Share

Keperkasaan Sang Mertua
Keperkasaan Sang Mertua
Penulis: Zoya

Bab 1

Penulis: Zoya
Aku adalah seorang wanita yang memiliki hasrat sangat kuat. Setiap malam aku sering gelisah dan sulit tidur karena diliputi oleh hasrat tersebut.

Setiap pagi saat bangun, hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengganti celana dalam. Terkadang, ketika aku terangsang, aku harus mengganti celana dalam dua hingga tiga kali dalam sehari.

Untuk menghindari hal seperti itu, aku selalu bawa banyak celana dalam baru dan pembalut di dalam tas. Kedua barang ini adalah kebutuhanku sehari-hari.

Bisa dibilang, hidupku tidak bisa lepas dari dua barang ini.

Begitu kehilangan perlindungan dari kedua barang ini, aku bisa memperlihatkan sisiku yang memalukan dan buruk di depan rekan kerja maupun orang asing. Demi menjaga rasa maluku, aku sering pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk melampiaskannya, agar bisa melepaskan sedikit hasrat yang ada dalam diri.

Kondisi tubuhku ini sudah berlangsung bertahun-tahun, tapi aku tidak pernah memeriksakan diri ke rumah sakit. Ketika aku merasa baik-baik saja, aku sering mencari informasi terkait hal ini di internet.

Di tengah malam, aku gelisah dan tidak bisa tidur, pikiranku dipenuhi bayangan pria berotot. Ketika disentuh oleh pria asing, tubuhku langsung bereaksi hebat. Aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak merapatkan kaki ketika melihat seorang pria...

Menurut informasi di internet, kondisiku ini mungkin bisa disebut sebagai penyakit kecanduan. Penyakit ini tidak terlalu membahayakan tubuh secara fisik, tapi memberikan siksaan yang menyakitkan, baik secara mental maupun fisik.

Saat ini, aku hampir mencapai tingkat penderitaan yang sangat menyiksa baik secara fisik maupun mental.

Setiap kali berhenti bekerja dan menutup mata, yang terlintas di kepalaku hanyalah tentang pria dan hal-hal terkait dengan bagian bawah pria.

Penyakit kecanduan ini terus menyiksaku tanpa henti, terutama di malam hari. Akal sehatku akan hilang sepenuhnya, menjadikanku cangkang kosong yang hanya dipenuhi hasrat pelampiasan dan ingin mengisi kekosongan dalam diri.

Hasratku mencapai puncaknya saat masa ovulasi. Saat itu, aku hampir harus melakukannya tiga hingga empat kali sekali. Jika tidak, tubuhku akan terasa panas dan gatal, pikiranku pun akan sepenuhnya dikuasai oleh hasrat tersebut.

Singkatnya, kondisiku ini bisa disebut sebagai terbakar oleh hasrat.

Suamiku adalah pria dari utara yang bertubuh tinggi besar dan sangat berotot.

Tentu saja, hal yang paling membuatku puas dari suamiku bukanlah tubuhnya yang tinggi besar atau berotot, melainkan karena bagian bawahnya sangat perkasa.

Suamiku dulunya adalah mahasiswa jurusan olahraga, jadi daya tahan dan kekuatannya jauh melampaui kebanyakan pria saat ini.

Aku dan suamiku sangat cocok dalam hal seks. Ukurannya pun pas untuk mengisi kekosongan dalam diriku.

Setiap kali penyakit kecanduan ini menyiksaku, selama suamiku ada di dekatku, dia selalu bisa membantuku mengatasinya dengan cepat dan mengisi kekosongan dalam diriku.

Karena kondisi ini, aku dan suamiku belum berani memiliki anak. Kami khawatir setelah melahirkan, penyakitku akan makin parah dan hasratku menjadi tidak terkendali.

Untuk mencegahnya, suamiku dan aku telah berdiskusi dan menyepakati sebuah solusi. Kami memutuskan untuk punya anak setelah aku bisa mengendalikan penyakit kecanduanku.

Namun, hal seperti ini tidak bisa diputuskan begitu saja dengan mudah. Bahkan berhenti merokok pun dapat menimbulkan gejala putus zat yang kuat, apalagi dengan kondisiku seperti ini.

Pada awalnya, aku masih bisa menahan diri dengan cara mengalihkan perhatian selama dua hari. Namun, seiring berjalannya waktu, gejalaku bukannya membaik, malah makin parah.

Aku sudah mencari informasi, untuk benar-benar mengendalikan kondisiku ini, aku perlu menemukan pria perkasa yang bisa sepenuhnya menekan keinginanku. Selama keinginan itu bisa ditekan, aku akan lebih mudah untuk mengendalikannya.

Biasanya, ketika suamiku berada di rumah, aku masih punya seseorang yang membantu menekan keinginan itu. Bahkan saat hasrat itu tidak tertahankan, suamiku selalu bisa segera meredakannya untukku.

Sayangnya, dua hari lalu suamiku tiba-tiba menerima pesan dari atasannya dan harus melakukan perjalanan dinas selama setengah bulan.

Setelah kepergian suamiku yang biasanya membantuku menekan keinginanku, aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku lagi. Kondisi mentalku makin memburuk, aku bahkan sulit fokus saat bekerja dan sering melamun. Setibanya di rumah, aku hanya bisa mengandalkan mainan yang kubeli sebelumnya untuk mengatasi keadaan.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 8

    Sambil berbicara, tangan ayah mertua menyusup ke dalam gaun tidurku, merayap naik hingga akhirnya menggenggam erat payudaraku.Tubuhku gemetar hebat, suara erangan rendah tidak tertahan keluar dari bibirku."Ayah... Mertua, hentikan! Kita nggak boleh gini!"Ayah mertua mengabaikan protesku. Gerakannya malah makin kasar dan mulai menggenggam lebih keras.Aku meringis kesakitan dan menghirup udara dalam-dalam. Melihat ayah mertua masih ingin melangkah lebih jauh, aku panik dan berteriak, "Ayah... aku sudah selesai ke kamar mandi, tolong biarkan aku keluar. Aku mau cari tukang untuk perbaiki lampunya!"Mulutku memang berkata begitu, tapi tubuhku sama sekali tidak bergerak. Seolah tubuhku sedang memberitahuku bahwa aku sebenarnya enggan untuk pergi."Nggak perlu. Besok Ayah yang perbaiki.""Anna, badanmu panas sekali. Apa kamu sakit? Biar ayah periksa."Dalam sekejap mataku membelalak, dan aku langsung menggenggam erat tangan ayah mertua."Ayah, nggak boleh!"Ayah mertua mengabaikan penola

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 7

    Aku tengkurap di tempat tidur, badanku basah kuyup oleh keringat, dan mataku dipenuhi hasrat akan kehadiran seorang pria.Aku butuh seorang pria, pria mana saja boleh!Ya Tuhan, kumohon berikanlah aku seorang pria yang berotot, asal lebih berotot daripada ayah mertua saja, aku sudah senang!Aku memejamkan mata dan mulai berfantasi, sementara tubuhku terus bergerak tanpa henti, hingga akhirnya aku kelelahan, barulah aku berhenti.Saat kesadaranku hampir hilang, sebuah pertanyaan masih mengganggu di pikiranku.Jika tadi ayah mertua tiba-tiba masuk, apakah aku akan melawannya? Atau justru aku yang akan membuka kaki dan memohon padanya?Aku tidak tahu sudah tertidur berapa lama, sampai akhirnya aku terbangun karena telepon dari suamiku.Setelah kuangkat, suara suamiku terdengar dari seberang telepon."Sayang, apa ayah sudah sampai di rumah?"Aku menjawab, "Sudah.""Oke. Selama beberapa hari ini aku nggak di rumah, kamu rawat ayah dengan baik, ya," ujar suamiku.Merawat? Merawat seperti apa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 6

    Suara ayah mertua penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, sementara gerakan tangannya mulai berubah.Dalam hatiku, aku sangat sadar ayah mertua tidak akan berhenti sampai di sini. Apa yang dia pikirkan dan lakukan selanjutnya pasti akan makin kelewat batas dan keterlaluan.Meskipun tubuhku terasa seolah bukan milikku lagi, aku masih bisa merasakan apa yang ingin dilakukan ayah mertua. Benda panas yang menekan dari belakang membuatku terkejut dan panik.Apakah dia ingin... merenggutku di sini?Tidak boleh! Aku ini menantunya sendiri, gimana bisa dia melakukan hal seperti ini?Gerakan ayah mertua ini membuatku tersadar. Aku menggigit kuat lidahku dan rasa sakit yang tajam berhasil menekan binatang buas dalam tubuhku.Aku berniat menoleh untuk mengungkapkan identitasku pada ayah mertua, tapi aku tanpa sengaja justru melihat benda ayah mertua yang luar biasa besar.Ya Tuhan, apakah ukuran seperti ini wajar dimiliki manusia?Ini benar-benar mengejutkan!Aku tertegun memandanginya dan tanpa

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 5

    Dalam bayangan jendela, ayah mertua berdiri tepat di belakangku, tubuhnya menempel erat. Lengannya yang kekar membungkus seluruh tubuhku dalam pelukannya. Karena hanya pantulan, ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi aku rasa dia pasti sedang menikmati momen ini dengan ekspresi puas.Kepalaku menunduk. Setelah tahu yang di belakangku adalah ayah mertua sendiri, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman. Yang kupikirkan hanyalah segera turun di stasiun berikutnya dan lari menjauh.Tangan ayah mertua yang berada di pinggangku mulai tidak bisa diam lagi. Dia berusaha membuka kancing bajuku dan menyelusup masuk melalui celah. Tentu saja aku menolak. Tanganku menggenggam erat kancing kemeja, sementara kedua kakiku mengatup rapat. Aku tidak memberinya kesempatan sedikit pun.Seluruh otot tubuhku menegang dan aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku menggunakan rasa sakit di bibirku untuk melawan ayah mertua.Aku harus menghentikannya, ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung!Melihatku mulai

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 4

    Sebelum suamiku berangkat dinas, dia sudah memberitahuku bahwa ayahnya, yaitu ayah mertuaku, akan datang ke rumah untuk beristirahat beberapa hari sekaligus menjagaku.Aku sempat berpikir kenapa ayah mertua belum juga menghubungiku selama beberapa hari ini dan berniat menghubunginya. Tidak disangka, kami justru bertemu di kereta bawah tanah dengan cara yang sangat aneh dan tidak terduga.Yang lebih mengejutkanku, orang mesum di kereta bawah tanah itu ternyata adalah ayah mertua sendiri. Sepertinya ayah mertua tidak mengenaliku. Dia hanya tergoda oleh tubuhku dan berniat mengambil kesempatan untuk melecehkanku.Saat muda, pria memang suka menggoda wanita, begitu juga saat tua. Sekarang ini, bukankah ada banyak orang yang memanfaatkan usia tuanya untuk bertindak semena-mena? Mereka merasa punya pembenaran saat berbuat hal yang tidak pantas, hanya karena usia mereka lebih tua. Mereka akan berkata, aku ini sudah tua, kalian berani melawanku?Awalnya, ayah mertua mungkin hanya berniat menga

  • Keperkasaan Sang Mertua   Bab 3

    Orang Mesum!Saat merasakan tangan kasar seorang pria yang menyentuh bokongku dengan kuat, aku langsung menyadari aku sedang bertemu dengan orang mesum di kereta bawah tanah!Wanita yang cantik dan berpenampilan menarik hampir selalu berhadapan dengan orang mesum di kereta bawah tanah, kereta api, atau bus. Pelaku biasanya mencari wanita yang sendirian, lalu memanfaatkan kesempatan untuk berbuat tidak pantas.Karena berada di tempat ramai, banyak wanita memilih untuk tidak berteriak karena takut mempermalukan diri sendiri saat dilecehkan oleh orang mesum. Orang mesum justru memanfaatkan rasa takut ini untuk lecehkan mereka.Hari ini, aku mengenakan pakaian yang cukup dewasa. Atasan yang kukenakan adalah blazer wanita yang dipadukan dengan kemeja putih di dalamnya, dengan dua kancing bagian kerah terbuka, sehingga memperlihatkan bagian payudaraku.Untuk bawahan, aku memakai rok pendek ketat. Karena hari ini aku sangat tersiksa oleh penyakit kecanduanku, aku sempat pergi ke kamar mandi d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status