Sean berada tempat wisata aquarium. Tidak ada orang pun di sana. Kecuali dirinya dan seorang laki-laki menggunakan jaket serta topi berwarna hitam. Seorang laki-laki yang jauh-jauh dari Finlandia ke Korea untuk memenuhi permintaan Sean.
Bertemu untuk membahas pernikahan laki-laki itu dengan Alicia. Walter Fletcher. Laki-laki yang akan dijodohkan dengan kekasih Sean. Dan akan tercatat sebagai ayah kandung dari anak Sean yang sedang dikandung oleh Alicia. "Aku dengar kamu sedang mencoba untuk menutupi indentitasmu sebagai anak dari keluarga kolongmerat. Lalu kenapa apa kamu menyewa tempat ini hanya untuk bertemu denganku? Bukankah seharusnya kita bertemu di restoran kecil supaya kita sama-sama terlihat sederhana?" tanya Walter mengamati ikan-ikan yang berenang besar di dalam dinding kaca. "Sejak kapan kamu mengetahuinya?" tanya Sean mengepalkan tangannya. "Sejak kapan? Bukankah kita berada di kelas yang sama saat berkuliah di Finlandia. Kita bersahabat selama tiga tahun lebih. Aku tidak mungkin lupa tentangmu." "Tidak. Bukan itu. Sejak kapan kamu tau bahwa perempuan yang menikah denganmu adalah pacarku?" Kening Walter mengkerut. Menunjukkan ekspresi kebingungan.Yang Walter tau hanyalah ia telah dijodohkan dengan seorang perempuan dari Keluarga Eugenia. Dan ia diminta untuk ke Korea untuk mengurus pernikahannya. Dan melihat ekspresi kebingungan Walter, Sean menyadari bahwa Walter sama sekali tidak mengetahui tentang hubungan Sean dengan Alicia. "Apakah dia pacarmu? Aku minta maaf untuk itu. Aku sama sekali tidak tau," ujar Walter menggaruk bagian belakang kepalanya. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan? Untuk apa kamu menerima perjodohan dengan perempuan yang bahkan sama sekali tidak kamu ketahui latar belakangnya?" tanya Sean. "Tenang saja. Aku datang karena perintah keluargaku. Aku tidak datang untuk merebut kekasihmu. Jika kamu menginginkannya, aku akan mengembalikannya padamu setelah tugasku selesai." "Apa kamu berniat menghancurkan Keluarga Eugenia?" "Benar." Sean sudah menaruh rasa curiga pada Walter. Sean mengenal Walter sejak tinggal dan berkuliah di Finlandia. Karena persahabatan di antara mereka, Sean mengetahui semua hal yang disembunyikan oleh Keluarga Fletcher. Dan Walter mengetahui tentang segala rahasia yang disimpan oleh Sean. Walter adalah anak pewaris yang tak dianggap. Sedangkan Sean adalah anak pewaris yang sedang bersembunyi. Mereka sama-sama berasal dari keluarga kolongmerat. Bedanya Sean bisa menggunakan seluruh harta kekayaan keluarganya kapanpun Sean mau. Sedangkan Walter tidak. "Jadi ... bagaimana rasanya menjadi orang yang miskin, Tuan Muda Ephraim?" tanya Walter melangkahkan kakinya menuju dinding kaca untuk melihat lebih dekat ikan-ikan yang berenang di sana. "Tidak terlalu buruk. Dengan begini, aku bisa melihat mana orang yang busuk dan mana yang pantas berada di sisiku," jawab Sean berjalan ke sisi dinding kaca berlawanan dengan Walter. "Seorang tuan muda dari Keluarga Ephraim. Hanya tersisa kamu bukan dari keluargamu? Maka dari itu, beberapa tahun lalu kamu melarikan diri ke Filandia. Berkuliah di sana. Dan mengendalikan seluruh perusahaan keluargamu dari jauh. Untuk mengantisipasi orang-orang yang berniat mencelakaimu dan merampas seluruh aset berharga keluargamu. Hidup seperti orang miskin untuk menyaring orang yang pantas berada di sisimu. Itu lucu sekali." "Jangan mencoba untuk memojokkanku. Kamu pun sama. Kamu terlahir sebagai anak selir dari kepala keluarga Fletcher. Sehingga kamu tidak mendapatkan warisan ataupun kekayaan yang sama seperti anak dari istri pertama dari kepala keluarga. Kamu dikirim ke sini untuk menikah lalu merampas aset Keluarga Eugenia. Dengan begitu, kamu akan diakui dan mendapatkan bagian dari warisan ayahmu." "Apa kamu juga menyembunyikan nama keluargamu dari perempuan itu?" "Iya." Walter tersenyum kecil. Sean adalah seorang jenius. Walter mengetahui itu sudah sejak awal mereka bertemu. Sean beberapa kali bisa menebak dengan tepat kondisi dan jalan pikir Walter. Kejeniusan Sean adalah senjata yang berbahaya. Sehingga Walter sama sekali tidak pernah mencoba untuk mencelakai Sean. Dan selama mereka saling mengenal satu sama lain itulah, mereka mulai semakin dekat. Hingga mereka bersahabat dan mulai menceritakan tentang rahasia yang ada di antara mereka. "Bekerja samalah denganku," ujar Sean berbalik badan menatap punggung Walter. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Walter berbalik badan. Saling menatap dengan Sean. "Alicia sedang mengandung anakku. Aku menginginkannya. Selebihnya ambil saja. Aku tidak memerlukan harta kekayaan Keluarga Eugenia." "Ingatlah ini baik-baik. Aku datang ke sini sebagai utusan Keluarga Fletcher. Bukan sebagai sahabat dari Tuan Muda Ephraim. Jika kamu menginginkanku, kamu harus mengambilku dari Keluarga Fletcher. Yang artinya itu akan mengorbankan banyak hal. Apa kamu setuju dengan itu?" "Apa yang kamu inginkan?" "Setengah saham dari seluruh perusahaan Keluarga Ephraim." Permintaan yang sangat sulit. Jika Seandainya menyetujui itu, artinya Walter akan menguasai setengah harta kekayaan Keluarga Ephraim. Ditambah dengan seluruh harta kekayaan Keluarga Eugenia jika rencana mereka berhasil. Dalam perjanjian ini sudah terlihat dengan sangat jelas bahwa Walter sangat diuntungkan. "Baiklah. Tapi kita bermain dengan rencanaku," ujar Sean mengangguk. "Bagaimana rencananya?" tanya Walter tersenyum kecil. "Sesuai dengan perjanjian kita. Aku merebutmu dari Keluarga Fletcher. Muncullah di hadapan media sebagai penerus Keluarga Ephraim. Aku akan membalik nama seluruh asetku menjadi namamu. Ayo kita bermain sebagai tuan dan pengawal. Kamu sebagai tuan. Dan aku sebagai pengawal." "Membalikkan nama seluruh asetmu menjadi namaku? Bukankah itu artinya aku sudah mendapatkan seluruh harta kekayaan keluargamu tanpa harus bekerja? Kenapa aku harus menuruti perkataanmu setelah mendapatkan itu semua?" "Karena persahabatan kita. Aku mengenalmu lebih baik dari semua orang yang ada di dunia ini. Aku tau kamu tidak akan mengkhianatiku."Walter berdiri tegap di sisi kanan Sean yang sedang menyantap makan malamnya. Berada di rumah Sean, membuat Walter tidak bisa menggunakan identitasnya sebagai pemilik seluruh aset kekayaan Ephraim. Karena memang sejak awal tidak ada darah Ephraim di dalam tubuhnya. Ia berada di atas saat ini karena sandiwara yang sedang direncanakan oleh Sean.Baru permulaan. Dan Sean merasa bahwa semuanya berjalan dengan baik. Bahkan perusahaan-perusahaan keluarganya juga mulai berkembang di bawah pengawasan mereka berdua. Tidak ada masalah terkait itu semua. "Jadi, bagaimana?" tanya Sean membersihkan bibirnya menggunakan tisu."Aku sudah mengumpulkan beberapa informasi tentang keluarga Storm. Sepertinya dugaan kita benar. Dia menanam tumbuhan terlarang dan mengedarkannya ke luar negeri.""Begitu, 'ya? Kalaupun kita berkunjung ke sana, pasti kita akan diarahkan untuk menjauh dari ladang. Mereka akan berusaha sebisa mungkin menutupi itu."Sebelumnya Sean tidak terlalu mencari tau tentang Keluarga Eug
Alicia dan Walter menyempatkan untuk berkeliling mall setelah berhasil membeli beberapa perabotan rumah tangga yang nanti akan langsung dikirimkan ke rumah mereka.Walter menghentikan langkahnya saat sadar Alicia tidak ada di sisinya. Walter melihat ke arah sekitar dan mendapati Alicia yang berhenti di tengah jalan dan menghadap ke salah satu outlet pakaian perempuan."Apa kamu menginginkannya?" tanya Walter mendekat ke arah Alicia."Tidak, ada sepupuku di sana," jawab Alicia menatap ke arah Walter."Kita memiliki banyak waktu. Jadi ayo menyapanya," ujar Walter menggenggam tangan Alicia dan menarik Alicia ke arah outlet pakaian itu.Alicia dan Walter mendekat ke arah sepasang kekasih yang sedang berbincang dengan seorang pelayan outlet itu. Alicia orang yang menyapa pertama kali. Membuat sepasang kekasih itu sedikit terkejut saat melihat keberadaan Alicia.Laki-laki dan perempuan itu adalah Dom dan Regina. Dom sendiri adalah anak dari Storm. Adik dari ayah Alicia."Oh, Tuan Muda dari
Alicia bangun lebih pagi dari Walter. Membuatnya tidak tau harus berbuat apa. Dan berakhir di dapur. Dengan bahan makanan seadanya ia mulai memotong beberapa bahan makanan dan menyalakan kompor dengan penggorengan yang diisi sedikit mentega.Saat sedang asik memasak, Alicia mendengar suara lift. Ya, di rumah itu memang ada tangga. Namun Alicia dan Walter lebih sering menggunakan lift. Dan mengingat hanya ada Alicia dan Walter di rumah itu, membuat Alicia yakin bahwa Walter sudah bangun dan mulai turun ke lantai satu karena kelaparan."Apa kamu bisa masak?" tanya Walter menuju ke arah dapur. "Aku pernah mengikuti kelas masak," jawab Alicia mulai kembali fokus pada bahan makanannya."Oh, iya? Aku juga pernah ikut kelas masak saat masih ada di Finlandia.""Sangat jarang sekali ada laki-laki yang ikut kelas memasak.""Waktu kecil aku pernah bercita-cita untuk membuka restoran. Jadi aku mulai ikut kelas memasak. Tapi, 'ya, sepertinya memang bukan itu jalanku."Walter membuka kulkas. Tidak
Walter membuka matanya saat mendengar pintu kamar mandi terbuka. Pandangannya melirik ke arah Alicia yang masih dalam keadaan setengah basah dan sudah menggunakan baju tidur. Hari yang sangat melelahkan sudah mereka lewati. Seharusnya mereka menggunakan malam ini untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh mereka. Namun kondisi saat ini benar-benar membuat mereka canggung. Hanya ada mereka berdua di rumah sebesar itu. Dan mereka harus tidur satu kasur."Tunggu sebentar. Tolong ambilkan aku makanan ringanku di dalam laci samping televisi," ujar Walter saat melihat Alicia mulai mendekati kasur."Kenapa kamu makan lagi setelah mencuci mulutmu?" tanya Alicia dengan perasaan kesal berjalan menuju laci."Makan saat lapar. Tidur saat mengantuk."Alicia kembali mendekat ke arah kasur sambil membawa satu kantong makanan ringan. Ia memberikan makanan ringan itu pada Walter. Dan naik ke atas kasur dengan hati-hati.Dengan perasaan kesal Alicia menyerahkan kantong makanan ringan itu pada Walter. Dan
Pernikahan Walter Valerie dan Alicia Eugenia dengan megah. Ada banyak sekali orang-orang dari kalangan atas datang untuk mengucapkan selamat. Mengingat Walter dan Alicia adalah orang yang berpengaruh. Walter pemilik seluruh perusahaan yang dulunya berdiri dengan nama Ephraim. Dan Alicia sebagai penerus Keluarga Eugenia.Acara pernikahan itu hanya berlangsung tiga jam. Dan hampir keseluruhan Keluarga Eugenia datang dalam acara itu. Bahkan paman dari Alicia, Storm Eugenia datang untuk mengucapkan selamat.Storm sendiri menjalankan bisnis dibidang ekspor dan impor. Kekayaan Storm tidak jauh beda dengan Beck, mengingat Storm adalah adik Beck. Selama ini Beck lah yang menjadi sumber model Storm untuk membuka usaha. Kalaupun memang usaha Storm mengalami kerugian, Beck selalu datang dan memberikan uang lebih pada Storm."Selamat atas pernikahannya, Tuan Muda," ujar Storm bersikap ramah saat mendekat ke arah Walter yang sedang berbincang sebentar dengan tamu."Terima kasih telah datang," ujar
Sean menatap ke arah layar ponselnya. Menikmati video saat-saat di mana Walter mendorong para mafia ke tengah-tengah laut. Dengan kondisi tangan mafia-mafia itu ditali dengan tali tambang. Dan kaki mereka dirantai dengan beton yang sangat berat untuk memastikan para musuh-musuhnya itu terus tenggelam ke dasar laut tanpa bisa melakukan perlawanan apapun.Sean merasa terhibur dengan aksi Walter. Ia merasa bahwa memberikan kapal dan menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan oleh Walter tidak membuatnya rugi.Video berhenti. Menandakan semua mafia itu sudah didorong keluar kapal dan tenggelam ke dasar laut. Tidak lama setelah itu pintu kamar Sean diketuk. Sean mengizinkan orang itu masuk. Dan muncul seorang perempuan berpostur tubuh tinggi dengan rambut berwarna pirang.Rias Nebula. "Aku tidak melihat Walter. Di mana si bodoh itu? Apakah dia bunuh diri setelah tau pacarnya tidur dengan perempuan lain?" tanya Rias menggaruk kepalanya."Apa kamu belum tau? Dia sebentar lagi menikah," tan
Walter berangkat ke alamat yang dikirimkan oleh Sean. Tidak ada rumah. Hanya ada gudang yang sudah lama terbengkalai. Walter dengan berani mendobrak pintu gudang itu menggunakan kakinya.Mengejutkan lima orang yang sedang berpesta miras di tengah-tengah gudang. Isi gudang itu terdapat beberapa fasilitas yang seharusnya ada di rumah. Sofa, televisi, lemari, kursi, dan meja. Membuat Walter mengerti mengapa para mafia itu betah berada di sana.Pandangan Walter tertuju pada seorang laki-laki tua berambut dan kumis berwarna putih. Pemimpin kelompok itu. Lucius."Hoi, anak kecil. Ini bukan tempat yang bisa kamu masuki sesuka hati," tegur Lucius bangkit dari Sofanya."Anak kecil? Sudah lama sekali tidak ada orang yang berani menghinaku dengan kalimat itu," kesal Walter menatap Lucius dengan tatapan tajam."Tapi, ya, sudahlah. Aku datang untuk memberikanmu kesempatan. Berlututlah di hadapanku dan mengakui kejahatanmu. Meminta maaflah karena sudah mencoba merampas tanah-tanah warga desa."Semu
Walter duduk di kursi kerjanya. Sedangkan Sean duduk di kasur. Mereka tinggal di kediaman Ephraim. Rumah yang seharusnya milik Sean, kini menjadi milik Walter. Mengingat seluruh aset berharga milik Keluarga Ephraim sekarang sudah berganti nama menjadi Walter Valerie. Sean pun akan menggunakan marga yang sama jika memang ada orang asing menanyakan terkait nama lengkap Sean.Pernikahan Walter dan Alicia akan diadakan minggu depan. Sean bisa saja datang ke acara itu secara terang-terangan. Membiarkan Beck dan Alicia melihat keberadaannya. Namun Sean tidak melihat keuntungan dari itu. Maka Sean akan memilih untuk tidak datang. Supaya Walter bisa mengakses informasi lebih dalam mengenai Keluarga Eugenia. "Apa kamu masih ingat rencana pertamamu setelah menikah?" tanya Sean setelah Walter selesai memberikan laporan."Menusuk dada Beck menggunakan pisau lalu membuangnya ke danau?" tanya Walter membuka bungkus cemilan."Aku yang akan menusuk dadamu lebih dulu sebelum kamu melakukan itu padan
Pertemuan Keluarga Fletcher diadakan di sebuah gedung mewah yang sudah dipesan. Ada sekitar dua puluh orang yang hadir di acara itu. Orang-orang yang tunduk dan dibawah kendali kepala keluarga Fletcher.Alfred Fletcher. Pemimpin keluarga Fletcher. Laki-laki tua dengan rambut yang disemir hitam untuk menutupi ubannya. Dengan tubuh sedikit gemuk. Pusat dari kekayaan Keluarga Fletcher.Dan kini seluruh perhatian yang tadinya tertuju pada Alfred berganti pada seorang laki-laki dengan kemeja polos berwarna mocca dan outerwear model cardigan. Laki-laki itu datang dengan pakaian casual saat seluruh anggota Keluarga Fletcher menggunakan pakaian formal."Apa ini?" tanya Alfred saat Walter berdiri di hadapannya dengan seorang laki-laki tidak ia kenal."Apalagi kalau bukan memenuhi panggilanmu, Kepala Keluarga Fletcher?" tanya Walter balik."Dan sekarang saya sudah muncul di hadapan Anda. Apakah saya bisa kembali ke Korea?" tanya Walter. "Sepertinya taringmu mulai terlihat setelah kamu berhasil