Home / Romansa / Kesayangan Tuan Muda / Bab 3 : Mencari Pekerjaan

Share

Bab 3 : Mencari Pekerjaan

Author: Areumagi
last update Last Updated: 2023-08-23 07:00:11

Pagi hari tiba dan Lea sudah bersiap dengan pakaiannya yang terlihat rapi dan formal.

Bahkan dia sudah menyiapkan amplop coklat berisi dokumen seperti yang Kana katakan tadi pagi.

"Hari ini kamu aku bantu cari kerja, semoga aja dapet ya," ucap Kana sembari menghidangkan sarapan.

"Makasih kak, tapi aku bisa sendiri kok," tolak Lea dengan sopan.

"Udah kamu ikutin aja, lagian cari kerja di kota sebesar ini tuh nggak gampang Lea. Dan belum tentu kamu bisa langsung dapet kerja,"

Lea mengamati wajah Kana yang terlihat cantik, bahkan kecantikannya semakin terpancar karena hatinya juga baik.

"Makasih kak, aku nggak tau lagi harus bilang apa sama Kakak. Suatu saat aku akan balas semua kebaikan Kak Kana," ucap Lea sungguh-sungguh.

"Aduh apa sih, kalau suatu saat aku butuh bantuan kamu. Apa kamu bisa Lea? Anggap aja itu sebagai balas budimu aku nggak mau kalau kamu nilai kebaikanku dengan uang,"

"Iya, pasti Lea bantu apapun itu,"

"Kalau gitu sarapan dulu, biar ada tenaganya," Kana benar-benar memperlakukan Lea layaknya adik sendiri.

Dia bahkan sangat perhatian pada Lea, padahal mereka baru saja mengenal semalam.

Lea yang tadinya merasa canggung, mencoba untuk membiasakan diri dengan Kana.

Usai mengisi perut, mereka meninggalkan apartemen untuk menuju ke tempat dimana Lea akan melamar pekerjaan.

"Kamu ada keinginan untuk kerja dimana dan sebagai apa Lea?" tanya Kana saat mereka baru saja keluar dari parkiran.

"Untuk saat ini nggak ada kak, kerja apapun yang penting halal. Dan bisa segera membantu ibu buat melunasi hutang, apalagi ijazah terakhirku hanya SMP. Aku nggak berharap lebih," jawab Lea sembari menunduk menatap amplop coklat yang ada di pangkuannya.

Kana merasa kasihan pada Lea, biasanya anak seusianya sekarang sedang asik bersenang-senang menghabiskan masa muda bersama teman-teman. Tapi Lea, dia malah harus memikirkan cara untuk mendapatkan uang.

"Ijazah bukan jadi penghalang buat kamu raih kesuksesan kok Lea. Asalkan kamu punya tekad yang kuat aku percaya kamu akan jadi orang yang sukses nantinya," ucap Kana menyemangati Lea, ia mengusap pelan bahu Lea.

Dibalas dengan senyum manis yang Lea berikan untuk Kana. Seperti ini membuat mereka layaknya kakak adik.

Tak butuh waktu lama mereka sampai ditempat tujuan. Aileen Company, salah satu perusahaan milik keluarga Kana yang kebetulan dia sendiri yang mengelola perusahaan ini.

Tapi jangan bilang Lea dulu ya, dia tak mau nantinya Lea semakin minder dekat dengan Kana.

"Ayo masuk Lea," ajak Kana saat mereka sudah berdiri disalah satu ruangan.

Ruang HRD menjadi tempat tujuan pertama, "Bu Dilla ada?" tanya Kana pada salah satu karyawan disana.

"Bu Dilla lagi keluar Bu, mungkin sebentar lagi dia kembali,"

"Oke makasih, selamat bekerja," Kana menggandeng Lea agar menunggu Bu Dilla datang.

"Ini kantornya siapa kak?" akhirnya pertanyaan yang ditunggu-tunggu Kana keluar dari mulut Lea.

"Ah ini tempat aku kerja, beberapa waktu lalu sih buka lowongan tapi nggak tau masih kosong atau enggak,"

"Kak Kana enggak kerja?"

Kana terlihat gugup saat Lea bertanya seperti itu, "Oh itu aku udah ijin kalo mau bantu seseorang dulu jadi kerjanya nanti,"

"Maaf ya kak aku jadi ngerepotin," ucap Lea lagi-lagi menunduk ia merasa tak enak dengan Kana.

"Enggak kok,"

Beberapa menit kemudian, Dilla datang. "Bu Kana cari saya?" tanya Dilla.

"Iya, apa masih ada lowongan disini? Ada yang mau melamar,"

"Maaf Bu untuk sekarang nggak ada, lowongan yang kemarin baru aja diisi dua hari yang lalu,"

"Oh gitu ya, yaudah. Kamu kembali kerja, kalau ada kabarin ya,"

"Iya Bu baik,"

Kana membawa Lea keluar dari kantor, menuju ke tempat selanjutnya yang Lea sama sekali tak tau.

Karena ini jadi pengalaman pertamanya ada di kota, sepanjang perjalanan dia lebih fokus untuk memperhatikan jalan. Setidaknya harus ada beberapa jalan yang ia tau.

"Maaf ya Lea lowongannya udah diisi, kita ke tempat selanjutnya. Aku harap disana ada," ucap Kana tak enak. Seharusnya dia mencari info dulu tadi sebelum berangkat.

"Iya kak nggak apa-apa kok, aku malah berterima kasih karena kakak mau bela-belain bantuin aku cari kerja,"

"Iya sama-sama. Kalau semisal di kantor yang ini ada lowongan dan kamu keterima aku harap kamu betah ya. Soalnya bos disana galak, nyeremin," ucap Kana dengan mimik wajah dibuat-buat.

"Namanya bos pasti galak dan nyeremin Kak. Kalau nggak gitu nanti karyawannya malah seenaknya sendiri,"

"Iya sih kamu bener, tapi nih orang tuh. Ah nanti kamu juga tau sendiri, sebenernya aku nggak mau kamu kerja disana tapi yaudah lah kamu juga lagi butuh segera," ujar Kana dengan sedikit memutar bola matanya. Mengingat bagaimana ia tau persis kelakuan bos yang ada disana.

Bangunan yang mereka datangi hampir sama seperti yang tadi, kali ini mereka datang ke SM Grup ini juga sama milik keluarga Kana. Tapi bedanya ini yang memegang adalah Kakaknya sendiri dan Papanya.

SM Grup adalah perusahaan dari keluarga Roderick yang cukup melegenda pada masanya kala itu, bahkan sampai sekarang pun masih eksis.

"Kamu tunggu sini bentar ya, aku mau kesana,"

"Iya kak," sembari menunggu Kana yang sedang berjalan ke resepsionis, Lea memperhatikan sekeliling. Sedari kemarin apa yang dilihat oleh matanya benar-benar membuat dia takjub.

"Kenapa gedung-gedung disini tinggi-tinggi terus besar-besar ya, apa yang bangun nggak capek?" gumam Lea.

"Ayo Lea, aku anter kamu ketemu HRD,"

"Ah iya Kak," Lea mengikuti langkah demi langkah yang Kana pimpin.

Lagi-lagi dia harus menaiki lift untuk menuju ke ruang HRD, Lea sudah mulai terbiasa dengan bagaimana orang-orang di kota menggunakan alat-alat canggih seperti ini.

Tok, tok!

"Iya masuk," jawab seseorang dari dalam.

"Permisi Bu Desi," sapa Kana

"Oh Bu Kana, ada perlu apa Bu sampai datang kesini," Desi langsung berdiri begitu tau yang datang adalah atasannya.

"Begini apa disini ada lowongan pekerjaan?"

"Untuk siapa?" tanya Desi dengan sedikit mengangkat alisnya.

Kana memberi ruang agar Lea bisa terlihat, saat tau jika Kana membawa seseorang Desi langsung paham maksud dan tujuan Kana datang kesini.

Jika diingat-ingat hal seperti ini bukan suatu hal yang baru, karena Kana sering sekali memberi pekerjaan pada orang yang baru ia kenal atau bahkan teman lamanya.

"Ada Bu, tapi apa dia mau?"

"Silahkan bisa kalian obrolkan saya tinggal dulu," Kana meninggalkan Lea dan Desi memberi ruang untuk mereka berdua berbicara.

"Silahkan duduk dulu," Desi mempersilahkan Lea untuk duduk di sofa.

"Makasih Bu,"

"Bisa lihat dokumen yang kamu bawa?"

Kana langsung menyerahkan amplop coklat yang sedari tadi ada dalam genggamannya.

"Ini Bu, saya hanya tamatan SMP," jelas Lea sedikit.

"Nama kamu Azalea Carolline? Kamu datang dari kampung tapi nama kamu bagus juga ya," ucap Desi sembari tersenyum.

Lea tersipu malu, bahkan dia sendiri pun juga heran kenapa namanya seperti orang asing saja padahal ia tau betul jika keluarganya berasal dari kampung.

"Kamu belum punya pengalaman kerja apapun, dan selama ini hanya membantu orang tua di kebun ya?"

"Iya Bu,"

Desi menutup kertas yang ia pegang berisi data diri Lea, ia mengamati Lea dari atas hingga bawah kemudian tersenyum membuat Lea gugup. Wajah dari Desi pun menunjukkan sebuah kepasrahan.

Hal yang dilakukan Desi membuat nyali Lea ciut, ia takut jika dengan ijazah SMP dan tanpa pengalaman ia bisa kerja disini.

'Apa aku bakal keterima disini?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 40 : Bertengkar

    Biasanya saat malam mulai datang dan waktu semakin mengarah ke tengah malam, Ken dan para karyawannya sudah ada dibawah alam mimpi.Namun kali ini berbeda karena mereka harus bekerja. “Cepat! Cepat sebentar lagi mereka datang!” seru Rendra memberi semangat pada semuanya.Ia baru saja mendapat kabar jika Sheila bersedia untuk menjadi model namun jadwal yang ia punya hanya di malam hari lebih tepatnya tengah malam.Karena waktu semakin mepet dan juga tidak bisa mengajukan jam lain jadi mereka setuju jika malam ini mereka akan lembur yang terpenting perusahaan tidak rugi dan mereka tetap masih bisa bekerja.Lantas apa jawaban Ken iya?---“Gimana setuju atau enggak? Waktuku nggak banyak.” Sheila mendesak Ken saat ini karena Ken tak kunjung menjawab pertanyaannya.“Boleh saya tau apa alasan kamu meminta syarat seperti itu?”“Simpel aja, saya suka sama bapak dan saya mau bapak jadi milik saya.”“Apa nggak terlalu mendadak dan juga ini pertemuan pertama kita setelah yang terakhir itu. Kamu

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 39 : Ingatan

    Tak pernah ada yang mau hal buruk terjadi pada diri kita bukan?Suara Sheila yang mengganggu Ken itu bukan dari arwah Sheila yang sengaja mengganggu tapi karena isi pikiran Ken yang saat itu belum bisa menerima kenyataan jika Sheila sudah tidak ada.Beruntunglah Ken saat itu ada orang yang langsung menelepon ambulance hingga ia berhasil dibawa ke rumah sakit tepat waktu, disusul Rendra dan keluarganya yang shock mendengar kondisi Ken yang kritis.Dalam situasi ini tak ada yang bisa disalahkan dan saling menyalahkan.Ken dalam keadaan kritis dan harus di rawat di ruang ICU, ia mengalami koma selama kurang lebih tiga bulan. Saat ia membuka mata ia malah tidak mengenali anggota keluarganya dan juga Rendra.Hati keluarganya sangat terpukul kala itu, dokter menjelaskan jika sebelum kecelakaan Ken sempat mengalami shock berat dan juga pikirannya tidak stabil membuat kondisi kepalanya menjadi trauma yang mengakibatkan dia amnesia.Ini h

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 38 : Cara Bertahan Hidup

    “Tapi yang mau saya bahas disini bukan tentang kebodohan pasien saya melainkan kondisi mentalnya. Kenapa saya bilang begitu? Penyakit mental itu datang dengan sendirinya kita nggak minta tapi dia datang tiba-tiba buat kita stress bahkan menghasut kita buat melakukan hal negatif. Bener kan?”“Iya!”“Mungkin jawaban dari audiens tadi benar, normalnya orang saat mendengar kabar duka tentang orang terdekat adalah menangis, tertunduk diam dan merenung. Tapi pernah nggak kalian melihat dari beberapa hari sebelum hari kejadian itu? Bagaimana hubungan orang itu dengan orang yang sudah meninggal, apa komunikasinya baik atau justru ada cekcok dan lain sebagainya.”Ken dan Rendra benar-benar menyimak setiap kata yang dokter Robert katakan.“Kalau kita cari tau pasti kita akan tau sedikit alasan kenapa orang melakukan kesalahan seperti pasien saya. Kunci dari tindakan bodoh manusia itu pada dasarnya ada dipikiran dan kondisi mentalnya.Nggak semua orang p

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 37 : Apa Aku Sebodoh Itu?

    Salah satu keputusan yang diharapkan membuahkan hasil seperti yang diinginkan.“Udah siap Ken?” tanya Rendra yang datang ke kamar Ken.“Bentar lagi selesai,” jawab Ken yang sedang merapikan pakaiannya.Sembari menunggu Ken, Rendra melihat-lihat kamar Ken sebelum mereka benar-benar pergi untuk waktu yang masih belum diketahui dan tak ada yang bisa memprediksi apakah ingatan Ken akan kembali atau tidak.Usai berkemas, mereka memasukkan barang-barang ke bagasi. Hari ini mereka akan diantar oleh Karel, Thea dan juga Kana pastinya.“Harusnya kalian dirumah aja, nggak perlu repot-repot nganter.” Ken tak suka jika merepotkan keluarganya, apalagi hanya dengan mengantar ke bandara.“Biarin lah kak, biar mama tuh bisa memastikan kalo lo tuh sampe bandara aman. Tau nggak?”“Iya-iya bawel lu, awas aja kalo sampe lo bandel disini. Pulang-pulang gue cincang lo!”“Dipikir gue daging kali ah.”Padahal mereka akan berpi

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 36 : Karena Mereka Kembar

    “Mau minum apa Ken?” tawar Rendra saat mereka baru saja tiba di apartemen Rendra.“Soda.”Rendra mengambil dua minuman kaleng bersoda untuk menemani malam mereka yang terlihat sedikit berbeda dengan sebelumnya. Antara tegang dan juga penasaran.“Kata dokter ingatan gue itu bisa kembali nggak?”“Ada kemungkinan bisa kembali kalo lo pengen bisa konsultasi sama dokter Robert, dulu gue sempet tanya-tanya sama dia soal pengobatan lo dan kalau lo mau lo bisa dateng kesana.”“Kerjaan di kantor masih banyak Ndra?”“Sejauh ini sih enggak paling cuma ngontrol proyek yang sama Niko itu aja sih, selebihnya nggak ada.”“Jadi bisa dong gue tinggal untuk berobat sebentar.”“Maksud lo, mau cuti?”Ken menganggukkan kepalanya, lalu menenggak minumannya. Memejamkan matanya sejenak, ia ingin ini segera berakhir.“Lo yakin Ken?”“Yakin, gue nggak mau dihantui terus kayak ini. Capek Ndra.”“Kalau i

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 35 : Bodoh Karena Cinta

    Pagi-pagi sudah dihebohkan dengan kabar jika Ken dan Rendra tak ada dirumah. Mereka menghilang, tanpa kabar dan tanpa jejak, satu yang mereka tau jika keduanya pergi bersama dengan mobil Rendra karena mobil itu tidak ada halaman depan.“Mereka kemana mas?” tanya Thea khawatir. Walaupun hal ini sudah sering terjadi tapi tetap saja menghilang tanpa kabar itu membuat khawatir.Karel mencoba untuk menghubungi keduanya namun tak ada satu pun yang menjawab.“Kamu yang tenang ya sayang, mereka pasti baik-baik aja. Nanti juga ngabarin, kita sarapan dulu ya.” Karel mencoba menenangkan istrinya yang selalu khawatir tentang anaknya.Ibu mana yang bisa tenang saat anaknya tak ada didepan matanya, tanpa kabar pula. Sementara dalam hati Kana sedang mengumpati Ken dan Rendra yang seenaknya pergi begitu saja.Lea pun juga bertanya-tanya kemana mereka pergi. Semoga saja mereka tidak dalam keadaan buruk, hanya itu harapan mereka saat ini.***

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status