Share

Siasat Licik

"Oke, Sayang. Aku akan urus perceraianku secepatnya," jawab Daffi pada akhirnya. Friska langsung tersenyum puas.

***

"Liana, kok, belum bobo?" tanya Daffi pada putrinya sepulangnya ia dari bekerja, dia pergi ke kamar putrinya untuk melihat keadaan Liana. Rupanya anak itu masih belum tertidur padahal ini sudah cukup larut.

"Kenapa? Lagi ada yang dipikirin?"Daffi mengusap lembut kepala Liana.

Liana tidak langsung menjawab, kepalanya tertunduk. "Kira-kira ibu kemana ya, Pa?"

Daffi sedikit memicingkan matanya, "Kenapa? Kok tumben nanyain ibu? Liana mau ketemu ibu? Bukannya Liana sendiri yang mau ibu pergi?"

"Iya sih, soalnya, kan, malu. Muka ibu nyeremin," jawabnya polos. "Liana cuma belum biasa aja kalau ibu ga ada. Oh ya, Pa, tadi Tante Friska bilang, dia bisa jadi mamanya Liana kalau ibu udah pergi, apa sekarang Tante Friska udah bisa jadi mamanya Liana, Pa?"

"Kamu yakin mau Tante Friska jadi pengganti ibu?"

"Liana sayang sama Tante Friska, Pa. Liana pengen banget punya mama kayak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status