Share

21. Cie... Ramon Beristri Dua

"Aku rasa Abang lagi gak sehat. Apa maksud Abang mau beneran poligami?!" Aku berteriak di depan wajah Bang Ramon. Tak kupedulikan lengkingan suara ini terdengar oleh orang sekampung. Habis sudah kesabaran ini atas keputusan suamiku. Tidak, aku tidak bisa dipoligami.

"Sayang, dengar dulu!" Bang Ramon menarik lembut lenganku untuk duduk di sofa ruang tamu, tapi dengan kasar kuhempaskan tangan Bang Ramon. Aku harus menunjukkan bahwa saat ini aku benar-benar marah.

"Jangan pegang!" Teriakku lagi dengan air mata yang siap tumpah. Bang Ramon akhirnya memilih duduk sendiri di sofa, sedangkan aku berdiri sambil berkacak pinggang di depannya.

"Kamu lagi hamil, Puspa, gak baik teriak-teriak seperti ini. Aku gak mau loh, nanti anak kita jadi roker."

"Gak lucu!" Lelucon yang sangat unfaedah bagiku.

"Oke, sekarang kamu mau bagaimana? Aku gak poligami? Ya tidak bisa, Sayang, ini j

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status