Share

Bab 2

Penulis: Zoya
Namun, mainan tetaplah mainan. Ia tidak bisa memberikan detail seperti manusia asli maupun perubahan suhu tubuh yang nyata. Bahkan dengan posisi paling sederhana, mainan pun sulit membuatku merasa puas.

Setiap hari tanpa suamiku, membuatku selalu merindukannya. Setiap saat, aku merindukan tubuhnya, ukurannya, suhu tubuhnya, dan segala hal tentang dirinya.

Setiap malam, aku hanya bisa menggunakan mainan sebagai pengganti suamiku, sambil membayangkan suamiku masih ada di sampingku dan menyentuhku dengan penuh kasih sayang.

Dua hari pertama setelah suamiku pergi, aku masih bisa sedikit menenangkan diri dengan mainan sebagai pelampiasan. Namun, makin lama, tubuhku makin tidak puas hanya dengan mainan tersebut.

Aku sudah membeli berbagai macam mainan unik dan berukuran besar. Namun, setelah menggunakannya, bukan kepuasan yang kudapat. Api dalam diriku justru makin membesar daripada sebelumnya!

Sekarang, setiap kali aku memejamkan mata, yang terlintas di benakku hanyalah sosok pria.

Bahkan yang lebih parah lagi, sekarang setiap pria yang aku lihat di jalan terlihat sangat menarik bagiku, termasuk pengemis di jalanan. Terkadang aku sampai meneteskan air liur ketika menatap pria-pria itu. Ketika melihat pria berotot yang memperlihatkan otot perutnya, aku rasanya ingin langsung menerkam mereka di tempat!

Aku tahu pikiran seperti ini tidak baik, tapi aku tidak bisa menahannya. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku.

Lihat, baru saja selesai telepon suamiku, celana dalamku sudah basah lagi. Ini sudah celana dalam ketiga yang aku ganti hari ini. Ini menunjukkan betapa hasratku telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan.

Tidak berlebihan kalau aku katakan, kalau di rumahku ada anjing pudel, mungkin aku akan langsung merunduk di lantai dan membiarkannya melayaniku.

Suatu hari, aku baru saja pulang kerja dan hendak naik kereta bawah tanah. Kantorku terletak di dekat pusat kota, jadi jumlah penumpangnya sangat banyak. Hampir setiap hari aku harus berdesak-desakan dengan orang-orang di kereta bawah tanah.

Kerumunan orang masih sama seperti biasanya. Aku baru saja melangkah masuk ke kereta bawah tanah dan hendak duduk di sebuah kursi, tiba-tiba dorongan dari kerumunan membuatku terdorong hingga ke sudut kereta bawah tanah dengan posisi membelakangi penumpang lain.

Melalui pantulan kaca kereta bawah tanah, aku melihat banyak pria berdiri di belakangku. Yang paling mencolok adalah pria tinggi besar yang tepat berada di belakangku.

Saat itu, aku terjepit di sudut kereta bawah tanah dan dikelilingi para pria. Mereka sangat dekat denganku, dan aroma khas maskulin mereka memenuhi udara di sekitarku, membuatku terbuai.

Pria. Ada banyak pria. Ada banyak pria berotot.

Aku menginginkan mereka!

Aku ingin dikerumuni mereka. Aku ingin dimainkan dengan kasar di dalam kereta bawah tanah!

Tiba-tiba aku membayangkan adegan sedang dikerumuni tiga atau empat pria kasar di sudut kereta bawah tanah dan mereka melecehkanku dengan kejam. Seketika jantungku berdebar kencang dan seluruh tubuhku memanas.

Napasku tersengal-sengal, tubuhku bergoyang mengikuti gerakan kereta bawah tanah yang sesekali berhenti, membuatku tanpa sengaja bersentuhan dengan pria di belakangku.

Setiap sentuhan singkat itu membuat tubuhku makin panas dan gatal. Pahaku mengencang dan mengeluarkan cairan aneh akibat reaksi tubuh yang intens.

Aku memegang erat tiang kereta bawah tanah, mengencangkan paha, dan menggigit bibir merahku sampai sakit. Aku berusaha untuk tetap sadar.

Tidak! Tidak boleh!

Aku tidak boleh mempermalukan diri sendiri di tempat seperti ini. Aku harus mengendalikan tubuhku dan tidak boleh mencapai klimaks dalam situasi seperti ini.

Setelah kereta bawah tanah tiba di stasiun, jumlah penumpang perlahan berkurang. Pria-pria yang tadi mengelilingiku dari belakang, kini tinggal seorang. Pria yang paling tinggi besar tetap berada di sana.

Setelah tiga pria turun, pria tinggi besar di belakangku sengaja mendekat. Bahkan tangannya memegang tiang yang sama, tepat di atas tanganku, seolah disengaja.

Entah mengapa, meskipun merasa jijik dengan situasi ini, diam-diam hatiku justru mengharapkan sesuatu. Mengira-ngira apa yang mungkin dilakukan pria di belakangku ini.

Namun, sepanjang perjalanan, dia tidak melakukan apa-apa terhadapku. Dia hanya berdiri di belakangku, dan selain tidak sengaja menyentuh bokongku saat kereta bawah tanah berguncang, tidak ada tindakan lain yang dia lakukan.

Rasa kecewa menyergapku. Apakah daya tarikku kurang?

Ketika kereta bawah tanah tiba-tiba berhenti di stasiun, segerombolan penumpang kembali memasuki kereta bawah tanah, membuat suasana di dalam kereta bawah tanah menjadi padat kembali.

Pria tinggi besar itu pun kembali terdorong kerumunan hingga berdiri tepat di belakangku, kali ini jaraknya bahkan lebih dekat dari sebelumnya.

Sekarang bokongku benar-benar menempel di selangkangannya. Setiap kali kereta bawah tanah berguncang, bokongku bergesekan dengan bagian sensitifnya.

Sensasi ini membuat tubuhku terbakar dan jantung berdebar tidak karuan.

Aku sangat ingin suamiku ada di sini.

Aku sangat ingin dipuaskan oleh pria!

Tiba-tiba, sepasang tangan hangat menempel di bokongku, lalu meremasnya dengan kuat.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 8

    Sambil berbicara, tangan ayah mertua menyusup ke dalam gaun tidurku, merayap naik hingga akhirnya menggenggam erat payudaraku.Tubuhku gemetar hebat, suara erangan rendah tidak tertahan keluar dari bibirku."Ayah... Mertua, hentikan! Kita nggak boleh gini!"Ayah mertua mengabaikan protesku. Gerakannya malah makin kasar dan mulai menggenggam lebih keras.Aku meringis kesakitan dan menghirup udara dalam-dalam. Melihat ayah mertua masih ingin melangkah lebih jauh, aku panik dan berteriak, "Ayah... aku sudah selesai ke kamar mandi, tolong biarkan aku keluar. Aku mau cari tukang untuk perbaiki lampunya!"Mulutku memang berkata begitu, tapi tubuhku sama sekali tidak bergerak. Seolah tubuhku sedang memberitahuku bahwa aku sebenarnya enggan untuk pergi."Nggak perlu. Besok Ayah yang perbaiki.""Anna, badanmu panas sekali. Apa kamu sakit? Biar ayah periksa."Dalam sekejap mataku membelalak, dan aku langsung menggenggam erat tangan ayah mertua."Ayah, nggak boleh!"Ayah mertua mengabaikan penola

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 7

    Aku tengkurap di tempat tidur, badanku basah kuyup oleh keringat, dan mataku dipenuhi hasrat akan kehadiran seorang pria.Aku butuh seorang pria, pria mana saja boleh!Ya Tuhan, kumohon berikanlah aku seorang pria yang berotot, asal lebih berotot daripada ayah mertua saja, aku sudah senang!Aku memejamkan mata dan mulai berfantasi, sementara tubuhku terus bergerak tanpa henti, hingga akhirnya aku kelelahan, barulah aku berhenti.Saat kesadaranku hampir hilang, sebuah pertanyaan masih mengganggu di pikiranku.Jika tadi ayah mertua tiba-tiba masuk, apakah aku akan melawannya? Atau justru aku yang akan membuka kaki dan memohon padanya?Aku tidak tahu sudah tertidur berapa lama, sampai akhirnya aku terbangun karena telepon dari suamiku.Setelah kuangkat, suara suamiku terdengar dari seberang telepon."Sayang, apa ayah sudah sampai di rumah?"Aku menjawab, "Sudah.""Oke. Selama beberapa hari ini aku nggak di rumah, kamu rawat ayah dengan baik, ya," ujar suamiku.Merawat? Merawat seperti apa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 6

    Suara ayah mertua penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, sementara gerakan tangannya mulai berubah.Dalam hatiku, aku sangat sadar ayah mertua tidak akan berhenti sampai di sini. Apa yang dia pikirkan dan lakukan selanjutnya pasti akan makin kelewat batas dan keterlaluan.Meskipun tubuhku terasa seolah bukan milikku lagi, aku masih bisa merasakan apa yang ingin dilakukan ayah mertua. Benda panas yang menekan dari belakang membuatku terkejut dan panik.Apakah dia ingin... merenggutku di sini?Tidak boleh! Aku ini menantunya sendiri, gimana bisa dia melakukan hal seperti ini?Gerakan ayah mertua ini membuatku tersadar. Aku menggigit kuat lidahku dan rasa sakit yang tajam berhasil menekan binatang buas dalam tubuhku.Aku berniat menoleh untuk mengungkapkan identitasku pada ayah mertua, tapi aku tanpa sengaja justru melihat benda ayah mertua yang luar biasa besar.Ya Tuhan, apakah ukuran seperti ini wajar dimiliki manusia?Ini benar-benar mengejutkan!Aku tertegun memandanginya dan tanpa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 5

    Dalam bayangan jendela, ayah mertua berdiri tepat di belakangku, tubuhnya menempel erat. Lengannya yang kekar membungkus seluruh tubuhku dalam pelukannya. Karena hanya pantulan, ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi aku rasa dia pasti sedang menikmati momen ini dengan ekspresi puas.Kepalaku menunduk. Setelah tahu yang di belakangku adalah ayah mertua sendiri, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman. Yang kupikirkan hanyalah segera turun di stasiun berikutnya dan lari menjauh.Tangan ayah mertua yang berada di pinggangku mulai tidak bisa diam lagi. Dia berusaha membuka kancing bajuku dan menyelusup masuk melalui celah. Tentu saja aku menolak. Tanganku menggenggam erat kancing kemeja, sementara kedua kakiku mengatup rapat. Aku tidak memberinya kesempatan sedikit pun.Seluruh otot tubuhku menegang dan aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku menggunakan rasa sakit di bibirku untuk melawan ayah mertua.Aku harus menghentikannya, ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung!Melihatku mulai

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 4

    Sebelum suamiku berangkat dinas, dia sudah memberitahuku bahwa ayahnya, yaitu ayah mertuaku, akan datang ke rumah untuk beristirahat beberapa hari sekaligus menjagaku.Aku sempat berpikir kenapa ayah mertua belum juga menghubungiku selama beberapa hari ini dan berniat menghubunginya. Tidak disangka, kami justru bertemu di kereta bawah tanah dengan cara yang sangat aneh dan tidak terduga.Yang lebih mengejutkanku, orang mesum di kereta bawah tanah itu ternyata adalah ayah mertua sendiri. Sepertinya ayah mertua tidak mengenaliku. Dia hanya tergoda oleh tubuhku dan berniat mengambil kesempatan untuk melecehkanku.Saat muda, pria memang suka menggoda wanita, begitu juga saat tua. Sekarang ini, bukankah ada banyak orang yang memanfaatkan usia tuanya untuk bertindak semena-mena? Mereka merasa punya pembenaran saat berbuat hal yang tidak pantas, hanya karena usia mereka lebih tua. Mereka akan berkata, aku ini sudah tua, kalian berani melawanku?Awalnya, ayah mertua mungkin hanya berniat menga

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 3

    Orang Mesum!Saat merasakan tangan kasar seorang pria yang menyentuh bokongku dengan kuat, aku langsung menyadari aku sedang bertemu dengan orang mesum di kereta bawah tanah!Wanita yang cantik dan berpenampilan menarik hampir selalu berhadapan dengan orang mesum di kereta bawah tanah, kereta api, atau bus. Pelaku biasanya mencari wanita yang sendirian, lalu memanfaatkan kesempatan untuk berbuat tidak pantas.Karena berada di tempat ramai, banyak wanita memilih untuk tidak berteriak karena takut mempermalukan diri sendiri saat dilecehkan oleh orang mesum. Orang mesum justru memanfaatkan rasa takut ini untuk lecehkan mereka.Hari ini, aku mengenakan pakaian yang cukup dewasa. Atasan yang kukenakan adalah blazer wanita yang dipadukan dengan kemeja putih di dalamnya, dengan dua kancing bagian kerah terbuka, sehingga memperlihatkan bagian payudaraku.Untuk bawahan, aku memakai rok pendek ketat. Karena hari ini aku sangat tersiksa oleh penyakit kecanduanku, aku sempat pergi ke kamar mandi d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status