Share

Bab 4 Bukan Pernikahan Impian

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 16:17:30

Kanaya duduk termangu di sebuah kamar dalam balutan kebaya putih sederhana.

Beberapa hari yang lalu, Dokter Indra memberitahukannya jika kliennya setuju menikahinya secara agama. Dan hari ini, pernikahan itu akan diselenggarakan di sebuah rumah di jalan Sunset Summit.

Rumah satu lantai itu terletak di sebuah kawasan elit. Di kawasan seperti ini, orang-orang yang tinggal di dalamnya tidak saling berinteraksi. Mereka sangat individual dan tidak pernah bertegur sapa satu sama lainnya.

Tidak ada tetangga yang tahu apa yang sedang terjadi di rumah itu. Dan mereka tidak usil mencari tahu. Menjaga privasi adalah hal yang lumrah.

Dokter Indra baru saja datang mengatakan jika kliennya akan datang menemuinya. Dan jantung Kanaya berdebar kencang ingin tahu siapa orang yang 'menyewa' rahimnya dan 'membeli' sel telurnya. Orang yang akan menikahinya dan menjadi ayah biologis anaknya kelak.

Siapa mereka? Apa ia pernah bertemu dengan mereka sebelumnya?

Kanaya berdiri saat pintu kamarnya terbuka dan masuklah sepasang suami istri. Namun, ia begitu terkejut tatkala melihat dua orang yang berjalan menghampirinya itu.

Bagaimana tidak? Siapa yang tidak mengenal kedua orang itu? Mereka adalah Bastian Aryo Dwipangga dan istrinya Elsiana Zhiva.

Bastian adalah seorang pengusaha muda yang sukses, anak satu-satunya keluarga konglomerat Dwipangga, keluarga nomor satu yang ada di Eastasia.

Pantas saja mereka sangat merahasiakan kesepakatan ini dan mau mengeluarkan begitu banyak uang untuk mendapatkan seorang anak.

Kabar bahwa Bastian sangat loyal pada sang istri dan selalu menolak godaan begitu banyak wanita sudah bukan rahasia. Itu sebabnya, Bastian menjadi idola bagi banyak wanita.

Tidak hanya tampan, kaya dan sukses, namun ia juga setia. Wanita mana yang tidak mengaguminya?

Semakin dekat langkah mereka, semakin kencang jantung Kanaya berdebar.

Bastian dan Elsie berhenti satu meter dari tempat Kanaya berdiri.

"Saya Bastian, dan ini Istri Saya, Elsie. Seperti yang kamu tahu, Saya sudah memiliki seorang istri. Jadi, pernikahan ini hanya formalitas saja seperti permintaanmu."

Pertama kali Kanaya mendengar langsung suara pria yang hanya pernah dilihatnya melalui layar kaca. Suara maskulin itu nyaris tanpa emosi. Dingin dan datar. Sikapnya pun acuh tak acuh, seakan hanya menghadiri acara biasa saja dan bukan pernikahannya sendiri.

Kanaya mengangguk, tidak berani mengangkat wajahnya untuk menatap Bastian.

Elsie yang berada di samping Bastian melangkah mendekati Kanaya.

"Kanaya, Saya berterima kasih padamu karena kamu mau menerima penawaran kami," ucap Elsie dengan lembut.

"Saya mengerti alasan kamu meminta pernikahan ini," tambah Elsie yang tiba-tiba mengangkat dagu Kanaya hingga kedua mata mereka bertemu.

"Tetapi kamu harus ingat, bahwa ini adalah bagian dari kesepakatan. Saya harap kamu bisa bersikap profesional, dan tidak menganggapnya sebagai hal yang bersifat pribadi."

Cara Elsie mengucapkannya penuh dengan kelembutan, namun dibalik tatapan mata dan kata-kata yang diucapkannya, ada makna yang sangat dalam yang mengingatkan Kanaya akan posisi dan status mereka yang berbeda.

Elsie adalah istri sah yang sangat dicintai Bastian. Sedangkan dirinya tidak lain hanyalah perempuan yang mereka sewa untuk mengandung dan melahirkan anak untuk mereka.

"Saya hanya melakukan apa yang ada dalam kesepakatan. Ibu tidak perlu kuatir, saya tahu tugas dan tanggung jawab Saya," ucap Kanaya sambil membalas tatapan Elsie sesaat sebelum ia kembali menunduk. Ia tahu diri untuk tidak berbuat lancang.

Kanaya pun tahu alasan Elsie mengatakan hal itu padanya.

Sebagai sesama perempuan, ia bisa merasakan apa yang dirasakan Elsie dan Ia tidak ingin menabur garam pada luka.

Kanaya bertekad untuk melakukan tugasnya menjadi ibu pengganti anak mereka. Ia tidak berniat menjadi wanita penggoda atau orang ketiga dalam rumah tangga mereka.

Ia sudah mengatakan alasan dirinya meminta dinikahi dan itu bukan untuk menjadi perebut suami orang.

Kanaya ikhlas memberikan anak biologisnya untuk kebahagiaan kedua pasangan yang telah membantunya memberikan harapan hidup bagi ibunya.

Samar Kanaya mendengar hembusan nafas Elsie, sebelum ia kembali berdiri di samping Bastian.

Setelah itu, tidak ada lagi yang mereka katakan dan acara berlanjut dengan akad nikah.

Akad nikah itu berlangsung singkat dan sederhana. Tidak ada dekorasi dan jamuan mewah di dalam rumah ataupun tamu undangan.

Hanya beberapa orang saja yang hadir, yang diperlukan untuk memenuhi syarat sahnya pernikahan itu. Selain Kanaya, Bastian dan Elsie, ada Dokter Indra dan serta beberapa orang lainnya yang Kanaya tidak kenal.

Sedangkan di sisi Kanaya, hanya ada Fadly, sepupu Kanaya, anak dari adik laki-laki almarhum ayah Kanaya. Dia yang menjadi wali nikah Kanaya.

Hal ini karena ayah dan kakek serta om Kanaya telah meninggal dunia. Dan Fadly adalah satu-satunya saudara laki-laki dari sisi ayahnya.

Dalam kesepakatan mereka tidak disebutkan mengenai mahar. Namun rupanya, Bastian menyiapkan untuk Kanaya sejumlah uang, dan satu set perhiasan berupa kalung, gelang dan anting sebagai mahar untuknya.

Tidak ada cincin di dalamnya.

Kanaya sendiri tidak mempermasalahkan ketiadaan cincin. Yang terpenting baginya adalah syarat pernikahan itu terpenuhi. Lagipula, cincin sebenarnya bukanlah sesuatu yang wajib diberikan dalam pernikahan.

Toh pernikahan itu bukan untuk jangka waktu yang lama. Setelah ia melahirkan anak mereka, hubungan mereka akan berakhir, dan pernikahan ini akan mengiap dengan sendirinya.

Setelah acara ijab qabul, dilanjut dengan foto singkat yang sama sekali tidak berkesan, sebelum akhirnya Bastian pergi bersama Elsie.

Itulah acara pernikahan yang dijalani oleh Kanaya. Tidak ada tangisan haru atau senyum kebahagiaan. Hanya sebuah formalitas karena ia memintanya sebagai bagian dari kesepakatan.

Bukanlah sebuah pernikahan impian yang ada dalam bayangan Kanaya selama ini, akan tetapi itu adalah pilihannya dikala ia harus memilih antara hidupnya dan kelanjutan hidup ibunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (46)
goodnovel comment avatar
Idhawati Thoha
mantap lanjut cerita nya
goodnovel comment avatar
Agusnadi
kalau itu boleh, anak dari saudara laki-laki ayah termasuk wali nikah walaupun posisinya juga bukan mahrom.
goodnovel comment avatar
Ratna
lanjut ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 9

    “Freya,” ucap Bastian dengan senyum di wajahnya. “Freya Jacinta Dwipangga.” Miranda dan Ayunda saling bertukar pandang sebelum tersenyum dan mengangguk. “Freya. Nama yang Indah,” gumam keduanya menyetujui. Hari itu semua yang ada di Alpine Nest menyambut baik kehadiran bayi mungil bernama Freya Jacinta Dwipangga. Begitu pula Kenzo yang begitu senang ketika diperbolehkan melihat langsung adiknya itu. Mulai hari itu, ia telah menjadi seorang kakak. Apalagi, adiknya itu hadir sebagai hadiah ulang tahun terindah baginya. Keluarga besar Dwipangga hari itu sangat berbahagia. Bukan hanya karena ulang tahun pertama Kenzo, namun juga hadirnya Freya dalam keluarga mereka. Berita kelahiran Freya langsung tersebar ke seantero Emerald City, meskipun sosok bayi tersebut masih dirahasiakan dan belum di perlihatkan kepada publik. Publik ikut merasa senang dan tidak sabar untuk segera melihat sosok putri keluarga Dwipangga yang diberitakan memiliki paras yang rupawan. Berita persalinan K

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 8

    “Ama… Ama.. atit?” tanya Kenzo pada Haidar, kakeknya. Tampak ia mengkhawatirkan mamanya.Apalagi ia melihat Papanya begitu panik saat membawa mamanya pergi masuk ke dalam ruangan dengan kolam besar yang ada di dekat mereka. Haidar tersenyum dan menggeleng. Ia berusaha untuk tidak tampak gelisah atau khawatir. “Mama tidak sakit, tapi saat ini sedang melahirkan adiknya Kenzo,” terangnya pada cucu kesayangannya itu.“Kenzo di sini dulu ya sama Kakek. Nanti kalau adik sudah keluar dari perut mama, Kenzo bisa ketemu sama adik.” Haidar pun duduk dan memangku Kenzo di sofa.Kanaya sudah pernah menceritakan pada Kenzo mengenai adik bayi yang ada di dalam perutnya, sehingga Kenzo tidak terlalu bingung atau panik saat mengetahui Kanaya akan melahirkan. “Sini, Kenzo boboan di sini.” Haidar menepuk ruang kosong diantara dirinya dan Azhar, agar cucunya itu bisa beristirahat dan tidur. Ia tahu Kenzo tidak akan mau pergi tidur ke kamarnya mengetahui mamanya tengah melahirkan adiknya.Akan tetapi

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 7

    Ardyan dan Aliya telah menikah sejak 6 bulan yang lalu, dan sekarang kandungan Aliya telah menginjak 3 bulan.Mereka berdua memang tidak menunda kehamilan dan berharap segera diberikan keturunan. Selain itu, Ardyan juga sudah berusia lebih dari 30 tahun, sehingga dia tidak ingin lagi menunda.Dan meskipun kehamilan Aliya masih muda dan belum terlihat benar, namun jika diperhatikan dengan seksama, akan terlihat benjolan kecil di perutnya.Saat ini, Aliya masih bekerja di LiveTV, namun ia tidak lagi bekerja di lapangan untuk mencari berita setelah mengetahui kehamilannya. Ia memilih bertugas di dalam studio untuk sementara waktu. Sedangkan Ardyan, dia masih menjalani hari-harinya sebagai the best neurosurgeon di Emerald City, sekaligus Direktur Emerald Restorative Centre, Rumah Sakit terbesar dan tercanggih di Emerald City.“Bagaimana kehamilanmu kali ini? Ah, Kenzo pasti senang sekali akan segera memiliki seorang adik!” Aliya memegang perut besar Kanaya dan mengelusnya.“Untuk yang

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 6

    Acara ulang tahun berlangsung dengan sangat meriah. Anak-anak panti yang diundang untuk datang tampak sangat senang. Berbagai macam permainan, hiburan bahkan hadiah-hadiah yang dibagikan membuat mereka tertawa sepanjang acara.Tamu undangan lainnya, keluarga, dan kerabat yang membawa anak-anak mereka juga menikmati acara itu. Mereka membawa berbagai macam hadiah, dari mainan anak-anak yang sangat populer dan diminati, hingga hadiah yang bernilai fantastis.Berbagai macam hidangan disajikan. Dari mulai hidangan berbentuk lucu bertemakan kerajaan untuk anak-anak hingga hidangan estetik dan lezat dari chef terkemuka yang menggunakan bahan-bahan berkualitas premium.Dan Kenzo, bocah berulang tahun yang memiliki paras rupawan perpaduan antara Kanaya dan Bastian, menjadi pusat perhatian di acara itu. Tidak hanya parasnya, tingkah polah anak berusia 1 tahun itu selain menggemaskan juga telah membuat decak kagum tamu undangan. Di usia yang masih sangat kecil, Kenzo telah menunjukkan sikap

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 5

    Hari itu, di Alpine Nest ramai dengan banyak orang yang datang. Azhar, Haidar, Miranda, Ayunda, Laila, dan Fadly—sepupu Kanaya. Tidak lupa Alea, Fariz dan Clara juga sudah hadir di sana.Mereka semua datang untuk menghadiri ulang tahun pertama Kenzo yang hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat, keluarga dan teman serta anak yatim yang sengaja diundang untuk memeriahkan acara itu.Acara dilangsungkan di halaman belakang rumah mereka, dengan mengusung tema Royal Prince. Sesuai dengan tema, maka di dekat danau itu dibangun sebuah miniatur kastil kerajaan, dengan dekorasi balon dan hiasan lainnya yang berwarna emas, biru dan putih.Makanan yang dihidangkan pun dibuat sesuai tema. Mewah, namun dengan bentuk yang lucu dan menggemaskan sesuai dengan usia baby Kenzo yang baru berulang tahun pertama.“Apa semua sudah siap? Di mana Kenzo?” Kanaya baru selesai berpakaian, dan ia memastikan kembali persiapan mereka untuk acara itu.Ia dan Bastian juga ikut mengenakan kostum Royal King dan Queen

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Extra Bab 4

    “Bos, itu orangnya!” Seorang pria dengan banyak tato di tangannya melapor pada seorang pria yang duduk di dalam sebuah mobil SUV.Jendela mibil SUV itu diturunkan dan tampaklah wajah seorang pria. Dia mengenakan jaket hitam dan kaca mata hitam. Rambut panjangnya yang diikat ke belakang, dicepol kecil dibagian atas, sehingga menampakkan potongan rambut pendek undercut dibagian bawah yang rapi.Pria itu membuka kaca matanya dan melihat ke luar pada sosok dua orang pria yang sedang berdiri membelakangi mereka yang berjarak cukup jauh. Kedua orang itu berpakaian parlente, kemeja rapi dengan sepatu kulit yang mengkilap.“Hanya berdua saja?” tanya Jono—pria berjaket hitam di dalam mobil.“Hanya mereka dan supir di dalam mobil.” Anak buah Jono menunjuk sebuah mobil Mercedes Benz S class berwarna hitam terparkir di ujung bagian jalan itu.Jono tidak mengetahui siapa orang itu. Mereka berpenampilan rapi dan parlente, namun mereka berdua bukan berasalah dari Emerald City.Jono memberi isyarat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status