Home / Rumah Tangga / Kepincut Suami Kontrak Ku / 6 Tidak Ada Jalan Lain

Share

6 Tidak Ada Jalan Lain

Author: Eunoia
last update Last Updated: 2022-12-11 21:00:59

Sepulangnya dari pertemuannya dengan Kayla, Adrian malah diam sejenak di taman yang sepi. Pria itu sedang memikirkan lagi tawaran dari perempuan itu untuk menikah. Ternyata syaratnya sangat berat, tapi hanya itu satu-satunya cara. 

"Menikah ya?" gumam Adrian. 

Adrian seperti mendapatkan keajaiban tidak diduga dari doanya agar Tuhan menolongnya. Sepertinya sudah diberikan jalan, tinggal Ia memutuskan menerima atau tidaknya. Tetapi kenapa harus dengan jalan seperti ini? 

"Tapi kenapa dia mau memilih aku? Kayla kan bisa mencari laki-laki lain yang lebih dari aku."

Saat itu mereka bahkan baru bertemu, tapi perempuan itu seperti sudah menemukan orang yang tepat saja. Mereka belum saling mengenal satu-sama lain. Mengajak menikah seperti mengajak pacaran saja, semudah itu. 

"Ahh sial, kepalaku jadi pusing," dengus Adrian. 

Melihat waktu yang semakin malam, membuat Adrian beranjak untuk pulang ke kontrakannya. Tetapi sesampainya di sana, Ia bingung melihat tas-tasnya ada di depan pintu kontrakannya. 

"Akhirnya ini anak pulang juga."

Adrian langsung berbalik, "Bu, kenapa barang-barang saya di luar?" tanyanya bingung. 

"Kamu sudah dua bulan nunggak, jadi terpaksa Ibu keluarin deh."

"Bu kok tega banget? Kasihani saya dong."

"Gak bisa Adrian, ini sudah jatuh tempo. Kamu cari lagi kontrakan lain deh, jangan melas begini."

"Tapi saya kan gak punya uang," cicit Adrian. 

"Ya itu masalah kamu. Kalau saya biarin kamu tetep tinggal di sini juga, pasti gak tahu kapan bisa bayar kontrakan. Saya bisa sewa in kamarnya ke yang lain, dari pada kamu!" ketus Ibu kost itu. 

"Huft ya sudah deh, makasih ya Bu sudah nampung saya. Maaf juga."

"Iya, mending kamu pergi sekarang."

Adrian pun terpaksa pergi sambil membawa koper dan satu tas gendongnya itu. Ia tidak tahu akan pergi kemana, hanya berjalan dulu pergi meninggalkan tempat itu. 

"Makin malem, mana lapar lagi," ucap Adrian sendiri, "Gak enak banget ya jadi miskin gini, pengen jadi orang kaya aja."

Mau kaya bagaimana, hutangnya saja sebanyak itu. Adrian bulan lalu bekerja di sebuah Kafe, menjadi koki. Tetapi minggu lalu berhenti. Gajinya selama itu selalu para rentenir ambil untuk membayar hutang. Paling hanya disisakan sedikit, untuk makan pun kurang. 

"Ya elah, mana uangnya habis lagi," dengusnya.

Sekarang Adrian bingung harus pergi kemana, waktu semakin malam juga. Tiba-tiba Ia malah teringat seseorang, siapa lagi kalau bukan Kayla. Apa Ia minta bantuan perempuan itu saja ya? 

"Hah mau bagaimana lagi, aku tidak punya pilihan selain menerima tawaran dia." 

Akhirnya Adrian pun memutuskan kembali ke apartemen Kayla, dengan membawa barang-barang nya juga tentu saja. Sebenarnya Ia malu untuk meminta seperti ini, tapi hanya perempuan itu lah yang bisa membantunya. 

Tok tok! 

Butuh beberapa lama, sampai akhirnya pintu terbuka dari dalam. Saat perempuan itu menampakan diri, Adrian langsung tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

"Loh Adrian, kok di sini?" tanya Kayla terkejut, "Ada apa?"

Pandangan Kayla lalu turun, melihat koper dan tas hitam. Kayla lalu menduga sesuatu, membuatnya kembali menatap Adrian meminta penjelasan. 

"Kay, maaf ya kalau aku ganggu," ucap Adrian tidak enak. 

"Gak papa, ayo masuk dulu."

"Iya, makasih."

Adrian melirik gelas di atas meja, itu bekas tadi dirinya yang bahkan masih tersisa bekasnya. Sekarang sudah kembali lagi. Adrian pun menolak saat perempuan itu akan membawakan lagi minuman. 

"Kamu kenapa Adrian? Kok bawa koper begitu?" tanya Kayla penasaran. 

"Aku di usir dari kost an."

"Kenapa?"

"Aku nunggak dua bulan, jadinya di usir."

"Ya ampun, terus?"

Adrian menggigit pipi bagian dalamnya ragu untuk mengatakannya, "Aku mau minta bantuan kamu," ucapnya pelan. 

"Iya, boleh."

"Makasih." Senyuman Adrian pun dengan mudah kembali. "A-aku boleh gak malam ini tidur di sini?"

"Em iya deh gak papa, lagian kita sebentar lagi juga menikah, kan?"

"Hah? Tapi.. Aku kan belum setuju Kay."

"Sudahlah Adrian, kamu gak punya pilihan lain. Kamu terima aja ya?"

Benar juga sih, Adrian tidak ada pilihan lain untuk keluar dari masalah hidupnya ini. Perempuan itu dengan baik hati sudah menawarkan diri akan membantunya, ya walaupun harus ada imbalan juga. 

"Apalagi sekarang kamu sudah gak punya tempat tinggal. Nanti setelah kita menikah, bisa tinggal bersama di sini," lanjut Kayla. 

Adrian terlihat menghela nafasnya, "Baiklah, aku menerimanya."

Kayla langsung tersenyum, Ia pun mengulurkan tangannya. Awalnya pria itu bingung, tapi tidak lama konek dan membalas jabatan tangannya itu. Entah kenapa, Kayla tiba-tiba merasa lega begitu saja. 

"Okey deal ya," ucap Kayla, "Kamu gak bisa mundur lagi."

"Iya Kay, saya terima."

"Bagus, begitu dong."

Entah apa rencana sebenarnya perempuan itu, tapi Adrian hanya berharap tidak aneh-aneh. Sungguh dari dalam hati, tidak mau sekali mempermainkan ikatan suci itu, karena pasti berdosa. 

"Nanti untuk kontrak perjanjian nya akan segera aku berikan, setelah itu kita akan mulai memproses pernikahan."

"Iya, aku ikuti saja."

"Ya sudah, sekarang kamu istirahat saja. Aku anterin ke kamar tamu."

Adrian ikut berdiri dan mengikuti Kayla, kamar tamu itu ada di dekat pantri. Ruangannya tidak terlalu luas, namun masih nyaman dan rapih. Adrian sudah menduga jika apartemen mewah ini memang komplit. 

"Kamu bisa istirahat di sini," ucap Kayla, "Apa ada lagi yang kamu butuhin?"

"Enggak ada kok, tapi kamar mandi dimana ya?"

"Berhadapan sama kamar kamu, di sini cuma ada satu kamar mandi."

"Oh gitu ya, oke sudah kok."

"Ya sudah, aku juga mau ke kamar, istirahat."

"Iya silahkan, maaf ya kalau tadi ganggu."

"Enggak kok, aku juga belum tidur."

Selepas kepergian perempuan itu, Adrian langsung mendudukan tubuhnya di ranjang. Ia menyentuh dadanya karena merasakan gejolak tidak nyaman di sana. Apakah keputusannya tepat menerima tawaran menikah Kayla? 

"Tidak apa Adrian, lagi pula ini hanya pernikahan kontrak. Pasti tidak akan lama. Yang terpenting hutangmu itu lunas dulu, setelah itu dinikmati saja permainannya," gumamnya seorang diri.

Adrian lalu berdiri dan melihat pemandangan Kota pada malam hari yang sangat indah dengan gemerlap lampunya. Tempat ini cukup nyaman, sepertinya Ia pun akan betah nanti tinggal di sini. 

"Kok Kayla mau ya sama aku?" tanya Adrian bingung sendiri, "Aku memang tampan, tapi kan kere."

Setelah memikirkannya lagi, Adrian semakin yakin saja jika alasan perempuan itu menikah kontrak dengannya pasti ada sesuatu. Sayangnya Kayla tidak mau memberitahu, haruskah Adrian sendiri yang mencari tahu? 

"Nanti saja deh aku pikirkan lagi, sekarang lebih baik tidur."

Saat tubuhnya berbaring nyaman di ranjang empuk itu, langsung terdengar helaan nafas lega. Sepertinya malam ini Ia bisa tidur nyaman, tanpa khawatir memikirkan para rentenir itu yang menemukannya. Mereka tidak akan tahu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   100 Aku Lah Takdirmu

    Satu minggu kemudian.. Acara pernikahan Kayla dan Adrian diadakan di sebuah ballroom sebuah hotel berbintang. Acara akad di pagi hari dan malamnya pesta bersama para tamu. Cukup banyak tamu yang hadir, dan kebanyakannya adalah klien kerja Adrian. "Selamat ya Pak Adrian, kami ikut senang anda menemukan jodohnya. Kalian tampak serasi sekali.""Ah iya, terima kasih juga sudah hadir kesini. Katanya anda sampai pulang dari luar negeri ya?""Iya, saya tentu harus hadir di acara penting anda ini.""Terima kasih, saya merasa sangat spesial."Untuk beberapa saat mereka bisa bernafas lega karena tamu berhenti datang. Adrian menoleh menatap Kayla yang duduk di sebelahnya, perempuan itu sedang minum sebotol air mineral dengan rakus. Melihat ada sedikit air di sudut bibirnya, membuatnya menghapusnya. "Capek ya?" tanya Adrian. "Iya, tapi seru.""Maaf aku undang banyak tamu.""Gak papa, kamu dan teman kerja kamu kan harus menjalin hubungan baik. Lagian pesta pernikahan ini cuma sekali, gak akan

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   99 Tidak Mau Berlama-lama

    "Kami berangkat dulu Kek," pamit Adrian. "Iya, hati-hati di jalan. Adrian, sering-sering lah ajak Kayla kesini.""Pasti."Sebenarnya mereka betah sekali di rumah itu, menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan menyenangkan. Tetapi rencananya kan hari ini juga Adrian ingin berkunjung ke rumah Hana, membicarakan tentang hubungannya yang ingin serius dengan Kayla. "Kita beli sesuatu dulu ya buat Ibu," ucap Adrian. "Enggak usah lah.""Jangan dong, aku gak enak. Kalau misal dibeliin kue, Ibu suka gak?""Suka kok.""Ya sudah, kamu ya yang pilihin kue-kuenya, aku gak terlalu tahu.""Iya."Setelah membeli banyak macam kue untuk calon mertuanya itu, mereka melanjutkan perjalanan. Adrian gugup sekali, merasa khawatir saja dengan reaksi Hana nanti saat bertemu dengannya lagi. Semoga saja baik. "Assalamu'alaikum Bu," ucap Kayla memanggil dengan suara keras. Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka dari dalam. Hana terlihat terkejut melihat pria yang berdiri di sebelah putrinya, sampai membua

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   98 Mau Serius Lagi

    Saat Kayla membuka matanya, indra penciuman nya langsung dimanjakan oleh wangi masakan enak. Perempuan itu beranjak duduk lalu melirik ke bawah, Adrian sudah tidak ada dan kasur lantainya pun dirapihkan. Kayla lalu turun dan langsung mengeceknya ke dapur. "Sedang apa?"Adrian menoleh, "Hei, sudah bangun?""Iya, aku bangun kesiangan.""Aku sedang buat nasi goreng, maaf ya pakai dapurmu tanpa izin dulu.""Kau berlebihan, anggap saja rumah sendiri.""Hehe terima kasih."Tadinya Kayla akan mandi dulu, tapi melihat Adrian yang sudah selesai masak dan memindahkan ke piring membuatnya memilih sarapan lebih dahulu. Mereka duduk bersebelahan di sofa sambil menyantap nasi goreng dengan toping sosis dan telur mata sapi itu. "Aku kangen banget sama masakan buatan kamu, akhirnya bisa nyobain lagi," ungkap Kayla dengan senyuman lebarnya. "Gimana rasanya? Masih enak?""Masih kok, malahan lebih enak.""Ya sudah, nanti aku akan masakin kamu setiap hari."Kayla terkekeh kecil lalu menggeleng, "Engga

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   97 Melepas Rindu

    "Sana pulang.""Kamu ngusir aku?""Bukan ngusir, tapi kan ini bukan tempat tinggal kamu.""Iya sih, tapi aku pengen nginep di sini. Boleh gak?"Kayla langsung menggeleng, "Enggak, nanti kalau orang lain tahu ada laki-laki nginep di kontrakan aku bisa gawat.""Bilang aja kalau kita sebentar lagi juga menikah," ucap Adrian polos. "Memangnya kapan kamu mau nikahin aku? Aku gak mau di php in lagi ah.""Terserah kamu maunya kapan, besok juga bisa kok.""Jangan bercanda," dengus Kayla. Adrian hanya terkekeh kecil, mungkin bagi Kayla menganggapnya begitu, padahal Ia memang serius. Apalagi sekarang Adrian sudah menjadi seorang pengusaha yang banyak uang, tentu Ia bisa mengatur acara pernikahannya walau hanya satu malam dengan menyuruh seseorang. "Lihat di luar hujan besar, aku tidak bisa pulang," ucap Adrian sambil menunjuk ke arah jendela. "Memangnya kamu kesini naik apa?""Em motor," bohong Adrian. "Terus motornya dimana? Kok tadi aku lihat di depan gak ada.""Aku parkir di tempat lain

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   96 Bisa Menerimanya Lagi

    Hari ini menjadi hari paling berkesan bagi Kayla. Setelah pertemuannya dengan Adrian, sampai pria itu yang mengantarnya juga kembali ke kantor. Selama bekerja Kayla sampai tidak bisa fokus, bahkan terus tersenyum-senyum. "Bagaimana tadi? Semuanya lancar, kan?" tanya Gavin penasaran. "Em lancar Pak.""Jadi apa Pak Adrian itu sudah setuju akan bekerja sama dengan perusahaan kita?""Sepertinya?""Masih sepertinya ya? Padahal saya berharap sekali kamu bisa meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita. Kamu tenang saja, nanti akan saya berikan bonus.""Beneran Pak?""Iya, asalkan dia sudah setuju.""Gampang kalau gitu, saya pasti bisa yakinkan beliau untuk mau kerjasama dengan perusahaan kita.""Baiklah Kayla, saya pegang ya kata-kata kamu.""Iya, Bapak tenang saja."Kayla pulang ke kontrakannya di jam biasa, kali ini dengan menaiki grabcar karena sedang gerimis. Sesampainya di tempat tinggalnya itu, Ia langsung membersihkan diri. Nanti Kayla akan membeli makan malam di restoran depan g

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   95 Bicara Empat Mata

    "Pak saya--""Tidak apa Kayla, malah ini kesempatan bagus. Mungkin kamu juga bisa membantu beliau agar semakin yakin bisa bekerja sama dengan perusahaan kita. Saya bisa percayakan semua pada kamu, kan?"Kayla mengerang di dalam hati enggan melakukan perintah itu. Masalahnya Kayla sudah bisa menebak jika yang akan dibicarakan Adrian nanti sepertinya tentang masalah pribadi, bukan tentang kerja sama ini. "Saya akan pulang lebih dulu, kamu saya izinkan.""Iya Pak.""Jangan terlalu gugup Kayla, sepertinya ini juga bukan pertemuan pertama kalian, kan?""Entahlah.""Kalau gitu saya pergi dulu, semoga lancar ya."Setelah kepergian bosnya itu, Kayla memilih meminum jusnya menghilangkan rasa tercekat di tenggorokan. Ia lalu melihat Adrian yang sudah kembali dari toilet, semakin mendekat membuat detak jantungnya semakin cepat. "Dia sudah pergi?" tanya Adrian yang baru duduk. "Sudah.""Baguslah, jadi tidak ada yang mengganggu.""Ekhem memangnya apa yang mau anda bicarakan? Tentang pekerjaan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status