Share

Bab 19. Semakin Yakin

Aku mengangguk mengerti. Sekarang, berbanding terbalik, aku yang kelihatan orang ndesit. Untung punya guide sabar, ganteng, dan sayang.

Eh!

"Tapi aku ingin yang seperti itu." Tunjukku ke arah depan. Ada minuman bergelas tinggi yang berisi warna-warni.

"Kalau begitu, pesan ini saja. Mocktail. Itu minuman campuran yang tanpa alkohol. Sari buah dan minuman bersoda saja," jelasnya dengan sabar.

Kami menyambut sore di sini. Menunggu matahari menuju peraduan sambil beradu kata. Kak Jazil menceritakan masa kecilnya. Sungguh, aku tidak mengira kisahnya membuat hati sesesak ini.

Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan saat Kak Jazil kelas lima SD. Kehilangan secara bersamaan membuat dia terpuruk. Dikarenakan hal ini, dia di titipkan di pondok pesantren sahabat orang tua Kak Jazil. Abah Haji, dia menyebutnya.

Disanalah, Kak Jazil di gembleng untuk menjadi pribadi mandiri. Dibangkitkan untuk iklas akan hidup yang dijalani. Abah Haji inilah yang berperan sebagai ayah angkat Kak Jazil.

"Setiap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status