Share

Bab 9

Author: Tarasari Thalia
Felix tidak pulang selama dua hari selama akhir pekan dengan alasan dia sibuk menangani prosedur adopsi Debora.

Kebetulan cukup ada waktu luang bagi Stella.

Tania terus mengiriminya pesan selama dua hari ini.

Kadang-kadang berupa gambar buram seorang pria dan wanita yang sedang bercinta, kadang-kadang berupa video terbatas usia yang tak pantas dilihat.

Terkadang, rekaman suaranya yang sedang pamer.

"Stella, apa gunanya kalau Felix bilang dia mencintaimu? Tetap saja aku bisa dengan mudah goda dia ke bawah rokku?"

"Kudengar dari Felix, kamu mau adakan pesta penyambutan untuk Debora? Apa aku bisa ikut? Lagian, hubunganku dengan Debora... Sangat istimewa."

......

Stella mengabaikan provokasi terang-terangan ini dan menyimpan semuanya.

Felix ingin memberinya kejutan, jadi dia juga harus menyiapkan hadiah untuknya sebagai balasannya.

Kali ini dia akan adakan pesta penyambutan Debora dengan sangat megah.

Stella mengirimkan surat undangan kepada teman baik Felix, klien utama perusahaan, bahkan kerabat serta teman-teman Keluarga Sebastian.

Tentu saja, Tania juga dapat undangan.

Pada awalnya Felix tidak setuju dia ikut, tetapi dia berulang kali meyakinkannya bahwa dia tidak akan memprovokasi Stella, jadi akhirnya Felix lega.

"Pengacara sudah hubungi kamu, kan? Ayo kita cerai pada hari Senin."

Jantung Tania berdebar kencang, dia merasa tidak rela.

Jadi di saat Felix sedang di perusahaan untuk menangani bisnis, dia diam-diam pergi ke panti asuhan.

"Debora, apa kamu mau bersama ayah dan ibu selamanya?"

Mata Debora membelalak, "Tentu saja mau!"

Setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya lagi, "Tapi Ayah bilang harus rahasiakan, Bibi Stella nggak boleh tahu, kalau nggak Debora nggak akan bisa pulang."

Tania memutar matanya dan membungkuk untuk berbisik di telinga Debora.

"Di hari pesta penyambutan, kamu..."

"Sudah mengerti, anakku sayang?"

Debora mengangguk sambil berpikir, "Aku pasti akan lakukan seperti yang Ibu katakan."

Dulu Tania tidak pernah berebut status Nyonya Sebastian, karena karir Felix saat itu kalah jauh dibanding penggemarnya yang lain.

Dia punya banyak pilihan yang lebih baik.

Tetapi beberapa hal terjadi di luar negeri, jadi dia kembali ke dalam negeri untuk rebut kembali posisinya sebagai Nyonya Sebastian.

Pada suatu malam akhir pekan, Stella melihat langit berbintang untuk terakhir kalinya melalui teleskop astronomi di kamar tidurnya.

Bintang berwarna biru telah mulai redup.

Tepat pukul dua belas, bintang itu bersinar dengan cahaya yang cemerlang dan kemudian melukiskan lengkungan yang sempurna.

Akhirnya, menghilang dalam alam semesta yang luas.

Felix masih belum pulang, dia hanya menelepon untuk menanyakan tentang pesta penyambutan besok.

Stella menatap ruang pesta yang didekorasi dengan sangat megah dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan pastikan kamu nggak akan pernah melupakan ini."

Pada saat yang sama, dia sudah memesan tiket penerbangan besok pagi untuk kembali ke Kota Sulin.

Dia masih ingat dengan perkataan Eric, "Awas kalau nggak datang."

Malam itu dia tidak bisa tertidur. Matahari pun terbit di timur.

Stella mendorong kopernya keluar dari vila dan sebuah mobil bisnis sudah menunggu di depan pintu.

Dia mengenakan kacamata hitamnya dan berkata, "Selamat tinggal, masa lalu yang konyol."

Felix terbangun dari tidurnya dan mendapati Tania tidur dalam pelukannya.

Dia bermimpi buruk, di mana dia dan Stella sedang melihat bintang-bintang.

Namun detik berikutnya, langit berubah menjadi gelap gulita.

Stella yang berada di sampingnya tidak terlihat di mana pun.

Dalam mimpinya, dia begitu panik, dia berkeringat deras mencari ke semua tempat.

"Stella!"

Tania membuka matanya dengan bingung dan berkata dengan manja, "Felix, kamu membangunkanku."

Felix tiba-tiba punya firasat buruk.

Dia mendorong Tania dan buru-buru mengenakan pakaiannya.

Dalam perjalanan, dia menelepon pengacara keluarga dan berkata, "Pergi ke Dinas Catatan Sipil segera setelah dibuka untuk ajukan permohonan akta nikah, jangan menunda-nunda."

Dia baru merasa lega setelah pengacara berkali-kali meyakinkannya bahwa semuanya akan diurus dengan baik.

Saat menunggu lampu merah di persimpangan, sebuah kendaraan bisnis berwarna hitam melaju lewat di sampingnya.

Halaman pesan di ponselnya masih berisi percakapannya dengan Stella kemarin [Aku akan pastikan kamu nggak akan pernah lupakan ini.]
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 26

    “Sekarang, mari kita sambut pengantin wanita kita hari ini, Stella!”Pintu ruangan perlahan terbuka dan seberkas cahaya bersinar. Iring-iringan acara pernikahan pun terdengar saat Stella berjalan menuju Eric sambil membawa bunga di tangannya. Ini adalah kedua kalinya Stella memasuki acara pernikahan, pernikahannya yang pertama bahkan berakhir hancur. Sementara kali ini, dia juga tidak cukup yakin dia bisa bahagia. Pada detik ini, dia bahkan ingin berbalik dan melarikan diri. Di atas panggung, Eric sangat gugup hingga jari-jarinya sedikit tertekuk. “Stella!”Di meja pengantin wanita di bawah panggung, orang tua Stella menatapnya dengan air mata membasahi mata mereka.Di meja yang sama, ada kerabat Stella, teman sekolah dan sahabat Stella. Mereka melambaikan tangan padanya dan berkata, “Selamat.” Stella pun berdiri di tempat dan tertegun, air mata mengalir di matanya. Pembawa acara hendak mendesaknya, tetapi dihentikan oleh Eric. Eric merapikan dasi kupu-kupunya dan berjalan me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 25

    Felix sangat bangga sekaligus kecewa karena semua orang hanya diam. “Aku datang ke sini hari ini tanpa diundang karena aku ingin ucapkan selamat pada Tuan Eric secara langsung atas pernikahannya.” Eric tetap tenang dan membiarkan Felix menggila.“Aku punya beberapa foto di sini yang ingin aku tunjukkan pada keluarga dan teman-teman pengantin wanita.” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Eric dan Stella yang tengah bertingkah mesra.Eric menyarankan dengan bijaksana, “Layar ponsel Tuan Felix terlalu kecil, gimana kalau diproyeksikan ke layar besar?”Felix mencibir, “Itu lebih bagus.” Setelah petugas mengaturnya, ponsel Felix berhasil dihubungkan ke layar elektronik besar di belakangnya.Felix sangat bangga, “Apa wanita dalam foto itu kekasih Tuan Eric yang diam-diam ditemui tanpa diketahui tunangannya? Aku mau tahu gimana Tuan Eric mau jelasin ini?”Eric mendengus dingin, “Tuan Felix, apa kamu mengenali wanita di foto itu?”“Tentu saja! Dia itu

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 24

    Malam sebelum acara pernikahan, Stella mengusir Eric dengan alasan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan.Eric berkata dengan sedih di balik pintu, "Istriku, gimanapun besok kita akan tidur bersama, jadi biarkan aku masuk."Tapi Stella malah mengunci pintu. "Nggak, ini adalah tradisi. Kalau aku izinkan kamu masuk, nanti jadi sial."Mendengar itu adalah hal yang sial, Eric langsung setuju. "Hanya saja aku sangat merindukanmu, aku harus gimana?"Stella memutar matanya tak berdaya, "Eric, kita baru berpisah kurang dari lima menit."Stella tidak pernah menyangka Eric ternyata adalah budak cinta dan manja. Setelah Eric pergi dengan tidak rela, Stella berbaring di tempat tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Besok sudah akan menikah dengan Eric. Meski selama beberapa hari ini, mereka sangat bahagia bersama, tapi pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda, jadi dia tentu saja tetap merasa gugup. Terlebih lagi, setelah dikecewakan oleh Felix, dia b

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 23

    Stella berpikir bahwa karier Eric sepuluh kali lebih sukses daripada Felix, jadi dia pasti punya lebih banyak kerjaan.Jadi dia tidak memiliki harapan apapun terhadapnya dalam pernikahan yang akan datang. "Itu cuma pernikahan bisnis tanpa dasar perasaan."Itulah yang dikatakannya kepada sahabatnya. Namun Eric malah muncul di setiap sesi persiapan pernikahan. Dia sendiri yang memilih tempat acara pernikahan dan mengawasi semua dekorasi interiornya. Bagaimanapun, dia adalah lulusan dari sekolah seni terbesar di Eropa, Universitas Seni Dolon, dengan gelar ganda dalam kurasi desain dan manajemen industri kreatif. Cincin pernikahannya juga dia minta seseorang untuk mendesainnya secara khusus, tidak ada duanya. Bahkan dalam pemilihan gaun pengantin, dia menghormati pendapatnya dan memberikan rasa partisipasi yang cukup. Sebagai contoh, gaun pengantin model putri duyung ini adalah hasil karya kelulusan Eric. Eric tampak duduk di sofa rendah, tidak ada tempat untuk meletakkan kakinya y

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 22

    Tania segera merapikan dirinya dan tersenyum, yang menurutnya adalah senyuman manis. Dia mencondongkan tubuh ke depan, setengah memperlihatkan payudaranya. "Tuan Eric, kamu yang telah menyelamatkanku? Apa kamu mau aku balas dengan tubuhku?"Sekretaris itu segera menarik kerah bajunya dan menariknya ke samping. Eric pun duduk dan berbicara dengan suara acuh tak acuh. "Kamu? Emang kamu pantas?"Ekspresi wajah Tania berubah. Meskipun dia tidak secantik Stella, tapi dia juga cukup manis dan cantik. Mengapa di mata Eric, dia sejelek ini? Dia pun duduk kembali di meja makan, "Bilanglah, apa yang harus aku lakukan?"Eric berjanji memberinya sepuluh miliar, dia bisa bawa Debora pergi dari panti asuhan dan mereka berdua bisa pergi jauh. "Siapa ayah kandung Debora?"Jika Eric ingin menggunakan Tania yang tidak stabil untuk melawan Felix, tentu saja dia harus mengetahui kelemahannya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita gila ini saat dia menjadi gila. Tania mengerutkan bib

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 21

    Begitu Felix terbangun pagi itu, dia mendapat kabar baik.Dia sudah dapat undangan pernikahan Eric. Felix memandanginya dan melihat undangan itu terbuat dari emas murni dan bertatahkan safir utuh di dalamnya. "Gampang banget dapat undangannya, tampaknya Keluarga Sumanto nggak semisterius rumor yang beredar.""Keluarga Sumanto sangat aneh, hanya ada nama pengantin pria di undangan, nggak ada nama pengantin wanita."Namun, Felix tidak peduli siapa pengantin wanitanya, palingan adalah salah satu putri keluarga kaya raya. Dia menoleh ke asistennya dan bertanya, "Apa sudah siap?"Asistennya mengangguk. Dulu, Stella dengan tegas batalin perjanjian pernikahannya dan menikah dengan Felix meskipun ada tentangan keras dari orang tuanya. Jadi selain dia, tidak ada seorang pun lagi yang bisa dia andalkan di dunia ini. Kalaupun mau cari bantuan, dia pasti akan cari Eric. "Haha, pasti akan ada wartawan di pernikahan Tuan Muda Kota Sulin, setelah skandal itu terbongkar, kurasa dia nggak akan p

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 20

    Selama lima tahun, Eric sangat menjaga diri. Dia bersikap acuh tak acuh terhadap semua wanita yang menghampirinya dan kemampuan seksualnya pun pernah dicurigai oleh keluarga dan teman-temannya. Kakeknya bahkan memberi isyarat kepadanya, "Nggak masalah cucu menantuku itu laki-laki atau perempuan, bawa saja dia pulang untuk bertemu."Bukannya dia tidak mencoba memulai hidup baru, dia juga sudah mencoba mendekati wanita lain. Tetapi setiap kali dia mencapai tahapan paling kritis, dia tidak bisa. Ekspresi terkejut di wajah wanita-wanita itu menyakitinya. Eric bahkan menemui dokter karena hal ini. "Tuan Eric, kamu nggak ada penyakit fisik apa pun, aku sarankan kamu cari psikiater."Untuk menghindari rasa canggung, dia memilih menghindari berhubungan seks. Dia pikir dirinya akan sendirian seperti ini selama sisa hidupnya. Sampai akhirnya dia menerima telepon lagi dari Stella. Menatap nomor yang dikenalnya di ponselnya, napasnya hampir berhenti. Dia berdiri, bersandar ke dinding, me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 19

    Asistennya masih ingin memberi saran, "Gimana kalau itu penipu..."Tapi Felix bertekad, "Nggak masalah kalau kehilangan perusahaan, selama Stella bersedia kembali, aku nggak peduli seberapa banyak kerugianku."Uang itu pun segera ditransfer ke rekening pihak lain. Lima menit kemudian, foto yang terlihat jelas dikirim ke ponsel Felix. Itu adalah foto Stella yang sedang makan malam dengan seorang pria. Felix mengepalkan tangannya, merasa sangat cemburu. "Segera cari tahu siapa pria yang bersama istriku!"Asistennya membuat beberapa panggilan telepon dan kemudian berbalik untuk memberi tahu Felix,"Tuan Felix, kami sudah periksa, pria yang bersama Nyonya adalah mantan tunangannya, Eric."Felix tercengang.Eric? Dari Keluarga Sumanto yang merupakan keluarga pahlawan itu? Katanya nenek moyangnya bertugas di militer selama beberapa generasi dan hanya generasinya yang mulai berbisnis. Di Wikipedia hanya ada beberapa kalimat info tentang Eric dan Keluarga Sumanto, sungguh misterius. Fel

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 18

    Felix mengunci Tania di ruang bawah tanah selama tiga hari penuh tanpa memberinya sesuap makanan ataupun setetes air. Pada pagi hari keempat, dia minta seseorang untuk membuka pintu ruang bawah tanah. Bau menyengat dari kotoran dan air seni pun tercium. Felix menutup mulut dan hidungnya, “Sekarang apa kamu sudah mau pergi urus perceraian?”Tania dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kotor, menopang tubuhnya yang lemah, matanya tampak mendambakan sesuatu. “Felix, biarkan aku keluar, aku akan menuruti perkataanmu.”Felix pun mengambil makanan anjing dari tangan asistennya dan menyebarkannya ke lantai. “Makanlah semua ini, baru aku lepaskan kamu.”Tania berguling, merangkak dan mengambil makanan anjing itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Asisten itu pun mengangkat ponselnya untuk merekam kejadian itu. “Simpan baik-baik, aku mau tunjukkan langsung pada Stella gimana aku beri pelajaran pada wanita jalang ini.”Dia lalu menginjak tangan Tania hingga dia tersentak kesakitan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status