Share

Bab 5

Penulis: Zoya
Dalam bayangan jendela, ayah mertua berdiri tepat di belakangku, tubuhnya menempel erat. Lengannya yang kekar membungkus seluruh tubuhku dalam pelukannya. Karena hanya pantulan, ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi aku rasa dia pasti sedang menikmati momen ini dengan ekspresi puas.

Kepalaku menunduk. Setelah tahu yang di belakangku adalah ayah mertua sendiri, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman. Yang kupikirkan hanyalah segera turun di stasiun berikutnya dan lari menjauh.

Tangan ayah mertua yang berada di pinggangku mulai tidak bisa diam lagi. Dia berusaha membuka kancing bajuku dan menyelusup masuk melalui celah. Tentu saja aku menolak. Tanganku menggenggam erat kancing kemeja, sementara kedua kakiku mengatup rapat. Aku tidak memberinya kesempatan sedikit pun.

Seluruh otot tubuhku menegang dan aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku menggunakan rasa sakit di bibirku untuk melawan ayah mertua.

Aku harus menghentikannya, ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung!

Melihatku mulai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 8

    Sambil berbicara, tangan ayah mertua menyusup ke dalam gaun tidurku, merayap naik hingga akhirnya menggenggam erat payudaraku.Tubuhku gemetar hebat, suara erangan rendah tidak tertahan keluar dari bibirku."Ayah... Mertua, hentikan! Kita nggak boleh gini!"Ayah mertua mengabaikan protesku. Gerakannya malah makin kasar dan mulai menggenggam lebih keras.Aku meringis kesakitan dan menghirup udara dalam-dalam. Melihat ayah mertua masih ingin melangkah lebih jauh, aku panik dan berteriak, "Ayah... aku sudah selesai ke kamar mandi, tolong biarkan aku keluar. Aku mau cari tukang untuk perbaiki lampunya!"Mulutku memang berkata begitu, tapi tubuhku sama sekali tidak bergerak. Seolah tubuhku sedang memberitahuku bahwa aku sebenarnya enggan untuk pergi."Nggak perlu. Besok Ayah yang perbaiki.""Anna, badanmu panas sekali. Apa kamu sakit? Biar ayah periksa."Dalam sekejap mataku membelalak, dan aku langsung menggenggam erat tangan ayah mertua."Ayah, nggak boleh!"Ayah mertua mengabaikan penola

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 7

    Aku tengkurap di tempat tidur, badanku basah kuyup oleh keringat, dan mataku dipenuhi hasrat akan kehadiran seorang pria.Aku butuh seorang pria, pria mana saja boleh!Ya Tuhan, kumohon berikanlah aku seorang pria yang berotot, asal lebih berotot daripada ayah mertua saja, aku sudah senang!Aku memejamkan mata dan mulai berfantasi, sementara tubuhku terus bergerak tanpa henti, hingga akhirnya aku kelelahan, barulah aku berhenti.Saat kesadaranku hampir hilang, sebuah pertanyaan masih mengganggu di pikiranku.Jika tadi ayah mertua tiba-tiba masuk, apakah aku akan melawannya? Atau justru aku yang akan membuka kaki dan memohon padanya?Aku tidak tahu sudah tertidur berapa lama, sampai akhirnya aku terbangun karena telepon dari suamiku.Setelah kuangkat, suara suamiku terdengar dari seberang telepon."Sayang, apa ayah sudah sampai di rumah?"Aku menjawab, "Sudah.""Oke. Selama beberapa hari ini aku nggak di rumah, kamu rawat ayah dengan baik, ya," ujar suamiku.Merawat? Merawat seperti apa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 6

    Suara ayah mertua penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, sementara gerakan tangannya mulai berubah.Dalam hatiku, aku sangat sadar ayah mertua tidak akan berhenti sampai di sini. Apa yang dia pikirkan dan lakukan selanjutnya pasti akan makin kelewat batas dan keterlaluan.Meskipun tubuhku terasa seolah bukan milikku lagi, aku masih bisa merasakan apa yang ingin dilakukan ayah mertua. Benda panas yang menekan dari belakang membuatku terkejut dan panik.Apakah dia ingin... merenggutku di sini?Tidak boleh! Aku ini menantunya sendiri, gimana bisa dia melakukan hal seperti ini?Gerakan ayah mertua ini membuatku tersadar. Aku menggigit kuat lidahku dan rasa sakit yang tajam berhasil menekan binatang buas dalam tubuhku.Aku berniat menoleh untuk mengungkapkan identitasku pada ayah mertua, tapi aku tanpa sengaja justru melihat benda ayah mertua yang luar biasa besar.Ya Tuhan, apakah ukuran seperti ini wajar dimiliki manusia?Ini benar-benar mengejutkan!Aku tertegun memandanginya dan tanpa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 5

    Dalam bayangan jendela, ayah mertua berdiri tepat di belakangku, tubuhnya menempel erat. Lengannya yang kekar membungkus seluruh tubuhku dalam pelukannya. Karena hanya pantulan, ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi aku rasa dia pasti sedang menikmati momen ini dengan ekspresi puas.Kepalaku menunduk. Setelah tahu yang di belakangku adalah ayah mertua sendiri, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman. Yang kupikirkan hanyalah segera turun di stasiun berikutnya dan lari menjauh.Tangan ayah mertua yang berada di pinggangku mulai tidak bisa diam lagi. Dia berusaha membuka kancing bajuku dan menyelusup masuk melalui celah. Tentu saja aku menolak. Tanganku menggenggam erat kancing kemeja, sementara kedua kakiku mengatup rapat. Aku tidak memberinya kesempatan sedikit pun.Seluruh otot tubuhku menegang dan aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku menggunakan rasa sakit di bibirku untuk melawan ayah mertua.Aku harus menghentikannya, ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung!Melihatku mulai

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 4

    Sebelum suamiku berangkat dinas, dia sudah memberitahuku bahwa ayahnya, yaitu ayah mertuaku, akan datang ke rumah untuk beristirahat beberapa hari sekaligus menjagaku.Aku sempat berpikir kenapa ayah mertua belum juga menghubungiku selama beberapa hari ini dan berniat menghubunginya. Tidak disangka, kami justru bertemu di kereta bawah tanah dengan cara yang sangat aneh dan tidak terduga.Yang lebih mengejutkanku, orang mesum di kereta bawah tanah itu ternyata adalah ayah mertua sendiri. Sepertinya ayah mertua tidak mengenaliku. Dia hanya tergoda oleh tubuhku dan berniat mengambil kesempatan untuk melecehkanku.Saat muda, pria memang suka menggoda wanita, begitu juga saat tua. Sekarang ini, bukankah ada banyak orang yang memanfaatkan usia tuanya untuk bertindak semena-mena? Mereka merasa punya pembenaran saat berbuat hal yang tidak pantas, hanya karena usia mereka lebih tua. Mereka akan berkata, aku ini sudah tua, kalian berani melawanku?Awalnya, ayah mertua mungkin hanya berniat menga

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 3

    Orang Mesum!Saat merasakan tangan kasar seorang pria yang menyentuh bokongku dengan kuat, aku langsung menyadari aku sedang bertemu dengan orang mesum di kereta bawah tanah!Wanita yang cantik dan berpenampilan menarik hampir selalu berhadapan dengan orang mesum di kereta bawah tanah, kereta api, atau bus. Pelaku biasanya mencari wanita yang sendirian, lalu memanfaatkan kesempatan untuk berbuat tidak pantas.Karena berada di tempat ramai, banyak wanita memilih untuk tidak berteriak karena takut mempermalukan diri sendiri saat dilecehkan oleh orang mesum. Orang mesum justru memanfaatkan rasa takut ini untuk lecehkan mereka.Hari ini, aku mengenakan pakaian yang cukup dewasa. Atasan yang kukenakan adalah blazer wanita yang dipadukan dengan kemeja putih di dalamnya, dengan dua kancing bagian kerah terbuka, sehingga memperlihatkan bagian payudaraku.Untuk bawahan, aku memakai rok pendek ketat. Karena hari ini aku sangat tersiksa oleh penyakit kecanduanku, aku sempat pergi ke kamar mandi d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status