Share

Bab 45 Kompetisi IJD

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 23:55:30

Cora duduk di dalam mobil Maybach berwarna hitam memasuki gedung kantor perwakilan Jewelry Confederation yang ada di pusat kota Fragrant Harbour.

Beberapa hari sudah ia bekerja di Lumiere, mempersiapkan Passionate Love bersama Eva dan Oscar. Dan pagi ini, ia akan mendaftar untuk berpartisipasi dalam kompetisi International Jewelry Design.

Ia menarik nafas dalam memandang gedung itu.

“Kamu sudah siap?” Reno yang duduk di sebelah Cora bertanya.

Cora menoleh dan menatap Reno. Ia pun mengangguk. “Ya, aku rasa ini waktunya.”

Reno mengangguk. “Tidak perlu khawatir. Ini yang kamu inginkan, Cora,” ucap Reno sambil menatap kedua mata berbentuk foxy itu.

Cora kembali mengangguk. Ia memang sudah menanti saat ini. Dengan dukungan dari Lumiere, ia bisa mendaftar kompetisi itu.

“Heri telah mengatur beberapa wartawan untuk datang meliputmu. Tetapi jangan kuatir. Eva akan membantumu,” ucap Reno sambil ia menunjuk keluar dengan matanya.

Di depan gedung itu, sudah menunggu Eva yang baru saja datan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alfiah Ummi Hani
maju coraa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 46 Diluar Prediksi

    “Apa? Apa maksudmu Cora ikut kompetisi?” tanya Eric dengan tidak percaya. Begitu terkejutnya, dia sampai bangkit dari duduknya dan menggebrak meja. Tidak mungkin Cora bisa ikut kompetisi tanpa memiliki sponsor! Apalagi dengan jangka waktu yang pendek, di mana dia mendapatkan sponsor dan bahkan bisa mempersiapkan segala sesuatunya? Persyaratan, dan bahkan karya yang akan dia tampilkan?! Tidak mungkin dia bisa melakukannya! “Aku pun tidak percaya! Kenapa kamu tidak lihat saja beritanya?” sergah Janet yang bertambah kesal karena Eric tidak mempercayainya. Melihat berita Cora mendaftar kompetisi saja sudah membuatnya senewen. Ditambah lagi Eric yang berbicara keras dan meragukan apa yang ia katakan! “Apa yang kamu tunggu? Cepat nyalakan televisi!” bentak Eric pada Edo, asistennya. “S-siap Bos!” jawab Edo sambil bergegas mencari remote televisi. Begitu televisi menyala, Edo langsung mencari siaran berita. “Eric, apa yang harus kita lakukan? Kenapa perempuan itu bisa ikut komp

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 1 Pengkhianatan

    “Lebih keras, Sayang!" Sepasang pria dan wanita bergerak berirama, meliuk-liuk dengan tubuh yang berpeluh, bercampur dengan kuatnya aroma feromon di ruangan itu. Suara deritan ranjang mengikuti gerakan sensual keduanya, menyatu dengan desahan-desahan panjang yang menyayat hati Cora. Bagaimana tidak? Pria yang tengah bergerak berirama dengan wanita di hadapannya itu adalah calon suaminya sendiri! “E—Eric! Apa yang kamu lakukan?!” Eric dan Janet—wanita itu, seketika menoleh. Untuk sesaat mereka berdua terkejut melihat Cora. “Ah, akhirnya wanita murahan ini muncul juga!” Raut wajah Janet berubah menjadi sinis. Tubuh Cora bergetar, dan ia sulit bernafas, sehingga harus menopangnya dengan berpegangan pada kusen pintu. Cora menatap mereka dengan mata yang menggenang. Kenapa mereka tega melakukan ini padanya? Eric dan Janet menoleh. Seakan tidak memiliki perasaan, mereka menertawakannya dengan guratan wajah terpuaskan. Eric beranjak dari tubuh Janet, dan mengenakan pakaiannya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 2 Bertemu Sang Mantan

    Cora menatap di kejauhan sebuah mobil Mercedes Benz berwarna hitam keluaran terbaru. Ia dan Tiara—sahabatnya, sedang berada di lobi gedung Renowed Innovation Corp., menunggu CEO perusahaan itu turun. Tiara mendapat informasi jika CEO itu akan turun dari kantornya sesaat lagi. Itu sebabnya, ia dan Tiara menunggu di lobi itu. “Kamu yakin ingin melakukan ini?” Tiara bertanya dengan nada serius. “Ya, aku harus melakukan ini kalau aku ingin mengikuti kompetisi itu,” jawab Cora sambil menoleh dan memberi temannya itu tatapan penuh arti. Melihat tekad dan keinginan yang kuat dari sahabatnya itu, Tiara mengangguk. “Baiklah. Aku harap kamu tahu apa yang kamu lakukan.” Cora tidak menjawab. Sesungguhnya ia tidak tahu apakah menemui pria ini adalah langkah terbaik. Namun hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa ikut serta dalam kompetisi yang akan digelar kurang dari dua bulan lagi. “Cora!” Tiara menepuk lengan Cora dan menunjuk satu arah. Tepukan itu membuat Cora menoleh dan mengikuti a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 3 Aku Adalah Muse

    “Mensponsori?” Ucapan Reno dengan nada heran bercampur sinis itu tidak enak terdengar di telinga Cora, tetapi ia sudah menduganya. Reno tidak akan begitu saja menyetujui permintaannya. Selain mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, hubungan mereka di masa lalu pun meninggalkan kesan buruk bagi pria itu. “Lumiere,” ucap Cora sambil menatap Reno. “Aku tahu perusahaan milikmu itu tidak ikut mendaftar kompetisi tahun ini. Tetapi dengan aku bergabung di sana, aku bisa membawa nama Lumiere dan mewakilinya dalam ajang bergengsi itu.” Cora menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, berharap Reno tertarik dengan rencananya. “Mengapa kamu berpikir aku mau kamu mewakili perusahaanku? Siapa dirimu?” Lagi-lagi nada sarkas dan sindiran itu terdengar jelas dari ucapan Reno. Cora tidak memasukkannya ke hati. Ia tahu tidak mudah meyakinkan Reno. Akan tetapi ia tetap harus mencobanya. “Karena aku, akan memenangkan kompetisi itu untukmu dan membuat Lumiere dikenal banyak orang,” ucap Cora de

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4 Indah

    Jam setengah tujuh malam, Cora menunggu Reno di apartemen kecil milik Tiara. Sejak diusir oleh Eric, ia menumpang di aparteman studio temannya itu untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan tempat tinggal baru. Di depan cermin, Cora mematut dirinya dalam balutan gaun shimer berwarna broken white, yang membuat kulit bersihnya terlihat lebih cerah. Gaun itu adalah pemberian Reno yang diantar seseorang tadi sore. Cora tidak tahu persis mengapa Reno mempersiapkannya sedemikian rupa untuk makan malam ini. Ia menduga, Reno akan mengajaknya makan malam bersama koleganya. Itu mungkin alasan dia mengirimkannya gaun indah sebatas lutut itu. Tiba-tiba saja telepon genggam Cora bergetar, memberi notifikasi saat sebuah pesan masuk. “Aku dibawah.” Membaca pesan pendek itu, Cora bisa menebak jika pesan dari nomor tanpa identitas itu adalah Reno. Ia pun menjawab pendek. “Oke.” Setelah memastikan kembali penampilannya malam itu, Cora berjalan keluar apartemen dan turun untuk menemui pria itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 5 Kesepakatan Baru

    “Cora, ada apa?” tanya Reno dengan suara dipelankan. Ia heran melihat Cora bereaksi keras dan menatapnya dengan sangat gugup. Reno memberi isyarat pada pelayan restoran untuk menunggu, sementara ia menarik Cora, menepi di luar pintu restoran itu. “Reno, aku— sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ucap Cora dengan gugup. Cora tidak ingin menemui pria itu—Sofyan Nor Afrizal. “Kenapa?” tanya Reno dengan tatapan penuh selidik. Ia merasa heran mengapa Cora tiba-tiba saja berubah pikiran. Cora menggeleng. “Aku— tiba-tiba aku merasa tidak enak badan…” ujar Cora beralasan. Tanpa disadari, jari -jari tangan Cora bergerak meremas sisi gaunnya. Ia sangat gugup dan gelisah. Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Reno. “No, Cora. Kamu tidak bisa mundur sekarang!” seru Reno dengan nada memaksa. “Reno, kamu— kamu bisa meminta apa saja. Tetapi aku tidak bisa melakukan ini,” ucap Cora sambil menatap Reno dengan memohon. “Melakukan ini? Apa yang membuatmu begitu gelisah? Apakah ada seseorang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 6 Calon Istri

    “Reno, apa-apaan ini? Siapa dia?” Sofyan mengecilkan suaranya, namun nada bicaranya tidak luput dari rasa kesal dan geram. Pria berusia 55 tahun itu langsung mendatangi Reno dan Cora saat melihat keduanya. “Apa Papa tidak mengenalinya?” tanya Reno sambil merangkul Cora dengan mesra, menariknya lebih dekat. Sofyan menatap dengan sinis pada sosok perempuan muda disamping Reno. Ia memicingkan mata memperhatikan dengan seksama siapa gerangan orang yang disebut putranya itu. Menyimpulkan ucapan Reno, ia seharusnya mengenal perempuan yang sangat mesra dirangkul oleh putra semata wayangnya. Tapi, siapa dia? Ia tidak ingat, meskipun ia merasa pernah melihat wajahnya entah di mana. Cora menatap Sofyan sambil tersenyum kecil. Ia membiarkan orang tua Reno itu mengingat siapa dirinya. “Siapa dia?” Sofyan pasrah dan bertanya pada Reno. Reno dan Cora saling beradu pandang dan tersenyum. “Papa, Pak Refaldi, Ibu dan Laura…” ucap Reno sambil menatapa satu persatu orang-orang yang disebutnya. “D

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 7 Istri Yang Dibutuhkan

    “Aku tidak yakin kalau kamu tulus mencintai Reno. Apa yang kamu inginkan kali ini? harta?” Sindir Sofyan, mengetahui ia tidak bisa mempengaruhi putranya. Ia menyerang Cora—sebagai pihak yang lebih lemah. “Jangan ganggu dia. Ini keputusan kami berdua. Dengan ataupun tanpa persetujuan Papa, aku akan menikahi Cora!” Reno menarik Cora ke dalam pelukannya sebagai gestur bahwa ia akan melindungi Cora dari siapa pun, termasuk Papanya sendiri. Sofyan menahan diri. Ia tidak bisa menentang Reno terang-terangan. Ia tidak boleh kehilangan putranya hanya gara-gara perempuan itu! Ia menghela nafas dan merubah ekspresi wajahnya. “Reno, Papa hanya memikirkan kamu. Masa depanmu,” ujar Sofyan dengan nada yang lebih lembut dan pelan. “Papa punya alasan untuk menentang hubungan kalian. Karena Papa tidak percaya dengannya,” ujar Sofyan sambil melirik Cora dengan matanya. “Papa tidak perlu khawatir, karena aku dan Cora yang akan menjalani!” sergah Reno, sambil diam-diam tersenyum melihat Papanya mulai

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 46 Diluar Prediksi

    “Apa? Apa maksudmu Cora ikut kompetisi?” tanya Eric dengan tidak percaya. Begitu terkejutnya, dia sampai bangkit dari duduknya dan menggebrak meja. Tidak mungkin Cora bisa ikut kompetisi tanpa memiliki sponsor! Apalagi dengan jangka waktu yang pendek, di mana dia mendapatkan sponsor dan bahkan bisa mempersiapkan segala sesuatunya? Persyaratan, dan bahkan karya yang akan dia tampilkan?! Tidak mungkin dia bisa melakukannya! “Aku pun tidak percaya! Kenapa kamu tidak lihat saja beritanya?” sergah Janet yang bertambah kesal karena Eric tidak mempercayainya. Melihat berita Cora mendaftar kompetisi saja sudah membuatnya senewen. Ditambah lagi Eric yang berbicara keras dan meragukan apa yang ia katakan! “Apa yang kamu tunggu? Cepat nyalakan televisi!” bentak Eric pada Edo, asistennya. “S-siap Bos!” jawab Edo sambil bergegas mencari remote televisi. Begitu televisi menyala, Edo langsung mencari siaran berita. “Eric, apa yang harus kita lakukan? Kenapa perempuan itu bisa ikut komp

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 45 Kompetisi IJD

    Cora duduk di dalam mobil Maybach berwarna hitam memasuki gedung kantor perwakilan Jewelry Confederation yang ada di pusat kota Fragrant Harbour. Beberapa hari sudah ia bekerja di Lumiere, mempersiapkan Passionate Love bersama Eva dan Oscar. Dan pagi ini, ia akan mendaftar untuk berpartisipasi dalam kompetisi International Jewelry Design.Ia menarik nafas dalam memandang gedung itu. “Kamu sudah siap?” Reno yang duduk di sebelah Cora bertanya. Cora menoleh dan menatap Reno. Ia pun mengangguk. “Ya, aku rasa ini waktunya.”Reno mengangguk. “Tidak perlu khawatir. Ini yang kamu inginkan, Cora,” ucap Reno sambil menatap kedua mata berbentuk foxy itu. Cora kembali mengangguk. Ia memang sudah menanti saat ini. Dengan dukungan dari Lumiere, ia bisa mendaftar kompetisi itu.“Heri telah mengatur beberapa wartawan untuk datang meliputmu. Tetapi jangan kuatir. Eva akan membantumu,” ucap Reno sambil ia menunjuk keluar dengan matanya.Di depan gedung itu, sudah menunggu Eva yang baru saja datan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 44 Mirip Kita

    Reno menoleh dan menatap Cora dengan heran. “Serius? Kita sudah pernah menonton ini…”Dulu saat masih bersama, mereka berdua pernah menonton film itu. Dan sekarang, ternyata Cora ingin menontonnya lagi.Cora mengangguk. “Aku suka film ini.”Reno tersenyum miring menanggapinya dan menyindir Cora. “Bukankah tadi ada yang mengatakan… no romance?” Merasakan sindiran Reno, Cora membela diri. “Allied ini ada actionnya, bukan cuma cerita romance saja. Lagipula Brad Pit itu ganteng banget dan aktingnya juga bagus…”“Ganteng?” balas Reno sambil mencibir. Meski begitu diputarnya juga film pilihan Cora itu. Mereka berdua pun menonton film itu.Cora yang awalnya ingin menghindari film berbau romance, kali ini ia menontonnya sampai habis. Entah mengapa, kisah cinta yang tragis antara Max Vatan dan Marianne Beausejour menarik perhatiannya. Walaupun berakhir tragis, namun ia berempati pada cinta sejati yang Max dan Marianne miliki.Di ujung film itu, Cora terdiam dan merenung. Kisah cintanya dengan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 43 No Romance

    Pandangan mata mereka bertemu sesaat sebelum Reno mengalihkannya.Cora berdeham. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Apa kamu ingin—memakai meja ini?”Reno menggeleng. “Aku menunggumu,” jawabnya sambil ia merubah posisi dari duduk menjadi berbaring di sofa itu. Ia menekuk kakinya dengan lutut yang menghadap ke atas.“Untuk?” tanya Cora dengan sedikit heran.Untuk apa Reno menunggunya? Seingat Cora, mereka berdua tidak mempunyai rencana melakukan sesuatu bersama malam itu.“Cora, kita ini suami-istri. Dan aku—sedang berulang tahun hari ini. Bukankah sewajarnya kita menghabiskan waktu bersama?” jawab Reno sambil tersenyum miring, mengingatkan Cora akan sandiwara mereka.Cora menatap Reno dengan heran. “Apakah mereka akan mempermasalahkan hal seperti itu? Lagipula kita sudah makan malam di resto berdua. Apa masih kurang pertunjukannya?” “Detil itu bisa menjadi hal yang penting dan bisa menjadi sumber kecurigaan jika kita lengah,” jawab Reno tanpa menjelaskan lebih banyak.Cora mengerti m

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 42 Elemen Surprise

    “Ada yang bisa saya bantu Pak?” Seorang pelayan restoran yang sedang membersihkan ruangan itu menegurnya.Eric menyapu pandangan ke sekeliling ruangan VIP itu. Beberapa piring dan gelas bekas makanan dan minuman tampak sedang dibersihkan dari meja. Namun tidak ada siapa pun di ruangan itu selain pelayan yang bertanya padanya. “Saya sedang mencari seorang—teman. Perempuan berambut panjang, memakai baju hitam. Apakah mungkin dia menyewa ruangan ini?” Eric tidak yakin dengan pakaian yang dikenakan perempuan itu, karena ia hanya melihatnya sepintas lalu saja. “Maaf Pak, kebetulan saya baru saja datang untuk shift berikutnya, dan saya tidak melihat siapa orang yang menggunakan ruangan ini sebelumnya.”“Kamu tidak melihat siapa pun saat masuk ke sini?” tanya Eric dengan kecewa.“Maaf Pak,” ucap pelayan itu sambil menggeleng, kemudian ia meneruskan membersihkan meja.Eric tidak ada pilihan lain selain meninggalkan ruangan itu, kemudian berjalan keluar restoran.Sementara itu, Cora dan Ren

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 41 Perempuan Di Depan Cermin

    Di toilet, Cora mencuci tangan dan membasuh wajahnya dengan setangkup air. Ditatapnya wajah yang basah dengan titik-titik air itu sebelum ia menyekanya perlahan dengan tisu, dan membiarkan riasan wajahnya tetap rapi. Pertemuannya kembali dengan Reno membuatnya tidak bisa menghindari kejadian masa lalu yang kembali ke permukaan.Reno mungkin adalah orang yang merasakan patah hati dan paling merasakan sakitnya dikhianati.Namun, bukan hanya Reno yang merasakan sakit. Ia pun harus menahan rasa bersalah dan penyesalan yang semakin ia rasakan setelah pertemuannya kembali dengan Reno.Perlakuan baik Reno padanya mungkin adalah karena kesepakatan mereka, tetapi ia bisa merasakan bahwa Reno tidak sepenuhnya bisa melupakan masa lalu mereka. Pria itu kerap menyindir ketidak setiaannya, bahkan setelah 6 tahun berlalu.“Cora Aleyna, apa yang harus kamu lakukan untuk menebusnya?” tanya Cora pada gadis berusia 26 tahun yang ia lihat di cermin di hadapannya.Bertanya beberapa kalipun, pantulan gad

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 40 Masa Yang Lalu

    Setelah beberapa saat, akhirnya Reno melepaskan pagutannya. Kedua matanya refleks menatap bibir bersemu merah yang baru saja direngkuhnya. Dan ia tersenyum. Entah bagaimana, ada rasa puas telah berhasil menndapatkannya.Ia lalu teringat alasan yang ia buat untuk melakukannya dan hal itu kembali membuatnya tersenyum.Pandangan matanya lalu beralih pada kedua mata berbentuk foxy di hadapannya. Pancaran kedua mata itu masih menyisakan keterkejutan dan rasa gugup dengan apa yang baru saja ia lakukan. Ia tidak menyalahkan Cora, tetapi Reno pun tidak ingin mengakui jika ia ingin mencium Cora sejak tadi. Jadi Reno bertingkah seakan hal itu tidak berarti apa-apa untuknya, terkecuali untuk memberi contoh saja.“Itu “entertainment” yang kumaksud. Kamu mengerti sekarang?” tanya Reno dengan mengerling, menggoda Cora yang ternyata masih saja polos. Cora menjadi gugup. Ia menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga dan meraih gelas air putihnya, lalu meminumnya.“Tapi tentu saja, Ridwan seor

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 39 Dua Buah Kelopak

    Cora terlalu takut untuk mengetahui jawabannya, sehingga ia tidak berani untuk merespon pernyataan Reno. Ia belum siap untuk mengetahui jawabannya.Untung saja kedatangan seorang pelayan membawakan makan malam mereka mencairkan suasana yang sedikit tegang diantara mereka.Selama pelayan berada di ruangan itu, pandangan mata Cora teralihkan pada Eric dan pria yang sedang ditemuinya.Ia memperhatikan betapa mereka berdua tampak seperti dua orang yang sedang bertemu. Tidak terlihat jika mereka sebenarnya tengah membicarakan sebuah kesepakatan yang tidak seharusnya.Setelah pelayan pergi dan menutup pintu, Cora bertanya pada Reno, “Apa kamu tidak mengambil foto atau semacamnya? Sebagai bukti apa yang mereka tengah lakukan?”Reno terkekeh. “Aku tidak khawatir mengenai hal itu. Kamu lihat pria berkacamata di arah jam 4 dan jam 10? Mereka yang akan melakukannya.” Reno menunjuk dengan matanya.Tentu saja. Reno tidak perlu melakukan semuanya sendiri! Lalu untuk apa mereka ada di sana?Cora me

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 38 Tempat Di Hati Reno?

    Cora berhenti berjalan dan berputar menghadap Reno. “Apa rencanamu? Apa kita akan menemuinya?” “Apa kamu berharap menemuinya?” Reno balik bertanya.Cora berdecak. Pertanyaan macam apa itu?“Aku hanya ingin tahu apa yang akan kita lakukan di sini… apa rencananya?” tanya Cora sambil melirik meja di mana Eric berada.“Tidak ada. Kita hanya merayakan ulang tahunku. Apa kamu lupa?” Cora menatap Reno lalu pada Eric. Apa benar yang dia katakan?“Ayo…” Reno mengajaknya kembali berjalan.Untungnya, mereka tidak melewati meja Eric yang terletak di pojok, melainkan melalui bagian tengah restoran kemudian masuk ke dalam sebuah ruangan.“Tolong buka semua tirainya,” pinta Reno pada pelayan yang mencatat pesanan mereka. Cora menatap Reno dengan heran. Mereka berada di ruangan VIP, dan Reno justru ingin membuka tirai? Orang memesan sebuah ruangan VIP adalah demi privacy, tapi Reno justru semua orang melihat mereka?“Semuanya Pak?” tanya pelayan itu sama herannya dengan Cora.“Ya, semuanya…” Reno

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status