Share

22. Hujan Membawa Rindu

Berulang kali Ina menghela napasnya. Ia menatap luar melalui jendela kamar, menyanggah kepalanya pada kedua tangannya yang ia letakkan di atas meja. Sekarang sudah malam, begitu Ina sampai di Bogor ia langsung menutup pintu, jendela dan mengunci semuanya. Lalu mematikan semua lampu, setelahnya ia membersihkan diri.

Dan sekarang, ia bingung ingin melakukan apa. Ingin menonton drakor pun sepertinya bukanlah waktu yang tepat karena ia sedang tidak memiliki gairah saat ini. Rasanya ingin melalukan sesuatu saja sangat malas. Hingga ponselnya di atas meja bergetar, Ina melirik melalui sudut matanya. Di sana ada panggilan masuk tanpa nama. Dan membuat Ina membiarkannya, enggan mengangkatnya. Mungkin telepon salah sambung. Batinnya.

Satu, dua, tiga, hingga empat kali ponselnya masih berdering dengan nomor yang sama. Dengan sedikit ragu, Ina meraih ponselnya dan mengangkat telepon itu.

Tidak ada suara.

Hening.

Ina menghembuskan napasnya, sebelum membuka suara. “Halo....”

Diam tidak ada jaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status