Share

Bab 3 : Sedikit Goyah

last update Last Updated: 2025-01-14 10:08:09

Arion terkekeh, sedikit goyah dengan ucapan manis Elena. “Aku hanya menegaskan statusmu! Jangan berpikir aku mencintai mu,” ucapnya dengan skeptis.

Elena tahu, ucapan dan hati Arion berbeda. Mungkin mulutnya mengatakan tidak cinta, tapi hatinya mengatakan hal lain. Wajar saja jika Arion demikian, mengingat bagaimana untuk pertama kalinya Elena tidak dipihak Lucas.

Senyum di wajah Elena terukir. Respon yang Arion tunjukan sesuai dengan harapannya. “Tentu. Bagaimana mungkin aku mencintai mu? Karena hatiku hanya untuk Lucas,” ucapnya sengaja memancing emosi Arion.

Elena akan memulai pendekatan dengan terus menumbuhkan rasa cemburu pada diri Arion.

Elena memutar haluan rencananya. Sebelumnya, ia berpikir untuk langsung berterus terang pada Arion. Namun, sepertinya hal itu justru akan menambah kecurigaan Arion.

Dan kini, keduanya berada di mobil yang sama menuju rumah utama keluarga Dominic. Setelah acara yang melelahkan itu akhirnya mereka bisa segera beristirahat.  

Selama perjalanan, tak ada percakapan yang terjadi. Hingga saat mereka berada di kamar pengantin. Tanpa aba-aba, Arion mencekik leher Elena. 

“Trik apa lagi yang tengah kau mainkan, hah!” hardik Arion dengan keras.

Elena yang terkejut membuatnya tak bisa berkutik. Cekalan tangan Arion membuatnya tak dapat merasakan oksigen yang masuk. Wajahnya mulai memucat sebelum akhirnya Arion melepaskan cekalan tangannya.

Napas Elena terengah-engah. Ia menstabilkan pernapasannya, sebelum akhirnya berkata, “Trik apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti maksud mu?” 

Sudut bibir Arion terangkat. Ia melemparkan bukti pembelian tiket yang dibeli Elena beberapa hari yang lalu. 

“Kau kira dengan menyamarkan nama mu, kau bisa kabur?” Suara Arion terdengar mengintimidasi.

Cepat-cepat Elena melihat lembaran kertas yang baru saja dilemparkan padanya. Elena ingat, tiket ini dibeli agar dirinya bisa meninggalkan kota Everbloom bersama Lucas.

Elena ingat, sebelumnya ia juga melakukan hal demikian. Namun rencana tersebut gagal sebab Arion berhasil membawanya kembali. 

“Ini untuk perjalanan bisnis ku,” Elena berdalih.

Arion tertawa sumbang mendengar alasan konyol Elena. Ia mengepalkan kedua tangannya, merasa Elena benar-benar meremehkannya. 

Arion menatap Elena. “Kau kira aku bodoh dan akan percaya alasan konyolmu?”

“Aku berkata jujur. Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada asistenku,” ucap Elena kembali membela diri sebelum Arion semakin marah. 

Arion menatap lekat Elena. Baru saja ia merasa tenang karena Elena tidak banyak menimbulkan masalah ketika pesta pernikahan mereka, tapi ketika perjalanan pulang ia mendapatkan bukti dari bawahannya bahwa Elena merencanakan kabur ke luar kota.

Arion pergi begitu saja meninggalkan Elena. Kini pria itu tengah berada di ruang kerja untuk menenangkan pikiran. Ia memijat pelipisnya, setiap mengingat rencana kabur Elena kepalanya semakn berdenyut.

“Arion? Sedang apa kau di sini?” suara yang begitu familier membangunkan Arion.

“Pah, aku sedang beristirahat sebentar,” ucapnya sambil membenarkan posisi duduk ketika melihat yang menghampiri adalah sang ayah, Damian.

Damian duduk di samping Arion. Sebagai orang yang paling berpengaruh tentu ia tahu jelas masalah putra bungsunya itu. Walaupun gelar CEO sudah berada di tangan Arion, tetapi dirinya masih ikut andil dan tidak melepas sepenuhnya.

“Mengapa tidak bersama istrimu? Apa kalian bertengkar?” pria yang bernama Damian itu bertanya, ingin melihat apakah Arion akan jujur padanya.

“Tak perlu ku ceritakan, mungkin papa sudah lebih tahu,” jawab Arion.

Arion tahu, Damian bukan orang sembarangan. 

“Jangan egois, kau harus bisa memakluminya. Bersikaplah lebih lembut. Ingat, dia wanita bukan pria! Dia adalah istrimu, bukan bawahan mu. Usia yang terpaut cukup jauh, seharusnya bisa membuat mu berpikir lebih dewasa,” ucap Damian penuh dengan penekanan pada setiap katanya.

Damian tahu, putra bugsunya ini memiliki kepribadian yang keras. Sulit bagi Arion untuk menerima nasihat orang lain jika itu tak masuk diakalnya. “Sekarang kembalilah ke kamar mu,” perintah Damian.

“Tapi, Pah ...." Arion ingin menenangkan diri. Ia malas jika harus kembali bertemu dengan Elena saat ini.

“Arion, berhenti bersikap kekanak-kanakan! Kau sudah dewasa!” kini ucapannya lebih tegas, membuat Arion tak bisa menolak dan mengiyakan perintah itu.

Seperginya Arion. Elena memutuskan untuk membersihkan diri. Setelah seharian ia harus memakai gaun yang berat itu akhirnya berganti dengan piyama tidur yang nyaman.  Baru saja ia keluar dari ruang pakaian, ternyata Arion sudah berada di kamar kembali.

Entah hal apa yang membuat Arion kembali! Elena penasaran, tapi tak berani bertanya. Tak ada percakapan diantara keduanya dan hanya keheningan yang tersisa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ros
Pusing amat lo Elena. Sdh memutuskan nikah sm Arion, jalani sajah. Caoek yah tidur, sibukkan dirimu se hari2, jgn pusingin Orion. jd lah istri yg baik dan setia. Juga jgn mau ditindas sm suami mu sendiri. Semoga bahagia. Dan tdk kabur lg sm Lucas….
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 238 : Kegilaaan Arion

    “ Tolong keduanya senyum. Oke, satu ... dua, tiga! “ seru seorang fotografer sambil memperbaiki arah kamera.Cekrek!Dalam satu pengambilan gambar itu selesai dilakukan. Pemberkatan sudah mereka lakukan dengan cepat dan singkat, tidak ada gaun mewah ataupun acara yang megah.Pembuatan akta nikah di kantor catatan sipil itu pun berlalu begitu saja. Bukan pernikahan mewah, hanya pernikahan sederhana agar di akui oleh agama dan negara.Azalea duduk di dalam mobil dengan perasaan berkecamuk. Ingin menangis, marah, merasa bingung semuanya menjadi satu.Ia melihat pria yang baru saja menjadi suaminya itu tengah berdiri tak jauh dari sana, mengobrol bersama Vero dan Jeff.“ Terimakasih untuk waktu kalian. Maaf, aku mengganggu hari libur kalian. “ ucap Noah begitu berterimakasih.Vero membalas dengan senyuman dan ucapan selamat. “ Tidak apa. Aku ucapkan selamat untuk pernikahan kalian. “ ucap Vero penuh ketulusan.Ia tahu, Jeff ingin berbicara hanya dengan Noah. Vero berinisiatif pergi dari s

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 237 : Apa Alasannya

    “ Noah ... “Mata Azalea berkaca-kaca, menatap haru pada pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Kehadiran Noah bagaikan oasis di tengah gurun pasir yang gersang. Memberikannya sebuah harapan baru, harapan untuk bertahan dan bernapas dengan bebas lagi.“ Ayo keluar. “ ucap Noah dengan datar, tanpa menatap Azalea sedikit pun.Sore ini, akhirnya Azalea keluar dari neraka dunia yang disediakan negara. Ia menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, seakan ini adalah awal bahagianya.Tapi, sekali lagi Azalea lupa. Hukum karma itu nyata, ia tidak berpikir ini adalah awal mula dari kesengsaraan yang sebenarnya.Saat melihat Vero berdiri di depan gedung tahanan itu, alis Azalea bertaut dengan mata memicing. “ Vero, kenapa ada di sini? “ tanya Azalea seraya menoleh pada Noah.“ Cih ... “ decak sebal itu terdengar dari mulut Vero. Jelas ia tak suka saat harus mengurus surat-surat itu dengan cepat, apalagi ini menyangkut Azalea.“ Hidupmu terlalu beruntung, Azalea! “ sinis Vero y

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 236 : Anggap Saja Itu Mimpi

    Drettd ... Drettd!Getar ponsel di atas meja mengejutkan Vero yang tengah tertidur di lantai, akhir pekan yang indah ini ia habiskan dengan tidur sepanjang hari. “ Astaga, jangan bilang ini Elena. “ gerutu Vero.Tangannya meraba-raba meja tanpa berniat untuk bangun. Setelah menekan tombol hijau itu, ia mendekatkan ponselnya ke telinga. “ Ada apa, El? “ Di seberang sana Elena berbicara dan menjelaskan apa tujuannya mengganggu hari libur wanita itu.Vero yang masih dalam keadaan mengantuk seketika langsung duduk dengan tegap, ia merasa pendengarannya bermasalah. “ Apa yang kau katakan, melepaskan Azalea? Maksud mu apa! “Ia benar-benar tidak paham dengan maksud perkataan Elena, setelah perjuangan panjang itu kini Elena akan melepaskan Azalea begitu saja?Itu terdengar seperti lelucon dan tidak masuk akal. “ Iya, iya baiklah. Aku ke sana sekarang. “ ucap Vero pada akhirnya. Telepon berakhir, Vero segera bersiap pergi ke tempat tujuan untuk melakukan apa yang Elena minta.Elena yang bar

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 235 : Jangan Ada Dendam Di Hatimu

    “ Penjara pinggiran kota? “Wajah Noah menunjukkan ketidak percayaan, ada sedikit rasa lega dalam hatinya membuat ia terdiam.Melihat reaksi Noah yang demikian, Elena meragukan balas dendam pria itu. “ Kau sudah merasa kasihan? Balas dendam mu tidak jadi? “ tanya Elena dengan menantang.Noah menggelengkan kepalanya sebelum menjawab. “ Tidak, aku merasa lega karena sebelum aku bertindak dia sudah tersiksa. “ Jawaban Noah kembali meyakinkan Elena. Namun, yang membuatnya bertanya bagaimana bisa Azalea berada di penjara pinggiran kota.“ Bagaimana dia bisa di sana? “ tanya Noah dengan alis bertaut.Elena mengangkat kedua bahunya, memang dirinya tidak tahu. “ Pihak kepolisian mengatakan dia beberapa kali mencoba bunuh diri. “ seru Elena.Elena belum melihat lagi keadaan Azalea sejak satu minggu yang lalu. Kabar yang ia dengar memang mengatakan bahwa Azalea sudah berulang kali mencoba melakukan tindakan bunuh diri.“ Kapan kau akan kesana? “ tanya Elena.“ Hari ini. Aku ingin kau menarik s

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 234 : Dendam Lama

    “ Kemungkinan hidup hanya sepuluh sampai lima belas tahun, Nyonya. Ini bisa berubah dari pernyataan awal, kami hanya tenaga medis bukan tuhan. “ ucap dokter itu lagi.“ Baiklah. Terimakasih, dokter. “ balas Elena. Suaranya terdengar lesu dan pasrah, ia akan memikirkan sejenak apa yang dokter ucapkan. Mempertimbangkan lagi dengan saran yang diberikan.Setelah melakukan pemeriksaan, mendengarkan semua penjelasan dokter tersebut. Dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya, mereka segera keluar ruangan.Sebelum pulang, Arion perlu mengambil obatnya dulu. Ia meminta Elena untuk pergi ke mobil terlebih dahulu. “ Aku harus mengambil obatku. Kau masuk lebih dulu saja. ““ Oke. “Sementara Arion pergi ke area farmasi, Elena berjalan terlebih dahulu. Namun, langkahnya terhenti saat namanya di panggil.“ Elena! “Ia menoleh ke sumber suara. Tak jauh dari sana terlihat seorang pria dengan wajah garang yang begitu Elena kenal, sedikit berlari ke arahnya.“ Noah? “ Napas Noah sedikit tereng

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 233 : Dengan Risiko Tinggi

    Satu minggu sudah berlalu. Suasana berkabung di kediaman utama Dominic sudah mulai memudar, sisa-sisa kesedihan itu masih tertinggal di dalam hati mereka.Tuan Damian sudah mulai bisa menerima kenyataan, begitu pula dengan Arion. Keadaan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya.Pagi ini, Elena meminta dirinya untuk memeriksa kesehatan. Berhubung ini akhir pekan, Elena akan menemani suaminya ke rumah sakit Mulai sekarang, ia juga akan lebih fokus pada suaminya. “ Ayo, sayang. Kau tidak boleh menolak lagi! “ tegas Elena.Arion mengangguk pasrah, tidak banyak berbicara layaknya pria penurut. Elena menatap Arion dengan mata memicing, kedua tangannya terlipat di depan dada. Melihat itu, tentu Arion mengerutkan keningnya. “ Ada apa? Apa ada yang tertinggal? “ tanya Arion.Melihat istrinya masih berdiri di samping mobil, Arion merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu. Kesalahan apa lagi yang ia perbuat.“ Kenapa kau terlihat malas? Apa kau ingin segera menyusul kakak mu! “ ketus Elena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status