Share

Bab 8 : Pergi bulan madu

"Kak, kakak hebat! Untung aja kakak membatalkan undangan untuk tamu-tamu penting. Kalau saja tetap seperti rencana awal, kita pasti malu melihat tingkah ibu mertua kakak yang norak dan sombong itu, Hi... Hi... Hi... " ucap Nadin berbisik dengan cekikikan.

"Kakak gitu loh.. " jawab Naina bangga dengan terkikik geli di balik cadarnya.

"Kak, apakah habis ini kita langsung pulang? " tanya Nadin penasaran.

"Kau saja yang pulang! Kakak akan langsung pergi ke Lombok untuk berbulan madu. " ucap Naina dengan santai.

"Koper kakak mana? Kakak gak bawa pakaian ke sana? " tanya Nadin lagi.

"Tidak perlu! Kakak ada urusan sebentar, kau bilang pada kakak ipar mu untuk bersiap-siap berangkat bulan madu, dua jam dari sekarang. Bilang juga jika ia terlambat satu menit, tiketnya hangus. " ucap Naina dengan dingin.

"Ok " jawab Nadin sambil memberikan jempolnya.

Setelah mengatakan pesannya kepada Nadin, Naina keluar dari aula utama dengan diam-diam. Ia menuju pintu keluar yang sudah menunggu mobil yang akan membawa nya ke tempat yang ia tuju.

Nadin segera mendekati keluarga kakak ipar nya untuk menyampaikan pesan dari kakaknya.

"Maaf Kak Dzaki, Kak Naina pesan kalau dua jam dari sekarang, kalian akan berangkat bulan madu ke Lombok, Kak Naina akan menunggu di bandara. Jadi Kak Dzaki harus siap-siap dari sekarang. " ucap Nadin dengan santai.

"Gak sopan banget kakak kamu itu! Kenapa dia gak bilang sendiri? Malah orang lain yang di suruh nyempein nya. Terus kemana kakak kamu itu? " ucap Nyonya Rina marah-marah sambil berkipas layaknya Ibu-ibu pejabat.

"Kenapa Tante malah marah-marah sama saya? Saya hanya menyampaikan apa yang di katakan kakak saya! Kak Naina pergi karena ada urusan penting katanya. Di kasih tau malah balik marah! Menyebalkan! " tukas Nadin juga tersulut emosi.

Nadin kemudian pergi keluar dari aula dengan kesal dan tangan mengepal menahan amarah.

"Kenapa sih Ma cari gara-gara sama adiknya Naina? Kalau dia ngadu sama Naina gimana? Kan kita juga yang susah nantinya, Dah lah! Aku mau pulang dulu, beres-beres. Kalau telat bisa-bisa aku di tinggal pergi sama Naina. " ucap Dzaki kesal sambil berjalan keluar aula.

"Kamu itu ya!! Bukannya belain Mama nya malah ikutan marah! Dasar anak kurang ajar! " teriak Nyonya Rina marah-marah.

"Udah Ma, sabar aja dulu? Nanti kalau kita sudah tinggal di rumah Kak Naina dan berkuasa di sana, baru kita beraksi. Kita tunjukkan siapa kita kepada mereka itu. " ucap Diana dengan tersenyum devil.

"Bener juga kamu Nak! Huft... Sabar Rina... Sabar... Sabar mu nanti berbuah manis. " jawab Nyonya Rina dengan menarik nafas nya dalam-dalam.

Setelah meredakan amarahnya, Nyonya Rina dan Diana bergegas keluar aula mengikuti Dzaki yang sudah pergi duluan. Sesampainya mereka di luar, ternyata Dzaki masih menunggu mereka di depan taksi online sambil berdiri dengan melipat kedua tangan di dada.

Mereka pun segera menaiki taksi tersebut dan langsung pulang ke rumah.

Sedangkan Naina sedang berada di sebuah toko bunga untuk membeli bunga tulip putih kesukaan Mamanya dan beberapa bunga yang lain yang akan ia bawa mengunjungi Mama dan Papa nya.

Setelah membeli bunga, Naina dengan segera memasuki mobil dan mobil melaju dengan pelan menuju tujuan Naina yang sebenarnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang membawa Naina akhirnya berhenti di sebuah pemakaman umum yang sangat mewah. Naina melangkahkan kakinya masuk ke dalam area pemakaman dengan santai sambil membawa bunga yang tadi ia beli.

Naina sudah berganti pakaian dengan stelan celana kulot putih, atasan blouse mocca panjang sebatas lutut, dengan hijab yang senada dan tak lupa cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

Ia pun akhirnya sampai di makam yang bertulis Angelina Scott binti Mahendra Williams Scott dan Abraham Luis Wijaya bin Akram Haris Wijaya. Naina meletakkan bunga yang ia beli di kedua makam tersebut sambil mengusap batu nisan itu dengan menangis.

"Assalamualaikum Ma, Pa.. Bagaimana kabar kalian? Pastinya kalian baik-baik saja. Maafkan semua kesalahan Naina yang dulu Ma, Pa.. Naina bersyukur karena di beri kesempatan lagi untuk memperbaiki semua kesalahan Naina. Naina berjanji Ma, Pa, akan menjaga semua yang kalian berikan pada Naina. Naina tidak akan membiarkan seorang pun mengambil semua yang kalian berikan pada Naina. Restui semua rencana Naina Ma, Pa.. Naina sangat mencintai kalian berdua. Alfatihah untuk Mama dan Papa. "ucap Naina sambil mengangkat tangannya berdoa di depan makam orang tuanya.

Setelah puas meluapkan semua unek-unek nya, Naina pun berdiri dan pamit pada kedua makam orang tuanya. Ia melangkahkan kakinya berjalan keluar makam dengan perasaan yang lega.

" Maaf kan Hamba Ya Allah.. Bukan maksud hamba ingin mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi hanya ini satu-satunya jalan yang tepat untuk menghukum orang-orang yang telah menyakiti hamba dan orang-orang yang menyayangi hamba di masa lalu. "gumam Naina pelan ketika hendak memasuki mobilnya.

Naina kemudian memasuki mobilnya dan mobil pun perlahan meninggalkan area pemakaman.

[Tolong pesan kan tiket class ekonomi ke Lombok untuk dua orang jam dua. ]

[Baik Nona. ]

Naina mematikan ponselnya setelah menyuruh bawahannya di kantor untuk memesankan tiket untuk ia dan Dzaki.

Lain Naina, lain lagi dengan Dzaki, ia sudah berada di bandara satu jam sebelum berangkat. Ia menunggu Naina di bandara dengan kesal karena Naina belum juga datang menampakkan batang hidungnya. Ia mengumpat kesal sambil memainkan ponselnya.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Emang nya enak di suruh nunggu... wkwkwk 🤭🤭

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status