligus. Dia mendongak, menoleh ke sekeliling, tetapi tidak ada seorang pun. Dia segera paham, lalu terpaksa meminta bantuan Ralph. "Kamu cepat gendong salah satu, nanti jatuh gimana!""Kalau minta tolong, bukannya seharusnya sikapmu lebih baik?" Ralph membalas dengan santai."Mereka 'kan anakmu juga?""Bukannya juga anakmu?""Kalau begitu, satu orang gendong satu, itu paling adil.""Tapi aku sudah urus mereka berhari-hari. Kamu absen sekian lama."Maksud tersembunyi, sekarang gilirannya yang menebus, harus bisa mengurus keduanya sekaligus.Nikki sudah menduga akan dipersulit olehnya, tetapi tidak menyangka caranya seaneh dan sekonyol ini.

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 306

    Ketika kembali melangkah masuk ke Moonland, Nikki merasa dirinya seperti pencuri. Dia berjalan dengan hati-hati dan penuh rasa bersalah.Bulan menyambutnya dengan wajah penuh senyuman. "Nyonya, cepat masuk! Shavin sedang main di matras, dia sudah bisa duduk sendiri!"Ketahuan, dia tidak bisa menghindar lagi. Nikki hanya bisa tersenyum, melangkah masuk ke vila, lalu berjalan ke arah putranya.Si kecil sedang menggigit mainan, air liurnya mengalir sampai membentuk garis panjang. Saat tiba-tiba melihat ibunya muncul, Shavin menatap dengan mata bulatnya beberapa detik, lalu langsung mengangkat kedua tangannya sambil bergumam, seakan-akan memanggil "Mama".Hati Nikki seketika penuh kebahagiaan. Dia buru-buru membungkuk, mengangkat putranya ke dalam pelukan.Anak kecil memang berubah setiap hari, apalagi seminggu tak bertemu. Nikki benar-benar merasa putranya sudah tumbuh besar! Ternyata dia sudah bisa duduk sendiri!"Ah, ah, ah, oh, oh, oh ...." Shavin yang belum bisa berbicara pun menendan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status