LOGINBeck bersama Alicia mengunjungi kediaman Keluarga Ephraim yang sekarang menjadi rumah Walter. Untuk menemui Walter dan membahas tentang pernikahan.
Beck dan Alicia berdiri. Menatap ke arah pintu utama Keluarga Ephraim yang berukuran sangat besar. Ada sekitar sepuluh orang menggunakan jas berwarna hitam. Berjalan beriringan. Dengan seorang laki-laki cream berjalan di tengah. Walter Fletcher. Wibawa yang terpancar dari sosok laki-laki itu sesuai dengan nama yang dimilikinya sekarang. "Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan kepala keluarga Eugenia," ujar Walter mengulurkan tangan ke arah Beck. "Sebuah kebahagiaan bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Anda" ujar Beck memegang tangan kanan Walter menggunakan kedua tangannya. "Maaf jika saya telat. Silahkan duduk. Saya sudah meminta pelayan untuk menyiapkan beberapa botol bir terbaik yang keluarga kami miliki. Anggap saja sebagai permohonan maaf karena kesalahan saya," ujar Walter setelah jabatan tangan selesai. Pandangan Alicia dan Walter bertemu. Dari sudut pandang Alicia, Walter memiliki wajah yang tampan. Dengan sikap yang lebih tenang jika dibandingkan dengan Sean. Sedangkan dari sudut pandang Walter, Alicia terlihat seperti seorang bidadari yang sekarang menjadi mayat hidup. "Aku dengar kamu selama ini berkuliah di Finlandia. Bagaimana negara itu? Apakah nyaman?" tanya Beck mencoba untuk mendekatkan diri dengan Walter. "Negara yang indah. Untuk saat ini, negara Finlandia menduduki urutan nomor satu dalam kategori negara dengan sistem pendidikan terbaik. Saya belajar banyak tentang bisnis di sana," jawab Walter menggenggam kedua tangannya. "Bagaimana dengan anak Anda? Saya sedikit tertarik dengan pendidikan anak Anda," sahut Walter memotong suara ketawa Beck. "Ah, saya lulusan terbaik di Universitas East. Saya mengambil jurusan bisnis internasional. Dan saya juga sempat menjadi model," balas Alicia sebelum Beck menjawab. "Anda memiliki anak yang mengagumkan. Tapi apakah Anda yakin akan tetap menjodohkannya dengan saya? Dia memiliki masa depan yang bagus jika meneruskan sebagai pewaris Keluarga Eugenia," tanya Walter tersenyum ke arah Beck. "Apa yang kamu katakan, Anak Tampan? Lihatlah dirimu di kaca. Wajahmu saja lebih tampan dari para dewa. Menikahkan anakku denganmu adalah sebuah anugerah yang tidak mungkin aku tolak sampai kapanpun," jawab Beck. Walter tersenyum lebar. Beck adalah penjilat yang hebat. Semua orang akan tunduk pada rayuan maut laki-laki tua itu. Namun sayang sekali, Beck tidak tau bahwa Walter adalah orang yang tidak terkalahkan dalam hal pertarungan dengan cara kotor. Bahkan para mafia yang ada di Finlandia saja sudah bertekuk lutut di hadapannya sejak lama. Sekarang Walter memiliki ketarikan untuk memotong lidah laki-laki tua itu sebelum membiarkan Sean mengakhiri nyawa laki-laki tua itu. Perhatian teralihkan saat pintu rumah terbuka satu kali lagi. Kali ini muncul seorang laki-laki dengan setelan jas berwarna hitam dengan dasi berwarna hijau gelap. Seorang laki-laki yang membuat Alicia dan Beck terkejut hebat. Sean. "Kenapa? Tiba-tiba saja datang," tanya Walter menatap Sean dengan wajah polos. "Apakah Anda mengenalnya?" tanya Alicia sebelum Sean angkat bicara. "Ah, dia. Aku memungutnya kemarin malam. Dia tertidur di pinggir jalan dalam kondisi mabuk. Karena aku membutuhkan orang untuk membantuku sementara, jadi aku memberikannya pekerjaan. Setidaknya sampai aku terbiasa hidup di Korea," jawab Walter menatap Alicia. "Apakah kamu mengenalnya?" tanya Walter balik. "Tidak. Saya tidak mengenalnya," jawab Alicia menggelengkan kepalanya. "Mohon maaf jika menganggung waktu Anda, Tuan Muda Fletcher. Saya mendapatkan informasi bahwa pertemuan Keluarga Fletcher akan diadakan besok pagi di Belanda. Jika Tuan Muda tidak berangkat sekarang, Tuan Muda akan mendapatkan teguran dari kepala keluarga," jawab Sean berdiri di belakang sofa Walter. "Kenapa harus jauh sekali? Apakah orang tua itu tidak memiliki rasa lelah?" keluh Walter mengetuk pahanya. Pertemuan Keluarga Fletcher memang benar adanya. Walter harus hadir di sana untuk bertemu dengan kepala keluarga. Tindakan Walter yang muncul sebagai pemilik keseluruhan aset Keluarga Ephraim mengundang perhatian dari ayahnya. Mungkin saja rapat yang akan diadakan itu untuk mengambil seluruh aset itu dari tangan Walter. Walter adalah anak dari istri kedua. Membuat Walter tidak memiliki warisan sebagai anak dari istri pertama. Dan Walter sendiri tidak pernah berniat untuk menguasai harta kekayaan Keluarga Fletcher. Sebaliknya, Walter ingin menghancurkan mereka. Membuat mereka merasakan segala penderitaan yang selama ini Walter rasakan. "Kalau sudah begini, mungkin saya akan menjelaskan kondisi saya. Saya berniat untuk menghapus nama Keluarga Fletcher dari kehidupan saya. Lalu saya akan berfokus pada seluruh aset yang dimiliki oleh Keluarga Ephraim. Penerbangan, pertambangan, properti, otomotif, perbankan, dan masih banyak lagi. Bagaimana? Apakah Anda masih ingin melanjutkan pernikahan antara anak Anda dengan saya? Atau kita hentikan saja detik ini?" tanya Walter menatap Beck. "Jika boleh tau, kenapa Tuan Muda berniat untuk keluar dari Keluarga Fletcher?" tanya Beck sedikit membungkukkan badannya. "Aku anak dari istri kedua. Harta warisan yang diberikan untukku tidak terlalu banyak. Tidak ada yang bisa kuharapkan dari itu. Terlebih lagi, semua aset milik Keluarga Ephraim sudah berada di tanganku sekarang. Aku berniat untuk fokus pada semua itu. Dan mengalahkan Keluarga Fletcher," jawab Walter. Beck mengangguk pelan. Keuntungannya mengurang. Namun tidak masalah. Karena seluruh perusahaan milik Keluarga Ephraim adalah perusahaan raksasa. Jika Walter mengurus itu dengan baik dalam waktu satu atau dua tahun, seluruh perusahaan itu akan benar-benar menghasilkan uang yang tidak ada habisnya. Waktunya akan tiba sesaat setelah kelahiran anak yang sedang diam-diam dikandung oleh Alicia. Beck bisa menggunakan anak itu untuk menjebak Walter dan mengambil harta kekayaan Keluarga Ephraim yang sekarang dikuasai Walter. "Ayo lanjutkan."Untuk pertama kalinya setelah satu tahun, Rias ingin bekerja. Namun Rias tidak ingin memulainya dari karyawan biasa. Rias ingin datang ke kantor sebagai sekertaris Walter. Menggantikan posisi Regina yang memang sampai detik ini masih menjadi sekertaris andalan Walter.Walter menyambut baik kemauan Rias itu. Sehingga Walter memilih untuk meliburkan Regina sehari dan membiarkan Rias mendampinginya selama satu hari.Dengan keinginannya sendiri, Walter membatalkan beberapa kegiatan yang Walter rasa akan sangat melelahkan. Walter khawatir Rias merasa lelah dan tidak ingin kembali lagi keesokan harinya.Dan setelah menjalani pekerjaannya selama sehari, Rias rasa memang melelahkan. Bekerja bukanlah sesuatu yang bisa ia lakukan. Rias lebih suka hidup seperti biasanya. Menghabiskan waktu di rumah. Pergi keluar saat ingin. Menikmati kehidupan sesuai keinginannya. Dan membiarkan Walter membiayai kehidupannya.Sebelum mereka pulang ke rumah, Rias meminta Walt
Alicia mengendap-endap turun dari kamar menuju ke arah dapur saat tengah malam. Walau sekarang ia sudah menjadi seorang ibu dan umur Yuna hampir genap satu tahun, Alicia tidak bisa menghapuskan kebiasaannya untuk mengkonsumsi cemilan saat malam hari.Sebenarnya itu bukanlah kebiasaan awalnya. Kebiasaan itu muncul saat ia melihat suaminya yang selalu makan cemilan sebelum tidur. Dan karena itulah, Alicia mulai sering mencari cemilan sebelum tidur.Suasana rumah sangat sepi, para pembantu sudah tertidur di kamar mereka. Sedangkan para penjaga keamanan berada di luar rumah, berkeliling untuk memastikan tidak ada orang yang tidak dikenal memasuki rumah dengan halaman 200.000 m² itu.Saat sudah memasuki dapur, Alicia cukup terkejut saat melihat ada Rias yang tengah memasak. Tatapan mereka saling bertemu, namun tidak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut mereka. Alicia melanjutkan langkahnya menuju ke arah kulkas. Membuka kulkas dan mengambil sebu
Setelah dua tahun berlalu. Sean memasuki ruangan bawah tanah. Berjalan di koridor yang tak pernah dijelajahi siapapun selain dirinya seorang. Menuju suatu titik di mana ia bisa mendapati dan melihat musuh bebuyutannya yang selama lima tahun ini telah mainkan seperti boneka.Sean menghentikan langkahnya. Ia menatap ke seorang laki-laki tua dengan kaki sebelah kanannya di rantai.Sean sengaja merantai kedua kaki laki-laki itu supaya laki-laki itu tidak bisa pergi dari ruangan itu. Dan kalaupun memang rantai itu lepas, pintu ruangan itu terbuat dari sebuah pintu brankas yang tak akan bisa ditembus oleh senjata tajam atau apapun itu."Bagaimana kondisimu, Beck?" tanya Sean dengan senyuman puas."Benar-benar gila," balas Beck menatap Sean dengan penuh kebencian."Jangan salahkan aku. Kamu dulu yang memulai peperangan. Aku hanya ingin membalas apa yang sudah kamu mulai. Dan sekarang, kamu harus menikmati kekalahanmu. Penyiksaan yang aku berikan
Yang Walter lakukan hanyalah berada di rumah dan menatap layar laptop, namun entah mengapa Walter merasa sangat lelah. Jenuh. Dan merasa tidak nyaman.Hingga pada akhirnya, Walter mendapatkan pesan dari Sean. Sahabatnya itu meminta Walter untuk datang ke sebuah restoran kecil yang selalu mereka kunjungi saat mereka masih menjadi mahasiswa.Dan di sinilah mereka berdua sekarang. Restoran shusi yang tidak terlalu besar dan hanya ada sedikit pengunjung. "Mari kembali ke Korea," ujar Sean menghancurkan suasana hening di antara mereka."Pergilah jika memang ingin pergi. Bawa Rias bersamamu," balas Walter menatap gelasnya yang berisikan Soju."Bukankah kita harus kembali bersama? Akan sangat merepotkan jika seandainya aku harus mengurus segala perusahaan yang ada seorang diri. Dan semua orang sudah mengenalmu sebagai pewaris Ephraim. Jika aku muncul, maka akan ada banyak sekali pertanyaan. Semuanya akan berbalik dan kita dalam bahaya," keluh Sean."Bukankah sudah selesai? Beck juga sudah d
Setelah menyusui dan memastikan Yuna tertidur lelap di atas kasur, Alicia mengalihkan pandangannya ke arah suaminya yang sedang duduk di atas kursi kayu sembari menatap ke arah laptopnya.Memang benar bahwa kesepakatan antara Walter dan Sean sudah selesai. Namun pekerjaan mereka belum selesai. Walter masih harus mengurus beberapa hal terkait urusan bisnis. Dan saat itu semua selesai, baru Walter bisa melepaskan tangannya dari seluruh perusahaan yang bergerak dengan nama Ephraim.Alicia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Walter yang masih duduk menghadap ke meja. Suaminya itu terlihat begitu pusing dengan segala pekerjaan yang sudah menumpuk beberapa hari. "Sepertinya ada yang harus kita bicarakan," ujar Alicia saat sudah berada di sisi Walter.Walter menutup layar laptopnya. Menghentikan sejenak segala urusan pekerjaannya. Dan mulai memberanikan diri untuk menghadapi masalah yang ada. Permasalahan rumah tangga. "Bukankah Sean sudah memintamu untuk kembali padanya?" tanya Walter m
Alicia bangun dari tidurnya. Entah mengapa, malam ini Alicia tidur dengan sangat nyaman. Tidak ada suara tangisan Yuna yang sebelum-sebelumnya selalu terbangun dan menangis di tengah malam. Secara fisik, Alicia tidak terlalu lelah merawat Yuna. Karena Rias selalu berada di sisinya dan mengambil tugasnya saat Alicia merasa bahwa tubuhnya membutuhkan istirahat.Namun Alicia sadar bahwa Rias tidak akan lagi berada di sisinya. Rias akan pergi. Dan mungkin dalam kondisi sekarang, Alicia akan mengurus Yuna seorang diri. Mengingat Walter sama sekali belum memberikan Alicia ruang untuk kembali ke dalam kehidupan laki-laki itu.Saat Alicia bangkit dari posisinya dan perasaannya panik saat melihat tidak ada Yuna di sisinya. Alicia sangat ingat bahwa ia membaringkan Yuna tepat di sampingnya. Sisi tepi kasur pun sudah ia berikan pembatas menggunakan bantal sehingga tidak mungkin Yuna jatuh ke bawah. Kalaupun jatuh maka sudah bisa dipastikan bayi kecil itu akan menangis. Yang menandakan bahwa Yun







