Share

Bagian 25

Para prajurit Kerajaan Asytar menatap tak percaya pada ratusan lawan yang muncul secara tiba-tiba dari tengah kolam pancuran di taman istana. Mereka sempat terdiam beberapa saat sebelum menghunus pedang. Meskipun istana telah terkepung, jiwa kesatria menolak untuk menyerah. Derap langkah kaki dua kubu kesatria pun mengusik keheningan malam.

Srat! Trang!

Pedang, tombak, dan tameng saling beradu. Dentingnya terasa memekakkan telinga. Anak panah dilepaskan dengan brutal. Belasan tubuh tumbang bersimbah darah. Rumput di halaman istana kini dipenuhi bercak-bercak merah berbau anyir.

“Usahakan tidak sampai membunuh lawan, cukup lumpuhkan saja!” seru Pangeran Fayruza.

“Siap, Pangeran!”

Perintah sang pangeran membuat Gulzar Heer terpaksa mengurangi keakuratan tusukan pedangnya. Dia tak lagi mengincar jantung ataupun leher lawan, cukup bagian kaki agar musuh tak bisa lagi berdiri. Beberapa kali sang kesatria wanita bahkan hanya me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status