Kedua mata Cora membelalak tidak percaya. Reno bertemu Devon? Jadi selama ini, Reno telah mengetahui bahwa ia tidak mengkhianatinya? Dan selama ini dia diam saja, membiarkannya merasa bersalah karena berpikir Reno masih sakit hati dengan kejadian itu?!Tiba-tiba Cora merasa kesal dan emosi.“Sekarang katakan Cora, siapa pria yang selalu ada dalam benakmu itu?!” Suara rendah Reno terdengar sedikit menggeram.Tetapi Cora yang sedang kesal dan emosi, tidak menyadarinya ia justru menatap Reno dengan berani. “Aku tidak akan mengatakannya. Itu bukan urusanmu!”“Bukan urusanku?” Reno tampak berang sehingga ia semakin menghimpit Cora. “Kamu istriku! Kamu milikku, dan aku tidak mengijinkanmu memikirkan laki-laki lain!”“Sekarang beritahu aku siapa laki-laki itu? Biar kuhajar dia!”Cora memberontak ingin melepaskan diri, dan bersikukuh tidak mau mengatakannya. “Never!” “Baik! Kalau kamu tidak mau mengatakannya, akan kubuat kamu mengatakannya!” Dengan sekali ayun, ia membopong Cora di pundakny
Cora tidak habis pikir. “Inspirasi? Inspirasi apa?“Jangan berpura-pura! Kalian pernah berhubungan kan?” sergah Reno dengan kesal. Ia terus maju mendekati Cora, sehingga Cora refleks mundur karena tatapan mata Reno yang membuatnya merinding.“Berhubungan? Reno… aku dan Vico, kami hanya berteman. Dia—dia yang membantuku membuat perhiasan selama aku bekerja di Crystal Bloom!” Cora mencoba menjelaskan hubungannya dan Vico. Ia yakin Reno telah salah paham.“Hah? Teman? Itu sebabnya kamu memegang tangannya? Dan apa seorang teman memandangmu seperti itu?” sergah Reno kembali. Ia tidak percaya apa yang Cora katakan padanya. Yang ia rasakan adalah hatinya sangat kesal kala melihat Cora dekat dengan Vico, terlebih tatapan mata pria itu bukan tatapan mata seorang teman! Wajarkan kalau ia mencurigai Vico adalah kekasih lama Cora?Cora tidak menjawabnya. Alih-alih ia terdiam dan memperhatikan Reno dengan seksama.“Jadi itu benar? Dia mantan kekasihmu yang menjadi inspirasi passionate love?” Reno
Four Season Apartemen.Heri masuk ke dalam apartemen itu dan langsung menghampiri Reno yang tengah merokok di teras luar apartemen.“Bos, hasil tes DNA Nona Cora.” Heri menyodorkan kepada Reno sebuah amplop.Mendengar hal itu, Reno langsung menyelipkan rokok yang dipegangnya ke bibir, kemudian ia langsung membuka amplop itu. Namun sebelum ia sempat membaca isinya, Reno melirik ke dalam apartemen melalui jendela setinggi langit-langit yang memisahkannya dengan Cora.Di dalam apartemen, Cora sedang berbicara dengan Harley—pengacara hak paten, dan Vico—teman Cora yang bekerja di Crystal Bloom mengenai bukti yang mereka miliki untuk membatalkan hak paten Adorable Glam yang telah diklaim oleh Janet.Tadinya Reno ikut bersama mereka. Namun saat Vico bertanya mengenai Passionate Love pada Cora, Reno teringat pada kisah cinta Cora bersama pria lain yang menjadi inspirasi set perhiasan itu. Setiap kali ia teringat perhiasan berornamen tulip merah itu, perasaannya menjadi tidak nyaman, dan me
Sementara itu, di kantor CEO Wijaya Corp. Eric tampak sangat marah. Di dinding kantornya televisi menyala dengan suara nyaris tidak terdengar.“Sudah kubilang jangan melakukan itu! Terlalu beresiko! Tapi kamu tidak mendengarnya!” bentak Eric pada Janeta.Ia berjalan mondar-mandir dengan wajah yang memerah karena marah. Belum selesai permasalahan kasus suap yang ia berikan pada Noval—pegawai Planning Authorities Fragrant Timur, Janeta justru berulah dan membuat Janet sendiri serta Crystal Bloom terkena tuntutan hukum.Bagaimana ia tidak pusing? Bagaimana ia tidak senewen dan tekanan darah tinggi?“Tapi Eric, aku hanya ingin dia kehilangan pamor di acara hari ini…” Janeta membela diri.Sebelumnya Eric memang sudah memperingatkannya untuk tidak menyebarkan isu bahwa Cora mencuri. Saat itu Eric mengatakan bahwa merrka tidak punya bukti akan hal itu.Namun tanpa persetujuan Eric, ia melakukannya juga. Ia membuat bukti palsu surat pengakuan Cora, serta mengedit video rekaman CCTV sehingga
“Reno, kamu benar-benar melakukannya…” ucap Cora sambil menatap layar telepon milik Eva itu. Reno melirik mendengar ucapan Cora. Ia membaca sekilas berita yang ada di layar telepon itu.Di layar telepon itu, media tengah memberitakan mengenai tuntutan yang dilayangkan pengacaranya kepada Crystal Bloom dan Janeta Effendi karena telah memfitnah Cora.Seperti perintahnya, siang ini tim pengacara mengajukan tuntutan untuk Crystal Bloom dan Janet. Ujung bibir Reno terangkat. “Tentu saja aku melakukannya. Aku selalu melakukan apa yang kukatakan, tetapi terkadang orang tidak melihatnya sebagai sebuah perhatian dan justru teringat pada masa lalu...”Cora yang tengah tersenyum senang karena Reno benar-benar menuntut Janeta untuknya, tiba-tiba mengerutkan keningnya mendengar ucapan Reno.“Reno, apa maksudmu?” tanya Cora dengan suara setengah berbisik.Akan tetapi Reno tidak menjawabnya dan terus menatap ke depan, seolah ia tengah memperhatikan apa yang terjadi di panggung saat itu. “Reno, k
Cora bisa merasakan tatapan yang lekat pada dirinya dari pria yang duduk tidak jauh dari panggung tempat ia berdiri. Dan tiba-tiba Cora merasa tidak berani untuk menoleh ke arahnya. Ia menenangkan diri dan mencoba untuk tidak gugup merasakan tatapan mata Reno yang mengikutinya kemana pun ia bergerak.“Saat saya membuat rancangan Passionate Love ini, saya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Saya baru saja dikhianati, dibohongi dan diperlakukan semena-mena oleh orang terdekat, saya pikir saya mengenalnya dengan baik.” Pandangan mata Cora intuk sesaat terarah pada Janeta. Ia teringat pengkhianatan Eric bersama perempuan yang saat ini duduk di salah satu kursi peserta, yang hari ini membawakan rancangan miliknya yang dia curi begitu saja.Janeta menatap balik Cora dengan senyum congkaknya. Akan tetapi Cora tidak mempedulikannya. Ia kembali mengedarkan pandangan ke penjuru Auditorium dan tersenyum.“Saat sedang dalam keadaan sedih, tidak sengaja saya melewati sebuah toko bunga. Da