Share

54. Rasa Aman dan Nyaman

Tegar berdiri menatap pusara ibu mertuanya, ingatannya kembali pada saat pertemuannya dengan Utari di pabrik. Ada banyak pesan-pesan tersirat dari Utari yang kini baru di sadari oleh Tegar jika itu adalah sebuah firasat. Sebagai seorang ibu, Utari ingin memastikan akan ada sosok yang menemani Cinta setelah kematiannya, itulah alasan Tegar bersedia untuk menikahi Cinta hari ini.

“Ayo pulang!” ajak Adnan yang terlihat tidak nyaman berlama-lama di area pemakaman.

“Kalau Aura sudah sehat, kita ziarah bareng ke makam ibu,” ucap Tegar kepada Tegar yang berdiri di hadapannya.

“Ya,” jawab singkat Damar. “Sekarang kita pulang dulu, kasihan Cinta sendirian di rumah,” sambung Damar.

Suatu yang sungguh tidak Tegar duga sama sekali, jika Utari akan pergi secepat ini. Tadi pagi Tegar masih berbincang dengan Utari, bahkan dokter di klinik yang memeriksanya menyatakan jika Utari dalam keadaan yang baik, hanya tekanan darahnya saja yang terlalu tinggi. Setelah minum obat yang diberikan oleh dokter, Ut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status