“Ah, maaf, sepertinya tanganku terlalu licin.” Dengan senyuman sinis penuh ejekan, Antonio menggenggam pergelangan tangan kanannya, pria itu sengaja berpura-pura sedang meregangkan ototnya tangannya.
Dengan kesal Yu Silan langsung menyambar pergelangan tangan Antonio, dengan gerakan gesit dalam waktu singkat tubuh Antonio terhempas dan jatuh di lantai. “Sraat! Braaak!” Gerakan yang Yu Silan lakukan terlihat sangat natural sekali. Yu Silan begitu senang melihat Antonio tengkurap di atas lantai. Pura-pura tidak melakukan apapun, Yu Silan membungkuk di samping kepala Antonio. “Maaf tanganku licin sekali! Padahal aku hanya ingin menjabat tangan Kakak untuk berterimakasih.” Ucapnya sambil tersenyum lalu menuju ke meja kerjanya untuk memeriksa berkasnya. Dengan wajah kesal Antonio segera bangkit berdiri, pria itu merapikan kembali jasnya dan berjalan cepat menuju pintu, dengan suasana hati kacau Antonio keluar dari dalam ruangan kerja Yu Silan. Sepuluh menit kemudian, “Tok, tok, tok!” ketukan pintu di luar ruangan kerja Yu Silan membuat aktivitas pria itu terhenti sejenak. Sejak Antonio keluar dari dalam ruangan kerjanya, Yu Silan sedari tadi duduk berjongkok di sebelah meja kerjanya untuk memunguti berkasnya yang berhamburan. Jemarinya kini terhenti lalu ia segera membuka suara pada seseorang yang sudah menunggu di luar ruangan kerjanya. “Masuk!” Seru Yu Silan pada seseorang di luar sana. “Presdir Yu, saya sudah menemukan gadis yang Anda cari.” Lapor Argon pada Yu Silan. “Sekarang, di mana wanita itu?” Tanya pria itu seraya kembali melanjutkan mengambil berkasnya dari lantai. “Dia di sini, Presdir.” Argon melambaikan tangannya pada Jia Li. Jia Li segera menggandeng lengan Saena, gadis itu membawanya masuk dengan paksa ke dalam ruangan Yu Silan. Saena panik dan takut, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Gadis itu meremas tali tasnya sambil berdiri dengan kedua kaki gemetar. “Kalian keluar dari dalam ruangan kerjaku, tinggalkan dia di sini!” Perintahnya pada Argon dan Jia Li. “Baik, Presdir.” Ucap dua orang itu bersamaan. Yu Silan menoleh sejenak ke arah Saena. Gadis itu menundukkan wajahnya dalam-dalam sambil menatap kedua sepatu yang membalut kedua kakinya. “Aku sudah meminta Papaku untuk menghubungi Ayahmu,” “Jangan Tuan! Saya mohoon..” Saena langsung memotong ucapan Yu Silan sambil berlari dan duduk bersimpuh di depan Yu Silan. Yu Silan menelan ludahnya menatap reaksi gadis di hadapannya itu. Sudah jelas Saena adalah gadis manja dan bodoh. “Pantas saja Antonio menggunakannya, gadis ini terlalu lugu dan mudah ditipu.” Gumam Yu Silan seraya menatap wajah Saena dengan tatapan tajam. “Enak saja mengataiku bodoh! Jika kamu tidak menyebut nama Papaku! Mustahil aku bersimpuh seperti pengemis di depanmu!” Geram Saena dalam hati. “Bangunlah.” Perintah Yu Silan padanya. Saena segera berdiri, gadis itu berniat pergi begitu saja. “Hei, mau ke mana kamu?” tanyanya pada Saena. “Punguti sisa berkas ini dan letakkan di atas meja kerjaku.” Perintah Yu Silan padanya. Yu Silan segera duduk di kursi meja kerjanya, dengan santai pria itu bersandar di kursi sambil menatap Saena yang kini sibuk memunguti berkas di lantai sebelah meja kerjanya. Tanpa sengaja pandangan mata Yu Silan menangkap isi dalam rok pendek yang Saena kenakan. Ternyata kedua kaki gadis itu memang sangat bagus dan mulus serta penutup yang digunakan untuk membalut organ intim milik Saena terlalu tipis, tidak mampu menyamarkan bentuk yang begitu jelas di dalamnya. Yu Silan merasa pemandangan itu sangat berbahaya, pria itu kembali teringat dengan kejadian semalam. Dengan gusar Yu Silan segera melonggarkan dasi pada lehernya. “Kenapa lama sekali? Kamu ingin aku memulangkanmu pada keluargamu?” Tawar Yu Silan lantaran merasa kalau Saena memang gadis manja dan tidak becus melakukan pekerjaan apapun di perusahaan. “Tidak! Jangan!” Seru gadis itu lalu segera berdiri dan meletakkan lembaran kertas yang dia kumpulkan dari lantai di atas meja Yu Silan. “Ini berkasnya.” Ucapnya sambil membungkuk hormat pada pria tersebut. “Duduklah,” perintah Yu Silan seraya menunjuk kursi di depan meja kerjanya. Saena segera duduk di sana, menuruti perintah dari Yu Silan. “Aku dengar kamu memilih perusahaan lain untuk melaksanakan magang. Kenapa kamu tidak memilih perusahaan Ailen?” Tanyanya pada Saena. Saena hanya mengernyitkan keningnya. Dia tidak menyangka akan mendengar pertanyaan tidak masuk akal dan di luar bayangan dalam kepalanya. Pikirnya Yu Silan memanggilnya datang untuk menyalahkan dirinya karena kejadian semalam bukan malah bertanya kenapa dia tidak pergi ke Ailen. “Aku rasa kepala pria ini terbentur semalam, dia tidak ingat siapa aku?” Gumam Saena dalam hatinya. “Aku merasa tidak cocok berada di sini. Perusahaan Ailen terlalu besar, sementara aku baru memulai.. dan untuk masuk ke sini aku..” “Kenapa berbelit-belit sekali! Braak!” Potong pria itu, Yu Silan sengaja membentak sambil menggebrak meja. “Jawab saja apa yang kamu pikirkan, keluarkan saja semua yang ada di dalam kepalamu itu!” Perintah Yu Silan. Saena menelan ludahnya, wanita itu menekan dadanya sendiri karena kaget sekali. “Mengeluarkan isi kepala? Jadi aku harus melakukan operasi bedah untuk mengeluarkan semuanya?” tanyanya dengan kedua mata mengerjap. Hanya itu yang terlintas di dalam benak Saena lantaran dia terlalu takut dan sangat terkejut. Seumur hidupnya dia tidak pernah dibentak seperti itu. Yu Silan hanya bisa melongo sambil menggelengkan kepalanya. Pria itu segera berdiri dari kursinya lalu mendekatkan wajahnya di depan wajah Saena. Gadis itu kaget sekali, Yu Silan memegangi kedua sisi sandaran kursi yang diduduki Saena. “Aku tidak yakin kamu putri dari keluarga Abraham.. Sangat jauh dari ekspetasi!” Desis Yu Silan tepat di depan wajah Saena. Saena membuka mulutnya lebar-lebar, gadis itu tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. “Hah?!” Yu Silan segera menarik mundur wajahnya dari depan Saena, pria itu mengusap wajahnya lalu kembali duduk di kursinya. Yu Silan hanya menatap wajah Saena tanpa bicara apa-apa lagi. Karena tidak sabar, Saena segera mengajukan pertanyaan pada Yu Silan. “Boleh aku tahu kenapa Tuan Yu memanggilku ke sini?” “Untuk magang, apa lagi memangnya?” Saena mengerjapkan kedua matanya, gadis itu tidak tahu apa yang harus dia lakukan di dalam ruangan dan hanya tinggal berdua dengan pria tersebut. Diam-diam Saena merasa beruntung karena Yu Silan sama sekali tidak membahas apapun tentang kejadian pada malam kemarin. Pikir Saena pria itu tidak mengingatnya. “Jadi Yu Silan memanggilku ke sini bukan untuk membahas semua yang terjadi kemarin? Pria ini sepertinya tidak terlalu jahat.” Gumam Saena dalam hati. Yu Silan hanya memeriksa berkasnya, pria itu tidak begitu mempedulikan keberadaan Saena di dalam ruangan kerjanya tersebut. Beberapa menit berlalu, tanpa sadar Saena mulai menguap. Gadis itu sangat mengantuk karena sejak tadi hanya duduk di kursi tanpa melakukan apapun sama sekali. “Huaaaahhh!” “Braaak!” Saena sangat kaget sekali, gadis itu langsung membelalakkan kedua matanya. Dia menatap ke arah Yu Silan. Pria itu sedang menatap ke arah kedua bola matanya dengan sorot mata tajam.Semenjak Saena tinggal di sisinya, hari-hari Yu Silan menjadi lebih berwarna. Seiring berjalannya waktu Saena belajar dengan serius saat magang di Ailen. Saena tidak malas-malasan lagi seperti sebelumnya.Melihat kerja keras Saena, Yu Silan merasa bangga padanya. Keluar dari Ailen Saena kembali ke universitas untuk menuntaskan kuliahnya. Saena juga sudah mulai aktif di perusahaan De Fayer milik Bai Yumei.Gadis belia yang satu tahun lalu sering menangis dan merengek manja pada ayah dan ibunya, kini terlihat mandiri dan kuat. Saena nampak cocok menjadi pewaris De Fayer group.***Di sisi lain. Antonio tinggal bersama dengan Kevan Yu dan Meline. Mereka pindah dari rumah megah mereka ke kediaman ibu Meline. Di sana rumah ibu Meline kosong. Keluarga Sujune hanya memiliki satu anak yaitu Meline. Semuanya terjadi karena tindakan sembrono Antonio di Ailen. Kevan Yu terpaksa mengganti rugi semuanya. Dengan sisi licik di balik penampilan tenang Yu Silan, akhirnya Yu Silan ber
“Saena, aku sebenarnya sudah mengalihkan De Fayer group pada Presdir Yu, aku melakukan itu untuk melindungi perusahaan. Aku tidak bisa mempercayai keluarga ibumu. Mereka serakah dan ingin mengambil alih De Fayer sejak lama. Berkat bantuan Presdir Yu, serta naungan Ailen, mereka tidak berani bertindak lagi. Kamu tidak perlu cemas dengan saham De Fayer, mereka terdiri dari nama ibumu, Saena.”Penjelasan Abraham membuat Saena merasa bersalah dan semakin mencintai Yu Silan. Ketika malam hari, Saena kembali melayani Yu Silan dengan sepenuh hati. Desahan Saena memenuhi ruang kamarnya di lantai atas, malam ini dia dan Yu Silan memutuskan untuk tinggal di kediaman Abraham. Terakhir tadi, Abraham juga membahas keputusan tentang pernikahan Saena. Tentu saja hal itu membuat Saena semakin lengket pada Yu Silan. Ada banyak ketakutan sempat singgah di dalam hati Saena. Melihat sosok Yu Silan yang begitu sempurna, ditambah para gadis yang sibuk mencuri perhatian darinya. Tak terhitung dari Ail
“Basah dan seksi.” Bisik Yu Silan ketika jemari tengahnya sampai ke dalam sisi intim Saena, merasakan denyutan dan juga cairan yang licin pada jemarinya. “Ayolah, Tuan, please ...” wajah Saena mulai memelas. Saena menaikkan ujung gaunnya hingga sebatas pinggang, g-stringnya dia tarik hingga terlepas. “Tuan, aahh, sshhh, sentuhanmu, membuatku tidak tahan.” Bisiknya penuh hasrat. Dengan posisi berdiri Yu Silan mengarahkan kejantanannya pada sisi intim Saena, mereka berdua melakukan hubungan intim dengan posisi berdiri. Saena sangat menikmati gesekan yang dilakukan oleh Yu Silan. Yu Silan terus menggeseknya, sampai tiga puluh menit lamanya hingga liang intim Saena penuh dengan cairan yang sangat licin. Yu Silan tidak bisa menahan keinginan untuk menyesap kedua bukit kenyal pada kedua dada Saena. “Ouhh, Tuan Yu, ini sangat nikmat sekali, ouhh Tuan.” Rintih Saena penuh kepuasan. Dia sudah dua kali klimaks sejak melakukan hubungan intim dengan Yu Silan bebera
Sesuai dengan dugaan Yu Silan, Antonio tidak secerdik yang dipikirkan. Mau ditempatkan di posisi setinggi apapun di dalam kepala Antonio hanya terisi dengan kesenangan bukan perjuangan untuk mendapatkan prestasi di perusahaan. Sejak awal Antonio hanya menginginkan kenyamanan dan tidak begitu peduli dengan perkembangan Ailen.Usai dari bekerja hari itu, Antonio tidak pulang ke kediaman Kevan Yu. Dia pulang ke kediamannya sendiri, di sana beberapa wanita sudah duduk menunggu kehangatan. Antonio sangat suka berfoya-foya.“Tuan Antonio!” Seru wanita panggilan tersebut begitu melihat Antonio masuk ke dalam rumah. Dia berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekat. Antonio memeluknya dengan mesra kemudian membawa langkah kaki mereka berdua menuju ke dalam kamar. Di dalam kamar helai demi helai baju mereka terlepas dari tubuh masing-masing.***Di sisi lain, Yu Silan masih tinggal di dalam sebuah restoran. Sore ini dia memiliki jadwal untuk bertemu dengan beberapa klien. Yu S
Keesokan harinya, Yu Silan terjaga di atas ranjang, Saena Abraham tinggal di dalam pelukannya. Saena belum terjaga dari tidurnya, Saena terlihat lelap sekali.“Dia pasti merasa lelah.” Gumamnya. Dikecupnya kening Saena dengan kecupan pelan. Yu Silan tidak ingin membuat gadisnya terjaga. Dengan perlahan Yu Silan memindahkan lengan lembut Saena ke samping lalu dia bangun dari atas tempat tidur untuk bersiap ke Ailen.Satu jam kemudian ... Saena terbangun, dia tadi bermimpi indah. Saat terjaga senyum masih mengembang di bibirnya. Hanya sesaat, lantaran pada detik berikutnya dia mulai panik karena tidak mendapati Yu Silan di sisinya.“Tuan! Tuan Yu! Tuaaan Yuuuuuu!” jeritnya dari dalam kamar.Nuan sedang menyiapkan sarapan segera meninggalkan meja makan untuk pergi menuju ke arah suara jeritan. Nuan mencari Saena, sampai di depan pintu kamar Yu Silan, Nuan tidak berani menerobos masuk. Dia hanya mengetuk pintu sambil memanggil nama Saena.“Nona Muda? Nonaa? Nona baik
“Tuan Yu marah?” Tanyanya kemudian. Dia merasa Yu Silan memiliki ganjalan dalam dada saat melihat Yu Silan menghela napas berat beberapa saat yang lalu.“Tidak sama sekali.” Jawabnya dengan tatapan santai tanpa senyum di bibirnya.Saena memeluk pinggang Yu Silan sambil menyandarkan pipinya pada dadanya.“Aku jatuh cinta pada Tuan Yu. Tapi rasanya sekarang ...”“Kamu ragu padaku, aku harus meluruskannya, sebelum kamu memutuskan kabur dari sisiku seperti belakangan ini. Kamu tahu, aku tidak akan membiarkan wanitaku jatuh ke dalam genggaman pria lain. Itu membuatku sangat kesal!” ucapnya dengan serius. Yu Silan mungkin bisa bersabar dengan masalah yang datang dan pergi di perusahaan. Tapi dia sama sekali tidak bisa bersabar ketika mendapati wanita yang dicintainya pergi dan menutup pintu darinya.“Tidak akan Tuan, mungkin aku hanya pindah ke BCC.” Jawab Saena dengan suara pelan.“Kamu! Astaga! Chan Fan? Apakah pria itu lebih menarik? Tega sekali!” Keluhnya. Yu S