Beck Eugenia duduk di sofa dengan tangan memegang segelas bir dan tatapan tertuju pada layar televisi. Menatap penuh kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Berita tentang seluruh aset Keluarga Ephraim yang kini jatuh pada seorang laki-laki yang bernama Walter Fletcher menyebar melalui televisi, surat kabar, dan website. "Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa dia memiliki seluruh aset kekayaan Keluarga Ephraim?" tanya Beck sedikit memiringkan kepalanya. "Saya dengar dia membeli seluruh aset yang dimiliki oleh Keluarga Ephraim. Dan seluruh surat-suratnya sudah berada di tangan Walter Fletcher," jawab Alan. Alan Alastair. Pengawal utama dari Keluarga Eugenia. Seorang laki-laki berambut hitam yang sangat mahir dalam menggunakan pistol. "Bagaimana rencana Anda selanjutnya?" tanya Alan. "Bukankah sudah jelas? Pernikahan itu harus tetap terlaksana. Aku tidak peduli bagaimanapun caranya. Bahkan jika aku harus menjilat kaki dari laki-laki bodoh itu, selama pernikahannya tetap terlaksana maka akan aku lakukan. Maka setelah itu, aku akan bisa menguasai segalanya," balas Beck tersenyum lebar. "Sepertinya aku harus memikirkan cara menyingkirkan Walter mulai sekarang. Apa kamu memiliki rencana yang bagus untuk itu?" tanya Beck. "Bukankah Anda harus menahan diri untuk sekarang. Setidaknya sampai nona muda dan tuan muda menikah dan memiliki anak. Jika Anda melakukannya sekarang, maka Anda tidak akan mendapatkan sedikitpun harta kekayaan Keluarga Ephraim ataupun Keluarga Fletcher," ujar Alan. "Aku rasa kamu benar. Untung saja aku memiliki orang jenius sepertimu. Dengan begitu, aku tidak akan mengambil langkah yang salah." Terlepas dari wajah Alan yang seperti seorang preman, Alan memiliki otak yang cerdas. Alan selalu mendapatkan peringkat pertama di segala kompetisi cerdas cermat yang ia ikuti. Bahkan Alan mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas. Itu adalah salah satu alasan mengapa Beck memperkejakan Alan. Beck tidak hanya membutuhkan otot dan mental. Beck juga membutuhkan otak. Maka dari itu, Alan bersamanya. "Namun bukankah ini sangat mencurigakan? Bukankah selama ini pewaris Keluarga Ephraim tidak diketahui keberadaan dan identitasnya? Lalu bagaimana bisa dia menemuinya dan membeli seluruh aset Keluarga Ephraim?" tanya Beck mengamati laki-laki muda yang berdiri di dalam berita televisi. "Saya pun tidak mengerti. Namun dilihat dari kondisinya, kemungkinan tuan muda Walter membayar orang berpengalaman untuk mencari informasi terkait Keluarga Ephraim. Dan menemukan sedikit data terkait pewaris terakhir," jawab Alan. Tidak ada berita yang terbesar tentang anak terakhir Ephraim. Foto bahkan suara. Media mengetahui bahwa Daniel memiliki anak dari pengungkapan Daniel sendiri. Hanya saja saat itu sudah dibawa pergi jauh. Dengan beberapa pengawal dan asisten untuk menjaga anak itu sampai dewasa. Dan sekarang muncul Walter Fletcher sebagai pemilik aset Keluarga Ephraim. Mengambil kendali atas segala perusahaan yang berdiri atas nama Keluarga Ephraim. "Setelah muncul seperti sekarang, apa tetap tidak bisa mencari informasi tentangnya?" tanya Beck ingin mencari tau sebenarnya di mana laki-laki itu disembunyikan. "Saya akan menghubungi orang yang bisa mencari dan merentas data. Saya akan mengirimkan hasilnya pada Anda setelah selesai," jawab Alan. Dalam kondisi sekarang seharusnya mudah mencari di manakah anak Keluarga Ephraim bersembunyi. Dan jika memang kali ini mereka tidak bisa menghancurkan Keluarga Ephraim, data itu akan membantu generasi selanjutnya dari Keluarga Eugenia untuk membongkar keberadaan pewaris Keluarga Ephraim. Selama ini yang menjadi penghalang bisnis Keluarga Eugenia adalah bisnis milik Keluarga Ephraim. Keluarga Ephraim selalu saja satu langkah lebih awal dari mereka. Membuat perkembangan bisnis mereka tidak bisa meroket seperti milik Keluarga Ephraim. Secara finansial, sudah jelas Keluarga Ephraim jauh di atas Keluarga Eugenia. Bahkan dengan uang Keluarga Ephraim sekarang, seluruh bisnis Keluarga Eugenia bisa dibeli dan diratakan dalam sekejap. "Keluarga yang mengerikan harus dihancurkan dengan cara yang mengerikan. Kalau tidak begitu, anak cucu mereka akan balas dendam secara membabi buta seperti iblis," ujar Beck dengan wajah serius. Pandangan Beck dan Alan beralih pada pintu ruangan yang mulai terbuka. Saat pintu terbuka, terlihat ada seorang perempuan sangat cantik dengan tubuh ramping dan rambut berwarna putih berdiri di sana. Alicia Eugenia. Anak dari Beck. Atau lebih tepatnya boneka Beck. Karena selama ini, Beck benar-benar menggerakkan Alicia sesuai kemauannya sendiri. Membatasi segala aktifitas Alicia. Dan memerintahkan anaknya itu untuk selalu mendekati Axchel Ephraim. Sampai pada titik di mana kesepakatan pernikahan itu terjadi. "Bersiaplah. Besok kita akan menemui calon suamimu," peringan Beck tersenyum licik. Alicia mengangguk. Menutup pintu. Ia tidak jadi berbicara dengan Beck. Ia pergi sembari mengelus perutnya. Janin yang ada di dalam perutnya. Ia tidak bisa memberitahu Beck sampai detik ini. Sehingga ia berniat untuk merahasiakannya sampai akhir.Walter, Sean, dan Regina berkumpul di salah satu restoran setelah pulang bekerja. Dengan begini, ini adalah kedua kalinya mereka berkumpul di luar jam kerja. Mereka menikmati hidangan hangat yang ada di atas meja dan beberapa minuman alkohol serta soda.Mereka menempati ruangan VVIP. Ruangan tertutup sehingga tidak ada satupun tamu dari luar bisa melihat ataupun mendengar apa yang sedang mereka bahas. Mereka mengambil ruangan di mana mereka bisa langsung duduk di atas lantai dengan bantalan.Setelah seharian bekerja dengan sangat keras, mereka akhirnya bisa bersantai dan menyantap makanan yang sangat enak."Bukankah Tuan Muda harus segera mengunjungi dan memeriksa pembangunan hotel?" tanya Sean mengambil sumpit."Tidak perlu. Bukankah kamu sudah mengurusnya? Lakukan saja sesuai dengan rencana awal. Aku akan memfokuskan diri pada hal lainnya," ujar Walter mengambil gelas berisikan bir."Pada pertemuan kemarin juga ada beberapa keluarga kon
Alicia dan Rias sudah sampai di Swiss kemarin malam. Dan pagi ini, mereka pergi berjalan-jalan. Menikmati suasana negara asing yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.Tentu saja Alicia harus berterima kasih pada suaminya. Karena suaminya itu telah menyiapkan banyak hal hingga ia bisa pergi ke sana tanpa harus memikirkan apapun. Pesawat pribadi, mansion, mobil berserta supir, dan total ada tiga orang yang akan bertugas menjadi pengawal.Belum lagi kartu kredit yang diberikan oleh suaminya. Sehingga nanti ia bisa membeli apapun yang ia mau. Alicia sudah mulai membayangkannya sekarang. Pakaian baru. Jam mewah. Dan tas yang mahal. Semuanya akan Alicia beli.Sekarang mereka sudah berada di mall. Bersama ketiga orang pengawalnya yang berjaga sedikit jauh. Alicia sengaja meminta ketiga orang itu memberi jarak supaya Alicia dan Rias tidak menarik banyak perhatian. Dan mereka berdua bisa bersenang-senang."Jadi, apakah ada yang ingin kamu beli?" tany
Regina Sapphire mulai bekerja sebagai sekertaris Walter semenjak tiga hari yang lalu. Hanya ada beberapa kendala kecil saat hari pertama perempuan itu, namun di hari-hari berikutnya perempuan itu sudah mulai terbiasa dan melakukan segalanya dengan baik.Sebelumnya Walter sama sekali tidak memiliki sekertaris. Ia selalu bergerak dengan Sean. Mereka saling mengingatkan dan berbagi tugas. Mereka memimpin semua perusahaan hanya berdua. Dan kini, dengan kehadiran Regina, Sean lebih fokus untuk mencari tempat-tempat yang cocok untuk membangun bisnis mereka selanjutnya.Setelah beberapa hari mengikuti Walter, Regina menyadari bahwa jadwal laki-laki itu sangat padat. Tidak hanya berdiam diri di satu tempat saja. Karena ada beberapa perusahaan lainnya yang harus dikunjungi dan melakukan meeting dengan beberapa dewan direksi. Dan karena itu semua, Regina menyadari bahwa masih ada banyak lagi perusahaan milik laki-laki itu yang belum ia ketahui.Semuanya sudah selesa
Setelah selesai mencuci muka dan gigi, Alicia keluar dari kamar mandi. Saat kakinya sudah menginjak bagian kamar tidur, Alicia melihat suaminya sedang bersantai di atas kasur sembari memainkan ponselnya. Alicia tidak memiliki rasa curiga ataupun khawatir dengan apa yang sedang dilakukan oleh suaminya saat ini. Karena ponsel suaminya itu sama sekali tidak pernah terkunci dan Alicia diberikan kebebasan untuk menggunakannya kapanpun Alicia ingin. Alicia pernah memegang dan memeriksa ponsel suaminya itu. Dan semuanya benar-benar bersangkutan dengan pekerjaan. Kebanyakan pesan yang masuk adalah kegiatan besok hari dan beberapa masalah yang harus diselesaikan secepat mungkin. Alicia berjalan mendekat. Tidur di atas kasur dengan posisi kepalanya berada pada dada bagian kiri suaminya itu. Dan tangannya ia rentangkan mengikuti bentuk tubuh suaminya itu. "Apa kamu tidak lelah setelah seharian bekerja?" tanya Alicia mulai menutup matanya. "Tidak terlalu," jawab Walter mematikan layar pons
Sean mengunjungi tanah lapang yang sudah dibeli dan direncanakan akan dibangun sebuah hotel besar. Bersama dengan James yang akan bertanggung jawab membangun dan memastikan bangunan hotel sama seperti ekspektasi pihak Ephraim.Di atas tanah berukuran 46.000 meter persegi itu ada dibangun hotel bintang lima dengan 36 lantai. Dan jumlah kamar di sekitar angka 7.312.Proyek yang sangat besar. Saking besarnya, James sendiri tidak tau apakah ia bisa melakukannya tanpa bantuan dari kontraktor lain. Namun tidak peduli apapun rintangan dan hal yang akan ia hadapi, James akan mengambil proyek itu. Karena sudah jelas, proyek itu akan membuat mendapatkan banyak uang.Lalu jika proyek itu benar-benar berhasil, maka James yakin Walter akan mempercayainya dan memberikan beberapa proyek lainnya kepadanya. Membuat di masa depan, keluarganya akan diguyur oleh uang yang tak ada habisnya."Ini akan menjadi proyek yang sangat besar dan membutuhkan banyak tenaga. Jadi, apakah Anda bisa menanganinya dengan
Beberapa hari setelah prosesi kremasi Dom dan masa duka selesai, James menghubungi Walter dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu untuk membahas beberapa hal terkait pembangunan. Walter mengizinkan pertemuan itu dan meminta James untuk datang ke kantornya karena Walter saat ini memang benar-benar sibuk dengan beberapa kegiatan perusahaan yang tidak bisa ditinggalkan. James datang. Masuk ke dalam ruangan kerja Walter yang berada di lantai delapan belas. Yang membuat Walter terkejut adalah perempuan yang datang bersama James. Regina. Perempuan yang seharusnya menikah dengan Dom. Walter mempersilahkan James dan Regina untuk duduk di sofa. Walter duduk di hadapan mereka setelah meminta sekertarisnya untuk menyiapkan tiga minuman hangat. "Saya minta maaf karena tidak bisa datang ke tempat Anda. Seperti yang Anda lihat, pekerjaan saya akhir-akhir ini sangat padat," ujar Walter setelah duduk di hadapan James. "Saya me