Share

6. Kecurigaan

"Kalau begitu, aku pergi dulu Kakek!"

Andrew menyaksikan saat cucunya dengan riang keluar dari ruangannya setelah mereka selesai bicara berdua. Senyum yang semula terlihat samar bibir Andrew benar-benar hilang, saat pintu ruang kerjanya kembali tertutup rapat.

"James, kamu di sini kan?"

Dari balik bayang-bayang, James keluar lalu membungkuk hormat pada tuannya. "Saya ada di sini," ujarnya dengan nada hormat. Alis Andrew berkerut dari waktu ke waktu, saat pikiran cucunya yang tiba-tiba berubah benar-benar menganggu pikirannya saat ini.

"James, siapa yang bertugas mengikuti Ariana saat dia mengunjungi istana?" tanya Andrew.

"Itu Valencia dan dua orang kesatria bernama Luke dan Cale. Apa saya perlu memanggil mereka ke sini?"

Andrew mengangguk dan James langsung menjalankan perintahnya. Tidak butuh waktu lama sebelum orang-orang yang dipanggil berlutut di hadapan Andrew. Mereka semua menyapa Andrew dengan hormat, sebelum kembali berdiri saat Andrew sudah mengijinkannya.

"Katakan padaku, apa saja yang Ariana lakukan selama kalian menemani gadis itu ke istana?"

"Menjawab, Yang Mulia. Seperti biasa, Nona Aria menemui Ratu dan Putra Mahkota Emilio lalu menghabiskan waktu untuk makan bersama. Karena Putra Mahkota sendiri orang yang sibuk, Nona Aria segera berpisah dengan Ratu dan Putra Mahkota setelah mereka selesai makan siang bersama. Nona Aria sempat bermain di taman kerajaan selama beberapa waktu, sebelum kami akhirnya kembali ke kediaman Duke lagi."

Tidak ada yang aneh sama sekali dengan rutinitas Ariana saat mengunjungi istana. Namun tidak peduli berapa kali Andrew mencoba memikirkannya, pria itu tetap curiga karena Ariana ditemukan tenggelam di kolam belakang setelah dia kembali dari istana.

"Kalian bisa pergi."

Orang-orang itu menunduk lalu kembali menjalankan tugas mereka masing-masing saat Andrew telah selesai dengan mereka. Tatapan pria tua itu kini beralih pada James, yang terus saja mengawasi pembicaraan mereka dari awal sampai akhir.

"Ini terlalu aneh," kata Andrew tiba-tiba.

"Di tidak pernah seberani hari ini saat menatapku atau bicara padaku. Dia yang biasanya selalu menempel pada Ratu dan Putra Mahkota juga secara mengejutkan berusaha memutuskan hubungan pertunangan mereka. Anak itu sangat keras kepala sampai dia rela berjanji padaku untuk mewariskan teknik pedang keluarga selama dia bisa memutuskan pertunangannya. Dia hanya seorang gadis kecil. Mengapa dia harus sekeras kepala ini untuk sesuatu yang bahkan belum dia mengerti dengan baik?"

"Tindakan Nona Aria setelah dia bangun juga sedikit membingungkan, Tuan. Dia makan dengan cara yang sempurna, dan tidak canggung sama sekali saat mengajak saya untuk bicara. Nona Aria juga tiba-tiba meminta maaf pada saya. Wajahnya tampak sedih, dan saya tidak mengerti mengapa dia sampai harus melakukan itu untuk orang seperti saya."

Karena Ariana berasal dari satu-satunya keluarga dengan memiliki kedudukan yang hampir setara dengan keluarga kerajaan, sifatnya sudah seperti iblis kecil sejak dia dimanja oleh orang tuanya. Dia menolak untuk belajar seperti seorang Lady, dia tidak pernah peduli pada siapa yang melayaninya, dan Ariana bukan tipe orang yang bersedia minta maaf bahkan jika dia memang melakukan kesalahan. Belum lagi Ariana melakukannya pada seorang pelayan, yang hanya gadis itu anggap sebagai pesuruhnya di masa lalu.

Andrew sempat terdiam sejenak. "Lanjutkan laporanmu," ujarnya saat dia melihat bahwa James masih memiliki sesuatu untuk dikatakan padanya.

"Lalu saya mendengar dari pelayan yang lain, bahwa saat Nona Aria menunggu sampai Tuan mengijinkannya datang, dia berkenalan dengan sebagian besar pelayan dan berbicara akrab dengan mereka."

"Dia juga tidak mungkin melakukan itu di masa lalu bukan? Anakku selalu memanjakan Ariana melebihi apa pun. Para pelayannya selalu diganti setiap bulan, jadi anak itu selalu terbiasa mengabaikan siapa pun yang melayaninya."

Semakin dipikirkan, semakin aneh pula tindakan Ariana pada hari ini. Andrew memejamkan katanya saat dia merenung. Dengan hati-hati, Andrew mencoba memikirkan apa alasan perubahan mendadak dari cucunya. Namun tiap kali dia berpikir, dia tidak bisa membantu tetapi mengaitkan perubahan Ariana dengan kedatangan terakhir cucunya itu ke istana. Saat itu Andrew tidak bisa menemani cucunya karena dia memiliki urusan mendesak untuk diselesaikan. Membiarkan anak berumur dua belas tahun untuk datang ke istana tanpa bimbingan dari keluarganya jelas merupakan keputusan yang salah. Bahkan jika Andrew menyiapkan banyak pelayan dan kesatria untuk Ariana, apa yang bisa mereka lakukan di hadapan keluarga kerajaan?

Andrew menggeram. Dia benar-benar harus bicara dengan raja setelah ini. Tidak peduli sekecil apa pun gangguan yang menimpa cucunya, Andrew tidak akan diam saja saat seseorang di luar sana mungkin melakukan sesuatu pada cucunya itu.

Karena bukan hanya Ariana adalah pewaris terakhir yang bisa diandalkan di keluarganya, gadis itu juga merupakan satu-satunya cucu yang bisa dia sayangi dan manjakan.

Andrew bersandar di kursi kerjanya saat dia akhirnya membuat keputusan. "Kirim surat pada mata-mata kita yang ada di istana. Untuk sementara waktu, mereka bisa fokus hanya pada pergerakan Ratu dan Putra Mahkota saja. Akan lebih baik jika mereka bisa tahu apa saja yang Ariana bicarakan dengan mereka saat dia berkunjung ke istana. Lalu, segera laporkan padaku ketika mereka mendapatkan kemajuan apa pun."

Mata Andrew memancarkan kilatan berbahaya saat dia melanjutkan kalimatnya. "Dan jangan ijinkan Ariana keluar kediaman ini untuk sementara waktu. Aku harus membuat alasan untuk memutuskan pertunangannya dengan Putra Mahkota. Kamu yang akan bertanggung jawab untuk menjaganya mulai sekarang. Setelah sekarang dia memilih jalan yang paling sulit untuk mewarisi gelar Duchess, dia membutuhkan pendamping yang cakap untuk membimbingnya di jalan yang benar."

James mengangguk patuh mendengar perintah Andrew. "Saya akan mengabari mereka tentang perintah baru ini. Dan untuk masalah yang lain ... Saya akan segera memanggil Jimmy untuk kembali dan menggantikan saya untuk melayani Tuan."

Jimmy merupakan anak James yang sering keluar kediaman Duke untuk melaksanakan misi khusus di bawah perintah Andrew. Ketika James diminta fokus untuk melayani Ariana, pelayan itu tahu dia membutuhkan orang lain untuk memenuhi posisi dia sebagai tangan kanan Andrew. Jimmy adalah pilihan yang tepat. Di tempat di mana siapa pun bisa membahayakan keluarga Alison, Andrew hanya bisa mempercayakan beberapa orang untuk berada di sisinya.

"Lalu ... Beri tahu Albert untuk datang ke ruanganku. Aku ingin menugaskannya sebagai guru pedang Ariana mulai sekarang."

Bagi Ariana yang tidak pernah memiliki dasar berpedang sebelumnya, belajar pedang di usia dua belas tahun mungkin akan terlalu berat untuk dia jalani. Namun Andrew tidak ragu sedikit pun tentang keputusan ini. Dia bisa tahu keinginan cucunya. Di mata penuh semangat itu, Andrew tahu Ariana memiliki semangat untuk melakukan segalanya secepat mungkin.

"Tentang gurunya yang lain, apa kita harus menggantinya?" tanya James memastikan. Andrew lalu menggeleng sebagai jawaban. "Mereka secara khusus kupilih dari keluarga yang telah bersumpah setia pada keluarga kita. Tidak ada pergantian rencana. Aku yang akan secara pribadi mengirim surat pada para keluarga itu."

Demi masa depan cucunya, Andrew tidak akan membiarkan ada sesuatu yang salah tentang hal ini.

Aurora

Andrew dipanggil Yang Mulia karena gelarnya sebagai seorang Duke. Panggilanya mungkin terlihat sama dengan panggilan untuk para pangeran. Namun kalau dalam Bahasa Inggris, dia dipanggil Your Grace yang berbeda dengan Your Highness. (Tolong koreksi kalau ada kesalahan panggilan.)

| 4
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
mudah dipahami, enak dibaca dan pasti line storynya gak mudah tertebak.. kakek daebak!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status