Kimmy melompat dari lantai seperti orang yang baru saja lolos dari kematian. “Baik Kak, aku akan keluar dari sini. Oke! Terima kasih ya?” Dia segera berbalik dan menyelinap pergi. Dalam sekejap mata sosok Kimmy sudah menghilang tanpa jejak.
Leo hanya terdiam melihat semua itu. Kimmy benar-benar tidak bernyali, tapi bagaimana bisa dia berurusan dengan Tuan Hanzero tadi malam? Lalu tadi Kimmy mengatakan jika wanita yang tadi malam datang ke kamar Tuan Hanzero ternyata bukanlah wanita yang mereka siapkan untuknya, tapi orang lain? pikir Leo. Saat dia masih merenungkan pertanyaan ini, dia mendengar suara dingin dan dalam. “Pergi dan periksa segera, apa yang terjadi pada wanita yang muncul di kamarku tadi malam!” “Baik, Tuan Hanz!” --- Di rumah sakit, akhirnya Kelvin terbangun. Ellena langsung meraih tangan adiknya. Melihat wajah adiknya yang pucat dia merasa sangat sedih. “Kelvin, apa yang kamu rasakan sekarang? Apa Kakak perlu memanggil dokter untuk memeriksamu lagi?” Tanyanya. “Tidak perlu Kak, aku baik-baik saja.” Suara Kelvin bicara terdengar seperti orang yang kelelahan. “Jangan terlalu khawatir.” Ellena merapatkan bibirnya. Bagaimana mungkin dia tidak khawatir? Kelvin adalah satu-satunya saudara kandungnya yang ia punya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tapi waktu Kelvin kelas 3 SMA, tiba-tiba dia pingsan di salah satu pertandingan olahraga. Setelah diperiksa ternyata dia menderita penyakit jantung bawaan dan ini sangat berbahaya. Hari itu dia hampir tidak terselamatkan. Saat Kelvin melihat kakaknya mengkhawatirkannya, bibirnya yang pucat menyunggingkan senyum tipis, dia mengulurkan tangan dan menepuk punggung telapak tangan Ellena sambil berkata lembut, “Kakak bisa lihat, sekarang aku baik-baik saja, bukan?” Mata Ellena memerah, “Kelvin,” Saat dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Lalu sekelompok dokter dan perawat masuk ke ruangan itu. Dia langsung mengenali wakil presiden rumah sakit itu. Ellena mengerutkan kening dan sedikit bingung saat melihat mereka datang. “Ini ada apa?” Dia bertanya. “Nona Ellena, kami kemari untuk mengganti kamar Tuan Kelvin.” Wakil presiden rumah sakit berbicara dengan sangat sopan dan bahkan memberi sedikit rasa hormat. Ellena seketika terkejut, dia tertegun dan bergumam di dalam hati, ‘Ganti ruangan?’ Sepertinya kabar tentang dirinya dan Reno yang putus sudah didengar oleh ayahnya. Awalnya ayahnya memang tidak mau memberikan pengobatan untuk Kelvin. Revan bilang kalau penyakit Kelvin tidak akan dapat disembuhkan dan biaya pengobatan di rumah sakit hanya akan membuang-buang uang saja. Tapi karena Ellena dan Reno akan menikah, Revan tidak berani melakukan hal-hal yang menjelekkan dirinya sendiri di depan keluarga Sanjaya. Atau dia akan dicap sebagai ayah yang kurang bertanggung jawab. Jadi mungkin sekarang setelah dia putus dengan Reno, tentu saja ayahnya tidak perlu khawatir tentang apapun dan bisa sesuka hati memperlakukan mereka tanpa takut dengan keluarga Sanjaya lagi. Memikirkan hal itu, Ellena merasa marah dan sedih dalam hati. Kadang dia bertanya-tanya apa dia dan Kelvin bukan anak kandung ayahnya? Jadi hanya Salma lah yang disayang ayahnya. “Selama ini kami telah membiarkan Kelvin tinggal di ruangan ini dan menyusahkannya. Kami minta maaf, kami akan segera memindahkannya ke ruangan VIP dan mengatur tim dokter profesional untuk merawatnya.” Kata wakil presiden dengan sopan, kemudian dia memerintahkan timnya cepat membawa Kelvin ke ruang VIP. Ellena tercengang hebat, dia tidak menyangka jika ini bisa terjadi. Dia menatap wakil presiden dengan mata terbelalak karena terkejut. Kelvin yang sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit juga dibuat bingung, dia bertanya dengan suara berbisik. “Kakak, apa maksudnya?” Ellena berkedip dan wajahnya masih tampak terkejut. “Aku juga nggak tahu.” Dia menggelengkan kepalanya. __ Kondisi ruang VIP berkali-kali lipat jauh lebih bagus dibandingkan ruang rawat biasa. Tidak hanya tersedia satu kamar untuk satu orang, tetapi tersedia juga satu set ruangan yang lengkap. Ada kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi hingga dapur. Ditambah lagi ruang ini memiliki jendela yang menunjukkan pemandangan luar dan langsung menghadap taman hijau yang indah. Bukan aroma tajam desinfeksi yang meresap ke udara yang tercium melainkan aroma bunga samar yang menyenangkan. “Bagaimana Nona Ellena dan Tuan Kelvin, apa kalian merasa puas?” Tanya wakil presiden lalu menunduk dengan hormat, “Jika ada bagian yang membuat kalian merasa kurang puas, bilang saja. Kami akan segera menggantinya.” Ellena terdiam sejenak sebelum menjawab, “Eh, sangat puas kok. Terima kasih.” Wakil presiden tampak lega mendengarnya, “Baguslah. Kalau begitu, kami tidak akan mengganggu istirahat kalian berdua. Jika membutuhkan sesuatu, tinggal pencet bel saja dan kami akan selalu datang melayani Anda.” Setelah wakil presiden dan sekelompok dokter pergi, Kelvin melihat ke sekeliling ruangan VIP yang kini ditempatinya. Dia masih terkejut dan kembali bertanya. “Kak, kenapa mereka menukar ruangan biasa menjadi ruangan sebagus ini? Apa ini kakak ipar yang mengaturnya?” Kelvin masih belum tahu kalau Ellena dan Reno sudah putus. Ellena hanya menjawab, “Bukan dia.” Reno tidak mungkin bersikap baik setelah mereka putus, lebih mustahil lagi jika ayah mereka yang melakukannya. Tinggal di ruangan VIP yang terlihat sangat mewah seperti ruangan ini selama sehari penuh tanpa perlu melakukan apapun, pasti akan menghabiskan banyak uang. Orang-orang dari keluarga Lewis tidak rela mengeluarkan uang untuk hal seperti ini. Lalu siapa orang itu, siapa yang begitu baik membantunya dan adiknya? Ellena memang masih kebingungan, dia juga tidak paham situasi ini. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Saat Ellena membuka pintu, seorang perawat sedang berdiri di luar untuk menemuinya. “Nona Ellena, presiden rumah sakit kami ingin berbicara dengan Anda tentang kondisi saudara Anda. Silakan mengikuti saya.” Kata perawat itu sambil tersenyum. Ellena lagi-lagi dibuat terkejut. “Presiden rumah sakit ini yang mencari saya?” “Iya.” “Oh, baiklah.” Dengan ragu-ragu Ellena mengikut perawat itu. Perawat membawanya ke depan pintu kantor presiden, lalu mengetuk pintu dengan lembut. Ternyata pintu kantor tidak sepenuhnya tertutup, terdengar suara orang dari dalam. Suaranya sepertinya orang itu masih muda. “Masuk!” Ellena masih agak ragu-ragu, lalu dia mengulurkan tangan dan pelan-pelan membuka pintu. Saat dia masuk dia melihat seorang pria muda yang duduk di mejanya. Dilihat dari penampilannya usianya kira-kira 25 tahun. Dia tampak menawan dan sebatang kacamata emas di pangkal hidungnya membuatnya terlihat seperti pria terhormat. Dia presiden? Mata Ellena terbelalak dan menunjukkan keterkejutan yang tak terduga. Ternyata presiden rumah sakit ini masih sangat muda. Dia pikir presiden setidaknya berusia 50 atau 60 tahunan. “Nona Ellena, silahkan duduk.” Ketika Ellena menatap Romi dengan terkejut, Romi juga mendongak dan menatapnya dengan penuh ketertarikan. ‘Ini gadis kecil yang bersenang-senang dengan Hanzero?’ pikir Romi. Wajahnya cantik tanpa perlu menggunakan apa pun, meskipun dia tidak modis tetapi itu tidak menyembunyikan kecantikan aslinya. Romi memandangi Ellena, gadis muda itu berusia 20-an dengan fitur wajah yang sangat indah serta kulit yang cerah dan berkilau. Romi terkejut saat melihat kecantikan Ellena. Kemudian Romi tersenyum dan berkata, “Nona Ellena tidak perlu sungkan, kita masih sama-sama muda. Jadi anggap saja seperti bertemu dengan teman-temanmu seperti biasanya saja.”“Kimmy, maaf ya, agak lama menunggu,” kata Intan, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju mandi. “Oh, tidak kok.” Kimmy menjawab dengan sedikit gugup. Entah kenapa melihat Intan dan tahu jika Intan sedang hamil, dia menjadi gugup. “Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Tunggu sebentar ya?” Intan melangkah menghampiri lemari. Sedangkan Kimmy menunggu dengan jantung yang berdebar. Intan pasti akan menunjukkan hasil lab atau USG dari dokter. Memikirkan hal itu Kimmy semakin berdebar. Dia tidak tahu harus bicara apa nantinya. Dia sibuk merangkai kata terlebih dahulu. Dia sedikit tercengang ketika melihat Intan menghampirinya dengan membawa sebuah gaun. “Menurutmu apa gaun ini bagus?” Intan menunjukkan gaun itu ke depan Kimmy. “Selama pacaran, baru malam ini kita akan pergi kencan. Jadi aku sedikit gugup untuk memilih gaun. Aku memintamu datang untuk memberi pendapat tentang gaun ini. Aku tidak ingin membuatmu malu.” Intan adalah gadis yang berkelas, tetapi di
Sekarang tidak ada lagi namanya keresahan ataupun kegelisahan dan kekhawatiran. Baik untuk Hanzero, Ellena, maupun untuk Evelyn sang Nyonya besar Brahmana.Keluarga Brahmana semakin sejahtera dan juga bahagia. Hanya tinggal menunggu sang penerus terlahir dari rahim Ellena.Semua berjalan normal.---Keluarga Lewis sudah menerima karmanya. Meskipun Tiara dan Revan Lewis masih bersama, tetapi kehidupan mereka semakin sulit dan penuh pertengkaran. Sekarang bukan hanya Villa keluarga Lewis yang telah diambil alih oleh Ellena, tetapi perusahaan Lewis pun telah diakuisisi oleh Hanzero.Usut punya usut, perusahaan tersebut dulu pernah mengalami kemunduran yang sangat berat bahkan hampir bangkrut ketika masih ada di tangan Tommy Lewis. Lalu perusahaan itu bisa bangkit kembali karena adanya Clarissa. Meskipun dia adalah seorang anak yatim piatu, tetapi ternyata Clarissa mempunyai aset besar yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Setelah dia menikah dengan Revan, pada akhirnya Clarissa pun memban
Mendengar kata-kata Nyonya besarnya, Roy langsung menghela napas lega. “Nyonya benar-benar orang yang baik. Semoga keluarga Brahmana selalu dalam kesejahteraan. Kalau begitu, saya pergi dulu.”Evelyn mengangguk, mempersilakan Roy untuk pergi.Agak lama Evelyn termenung, lalu ketika dia baru saja hendak berdiri, dia mendengar suara lembut dan manis memanggilnya dari ujung sana.“Ibu.”Dia melihat Ellena sudah berjalan menghampirinya.“Kamu sudah pulang, Nak?” tanya Evelyn.“Kami baru saja pulang, tapi Hanzero langsung pergi ke kantor lagi.”“Kenapa kamu malah kemari? Bukannya pergi ke kamar dan istirahat?”“Tadi aku mencari Ibu. Kata Paman Fatih, Ibu sedang ada di taman belakang. Aku mengkhawatirkan Ibu karena seharian ini kami pergi. Maafkan aku ya, Bu. Pergi dari pagi baru pulang sore hari. Ibu pasti kesepian.”Evelyn tertegun, hatinya berdesir saat Ellena mengambil tangannya dan mencium tangannya dengan keningnya. Dia menatap wajah cantik dan lembut menantunya itu. Terbayang bagaima
Setelah mendengar penjelasan dari Paman Fatih, Evelyn mengepalkan tangannya erat-erat. Kemudian dia langsung berdiri dan segera pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Paman Fatih. Paman Fatih merasa sedikit heran, tetapi karena dia tidak tahu apa-apa, Paman Fatih hanya diam meskipun dia merasa jika sepertinya ada yang salah.Sampai di kamarnya, Evelyn langsung menghubungi seseorang.“Nyonya besar, tumben sekali Anda menelponku?” tanya orang di ujung telepon itu dengan sopan.Setelah menarik napas panjang, Evelyn kemudian berkata, “Aku memerlukan bantuanmu untuk mencari informasi tentang seseorang. Aku membutuhkannya secepatnya.”“Baik, Nyonya besar. Saya akan melakukannya sebaik mungkin dan segera melaporkannya pada Anda.”Begitu Evelyn selesai menelpon, dia langsung mengirim sebuah foto sekaligus nama Ellena pada seseorang tersebut.Evelyn terlihat berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dan beberapa kali mengusap wajahnya dengan kasar.Dia sudah bisa menebak jika
Diam-diam sekarang Kimmy mulai berterima kasih pada Resta. Jika bukan karena kehadiran Resta yang telah berhasil mendapatkan hati Hanzero, mungkin Intan juga tidak akan pernah melirik kehadirannya.Hari kembali berlalu.Semua berjalan dengan pelan tapi pasti. Biarpun hubungan Kimmy dan Intan yang telah resmi berpacaran tidak seromantis pasangan lainnya. Tetapi Kimmy masih tetap bersyukur, setidaknya hubungannya dengan Intan telah ada kemajuan.Begitu juga dengan hubungan Ellena dan Hanzero. Jika dulu mereka bertemu dan menikah secara kilat tanpa ada perasaan cinta baik antara Hanzero maupun Ellena sendiri, tapi sekarang keduanya sudah saling mengakui jika sama-sama saling menyukai dan mencintai bahkan telah mengucap janji untuk saling menemani dan setia sampai akhir hayat.Operasi Kelvin pun telah berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang positif. Sekarang Kelvin telah tinggal di villa milik Hanzero sedangkan Hanzero dan Ellena sudah tidak diperbolehkan lagi untuk keluar dari rumah b
Membaca balasan Intan yang ini bukan hanya kedua matanya yang terbelalak tetapi jantung Kimmy pun berdebar sangat kuat.Tapi lagi-lagi belum sempat dia menjawab satu pesan kembali masuk.|Kamu tidak perlu buru-buru untuk menjawabnya. Kamu bisa memikirkannya dulu. Aku juga tidak akan memaksamu. Aku tahu selama ini aku banyak menyakiti hatimu, jadi aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu.|Sudah terjadi sesuatu diantara mereka berdua, bagaimana mungkin Kimmy bisa sesantai itu dan harus berpikir dulu?Pria itu segera mengunci ponselnya dan kembali melemparnya di atas kasur. Dia segera pergi ke kamar mandi dan buru-buru mandi.Dia harus segera menemui Intan dan membicarakan hal ini dengan serius secara langsung.Siang ini Kimmy tidak lagi memikirkan pekerjaan kantor. Dia segera pergi ke rumah Intan untuk menemui Intan. Sampai di sana dia disambut oleh seorang bibi pelayan.Rumah itu terlihat begitu sepi. Orang tua Intan memang sedang berada di luar negeri. Kimmy duduk di ruang tamu menungg