Share

Bab 20. Minta Gendong

"Kak Jazil tidak langsung pulang?" tanyaku, saat kami sampai di kosku. Dia pamit ke mushola untuk salat maghrib.

"Belumlah. Aku masih ingin ngobrol denganmu."

*

Kembali dari mushola, Kak Jazil membawa jagung bakar dan satu tas kresek belanjaan. Dia datang bersama dua teman kos dan mereka membawa minuman dan camilan juga.

"Mas Jazil yang ganteng, terima kasih, ya!" Samar aku dengar ucapan mereka, kemudian berpaling ke arahku dengan teriak, " Mbak Laras! Makasih!" Aku mengangguk dan tersenyum kurang mengerti, dan baru sadar setelah mereka mengajukkan belanjaan.

"Kak Jazil bayar belanjaan mereka?"

Dia mengangguk.

Aku menatapnya dengan otak masih memikirkan banyak kemungkinan. Mereka, Nonik dan Mayang, perempuan cantik yang berbadan bagus. Semua laki-laki tidak akan bisa menolak memandangnya. Apalagi baju yang kekecilan tak sanggup menangkup bagian dada, dan celana pendek yang mengumbar paha putih dan mulus. Kata ibu kos, mereka pekerja malam.

Aku, sih, dengan mereka baik, tapi
Astika Buana

"Laras.... Jangan nakal, ya?"

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status