Masuk"A... Ayah Mertua, ja... jangan gini, ini... ini sangat memalukan." Ayah mertua menahanku di depan jendela besar, dia mengangkat salah satu kakiku dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menekan dan meremas payudaraku dengan kuat. "Apa yang memalukan? Lihat orang-orang di bawah sana, betapa mengasyikkannya ini."
Lihat lebih banyakSambil berbicara, tangan ayah mertua menyusup ke dalam gaun tidurku, merayap naik hingga akhirnya menggenggam erat payudaraku.Tubuhku gemetar hebat, suara erangan rendah tidak tertahan keluar dari bibirku."Ayah... Mertua, hentikan! Kita nggak boleh gini!"Ayah mertua mengabaikan protesku. Gerakannya malah makin kasar dan mulai menggenggam lebih keras.Aku meringis kesakitan dan menghirup udara dalam-dalam. Melihat ayah mertua masih ingin melangkah lebih jauh, aku panik dan berteriak, "Ayah... aku sudah selesai ke kamar mandi, tolong biarkan aku keluar. Aku mau cari tukang untuk perbaiki lampunya!"Mulutku memang berkata begitu, tapi tubuhku sama sekali tidak bergerak. Seolah tubuhku sedang memberitahuku bahwa aku sebenarnya enggan untuk pergi."Nggak perlu. Besok Ayah yang perbaiki.""Anna, badanmu panas sekali. Apa kamu sakit? Biar ayah periksa."Dalam sekejap mataku membelalak, dan aku langsung menggenggam erat tangan ayah mertua."Ayah, nggak boleh!"Ayah mertua mengabaikan penola
Aku tengkurap di tempat tidur, badanku basah kuyup oleh keringat, dan mataku dipenuhi hasrat akan kehadiran seorang pria.Aku butuh seorang pria, pria mana saja boleh!Ya Tuhan, kumohon berikanlah aku seorang pria yang berotot, asal lebih berotot daripada ayah mertua saja, aku sudah senang!Aku memejamkan mata dan mulai berfantasi, sementara tubuhku terus bergerak tanpa henti, hingga akhirnya aku kelelahan, barulah aku berhenti.Saat kesadaranku hampir hilang, sebuah pertanyaan masih mengganggu di pikiranku.Jika tadi ayah mertua tiba-tiba masuk, apakah aku akan melawannya? Atau justru aku yang akan membuka kaki dan memohon padanya?Aku tidak tahu sudah tertidur berapa lama, sampai akhirnya aku terbangun karena telepon dari suamiku.Setelah kuangkat, suara suamiku terdengar dari seberang telepon."Sayang, apa ayah sudah sampai di rumah?"Aku menjawab, "Sudah.""Oke. Selama beberapa hari ini aku nggak di rumah, kamu rawat ayah dengan baik, ya," ujar suamiku.Merawat? Merawat seperti apa
Suara ayah mertua penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, sementara gerakan tangannya mulai berubah.Dalam hatiku, aku sangat sadar ayah mertua tidak akan berhenti sampai di sini. Apa yang dia pikirkan dan lakukan selanjutnya pasti akan makin kelewat batas dan keterlaluan.Meskipun tubuhku terasa seolah bukan milikku lagi, aku masih bisa merasakan apa yang ingin dilakukan ayah mertua. Benda panas yang menekan dari belakang membuatku terkejut dan panik.Apakah dia ingin... merenggutku di sini?Tidak boleh! Aku ini menantunya sendiri, gimana bisa dia melakukan hal seperti ini?Gerakan ayah mertua ini membuatku tersadar. Aku menggigit kuat lidahku dan rasa sakit yang tajam berhasil menekan binatang buas dalam tubuhku.Aku berniat menoleh untuk mengungkapkan identitasku pada ayah mertua, tapi aku tanpa sengaja justru melihat benda ayah mertua yang luar biasa besar.Ya Tuhan, apakah ukuran seperti ini wajar dimiliki manusia?Ini benar-benar mengejutkan!Aku tertegun memandanginya dan tanpa
Dalam bayangan jendela, ayah mertua berdiri tepat di belakangku, tubuhnya menempel erat. Lengannya yang kekar membungkus seluruh tubuhku dalam pelukannya. Karena hanya pantulan, ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi aku rasa dia pasti sedang menikmati momen ini dengan ekspresi puas.Kepalaku menunduk. Setelah tahu yang di belakangku adalah ayah mertua sendiri, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman. Yang kupikirkan hanyalah segera turun di stasiun berikutnya dan lari menjauh.Tangan ayah mertua yang berada di pinggangku mulai tidak bisa diam lagi. Dia berusaha membuka kancing bajuku dan menyelusup masuk melalui celah. Tentu saja aku menolak. Tanganku menggenggam erat kancing kemeja, sementara kedua kakiku mengatup rapat. Aku tidak memberinya kesempatan sedikit pun.Seluruh otot tubuhku menegang dan aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku menggunakan rasa sakit di bibirku untuk melawan ayah mertua.Aku harus menghentikannya, ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung!Melihatku mulai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasanLebih banyak