Share

Bab 8 : Pergi bulan madu

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-03-20 14:25:18

"Kak, kakak hebat! Untung aja kakak membatalkan undangan untuk tamu-tamu penting. Kalau saja tetap seperti rencana awal, kita pasti malu melihat tingkah ibu mertua kakak yang norak dan sombong itu, Hi... Hi... Hi... " ucap Nadin berbisik dengan cekikikan.

"Kakak gitu loh.. " jawab Naina bangga dengan terkikik geli di balik cadarnya.

"Kak, apakah habis ini kita langsung pulang? " tanya Nadin penasaran.

"Kau saja yang pulang! Kakak akan langsung pergi ke Lombok untuk berbulan madu. " ucap Naina dengan santai.

"Koper kakak mana? Kakak gak bawa pakaian ke sana? " tanya Nadin lagi.

"Tidak perlu! Kakak ada urusan sebentar, kau bilang pada kakak ipar mu untuk bersiap-siap berangkat bulan madu, dua jam dari sekarang. Bilang juga jika ia terlambat satu menit, tiketnya hangus. " ucap Naina dengan dingin.

"Ok " jawab Nadin sambil memberikan jempolnya.

Setelah mengatakan pesannya kepada Nadin, Naina keluar dari aula utama dengan diam-diam. Ia menuju pintu keluar yang sudah menunggu mobil yang akan membawa nya ke tempat yang ia tuju.

Nadin segera mendekati keluarga kakak ipar nya untuk menyampaikan pesan dari kakaknya.

"Maaf Kak Dzaki, Kak Naina pesan kalau dua jam dari sekarang, kalian akan berangkat bulan madu ke Lombok, Kak Naina akan menunggu di bandara. Jadi Kak Dzaki harus siap-siap dari sekarang. " ucap Nadin dengan santai.

"Gak sopan banget kakak kamu itu! Kenapa dia gak bilang sendiri? Malah orang lain yang di suruh nyempein nya. Terus kemana kakak kamu itu? " ucap Nyonya Rina marah-marah sambil berkipas layaknya Ibu-ibu pejabat.

"Kenapa Tante malah marah-marah sama saya? Saya hanya menyampaikan apa yang di katakan kakak saya! Kak Naina pergi karena ada urusan penting katanya. Di kasih tau malah balik marah! Menyebalkan! " tukas Nadin juga tersulut emosi.

Nadin kemudian pergi keluar dari aula dengan kesal dan tangan mengepal menahan amarah.

"Kenapa sih Ma cari gara-gara sama adiknya Naina? Kalau dia ngadu sama Naina gimana? Kan kita juga yang susah nantinya, Dah lah! Aku mau pulang dulu, beres-beres. Kalau telat bisa-bisa aku di tinggal pergi sama Naina. " ucap Dzaki kesal sambil berjalan keluar aula.

"Kamu itu ya!! Bukannya belain Mama nya malah ikutan marah! Dasar anak kurang ajar! " teriak Nyonya Rina marah-marah.

"Udah Ma, sabar aja dulu? Nanti kalau kita sudah tinggal di rumah Kak Naina dan berkuasa di sana, baru kita beraksi. Kita tunjukkan siapa kita kepada mereka itu. " ucap Diana dengan tersenyum devil.

"Bener juga kamu Nak! Huft... Sabar Rina... Sabar... Sabar mu nanti berbuah manis. " jawab Nyonya Rina dengan menarik nafas nya dalam-dalam.

Setelah meredakan amarahnya, Nyonya Rina dan Diana bergegas keluar aula mengikuti Dzaki yang sudah pergi duluan. Sesampainya mereka di luar, ternyata Dzaki masih menunggu mereka di depan taksi online sambil berdiri dengan melipat kedua tangan di dada.

Mereka pun segera menaiki taksi tersebut dan langsung pulang ke rumah.

Sedangkan Naina sedang berada di sebuah toko bunga untuk membeli bunga tulip putih kesukaan Mamanya dan beberapa bunga yang lain yang akan ia bawa mengunjungi Mama dan Papa nya.

Setelah membeli bunga, Naina dengan segera memasuki mobil dan mobil melaju dengan pelan menuju tujuan Naina yang sebenarnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang membawa Naina akhirnya berhenti di sebuah pemakaman umum yang sangat mewah. Naina melangkahkan kakinya masuk ke dalam area pemakaman dengan santai sambil membawa bunga yang tadi ia beli.

Naina sudah berganti pakaian dengan stelan celana kulot putih, atasan blouse mocca panjang sebatas lutut, dengan hijab yang senada dan tak lupa cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

Ia pun akhirnya sampai di makam yang bertulis Angelina Scott binti Mahendra Williams Scott dan Abraham Luis Wijaya bin Akram Haris Wijaya. Naina meletakkan bunga yang ia beli di kedua makam tersebut sambil mengusap batu nisan itu dengan menangis.

"Assalamualaikum Ma, Pa.. Bagaimana kabar kalian? Pastinya kalian baik-baik saja. Maafkan semua kesalahan Naina yang dulu Ma, Pa.. Naina bersyukur karena di beri kesempatan lagi untuk memperbaiki semua kesalahan Naina. Naina berjanji Ma, Pa, akan menjaga semua yang kalian berikan pada Naina. Naina tidak akan membiarkan seorang pun mengambil semua yang kalian berikan pada Naina. Restui semua rencana Naina Ma, Pa.. Naina sangat mencintai kalian berdua. Alfatihah untuk Mama dan Papa. "ucap Naina sambil mengangkat tangannya berdoa di depan makam orang tuanya.

Setelah puas meluapkan semua unek-unek nya, Naina pun berdiri dan pamit pada kedua makam orang tuanya. Ia melangkahkan kakinya berjalan keluar makam dengan perasaan yang lega.

" Maaf kan Hamba Ya Allah.. Bukan maksud hamba ingin mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi hanya ini satu-satunya jalan yang tepat untuk menghukum orang-orang yang telah menyakiti hamba dan orang-orang yang menyayangi hamba di masa lalu. "gumam Naina pelan ketika hendak memasuki mobilnya.

Naina kemudian memasuki mobilnya dan mobil pun perlahan meninggalkan area pemakaman.

[Tolong pesan kan tiket class ekonomi ke Lombok untuk dua orang jam dua. ]

[Baik Nona. ]

Naina mematikan ponselnya setelah menyuruh bawahannya di kantor untuk memesankan tiket untuk ia dan Dzaki.

Lain Naina, lain lagi dengan Dzaki, ia sudah berada di bandara satu jam sebelum berangkat. Ia menunggu Naina di bandara dengan kesal karena Naina belum juga datang menampakkan batang hidungnya. Ia mengumpat kesal sambil memainkan ponselnya.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Emang nya enak di suruh nunggu... wkwkwk 🤭🤭

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status