Share

Hujan Otak Sapi

Si wanita kehilangan selera bercanda setelah mendengar suara yang membuatnya muak. Bibirnya mengatup.

"Lagian bos restoran kok nongkrongnya di sini. Pergi dong ke mall-mall. Belanja bahan premium yang harganya selangit," lanjut William, masih jutek.

Sosok cantik dengan setelan biru itu akhirnya ikut buka suara. "Nggak usah banyak bacot. Kamu yang datang-datang ganggu obrolanku sama Abang daging. Dasar perusak suasana."

"Aku? Perusak suasana? Siapa namamu?" tanya si pria.

Si wanita balik bertanya, "Ngapain tanya nama?"

"Jawab dulu."

"Ariadna," ujar si pemilik nama dengan nada enggan, datar.

"Nah! Dengar omonganku ya Nona Ariadna yang hobinya ngomel dan nuduh nggak jelas! Siapa yang perusak suasana? Siapa yang datang ke tempat orang sambil marah-marah? Merusak suasana indah pelangganku yang lagi makan. Siapa? Aku? Bukan! Kamu? Iya!" balas William sama kerasnya.

"Siapa suruh main kotor. Kayak nggak punya ide lain aja. Emang kalau dasarnya bego, mau usaha apa-apa juga cara mainnya bego," b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status