Share

Bab 4

"Kenapa ponselku tidak ada Ciang?” Lerry memutus lamunanku__mentapku tajam__teman – teman yang lain juga menatapku dengan tatapan yang sama.

Tatapan mereka bisa di tebak dengan jelas, mereka semua sudah terlihat curiga padaku.

Dalam hati mereka mungkin sedang bergumam 'Kau yang mencurinya kan?'

Ya, wajar saja jika mereka berpikir seperti itu, karena biar bagaimanapun aku adalah orang terkahir yang memegang tasnya Lerry. Tapi apa harus secepat itu mereka mencurigaiku? Eentahalah. Aku sendiri juga pusing memikirkannya.

“Kau adalah orang pertama yang membuka ini kan? Bagaimana mungkin ponsel ku bisa hilang?” Dia masih menatapku, raut wajahnya yang sedari tadi terlihat panik kini sudah terlihat menyelidik.

“Apa kau sedang menuduku?” Aku mengerutkan kening sambil tersenyum masam. Rasanya terlalu aneh melihat salah satu teman dekatku mencurigaiku seperti ini.

“Aku tidak menuduhmu! Tapi hanya kau orang pertama yang membuka ini kan? Dan juga, tanpa alasan yang jelas, kenapa tiba - tiba kau ingin meminjam ponselku? Apa itu hanya kebetulan? Atau?”

“Hentikan omong kosongmu, Lerry! Kalian juga, berhentilah menatapku seperti itu” Aku memotong kalimatnya. Merosa akan terpojok__aku tidak bisa hanya berdiam diri.

Mendengar ucapanku, teman – teman yang lain segera mengalihkan pandangan mereka, saling berbisik__Entah apa yang sedang di bicarakan. Tapi aku rasa__aku tidak perlu menebaknya__sudah jelas meraka pasti sedang membicarakan diriku.

“Kau bisa saja mencurigaikua! Itu sah – sah saja. Tapi, apa kau tidak mengenalku? Setahun terakhir ini kita selalu bersama – sama, semua orang yang berada disekolah ini juga tau bahwa aku, kau, Waldy, Dedi, Julio, Teo, De'fretes dan teman-teman yang berada di kelas lain dengan kita juga adalah teman dekat. Kita sudah dekat sejak masih berada di kelas 10, dan kita semua berada di kelas yang sama saat berada di kelas 11.”

Suasana menjadi lengang__menyadarih itu__teman – teman yang lain segera membubarkan diri, menuju kelas, mereka sadar mereka tidak ingin terlalu ikut campur dalam masalah ini. Mereka tahu seperti apa dan bagaimana sikapku di saat menghadapi suasana serius seperti ini__kini hanya menyisahkan aku, Lerry, De’fretes dan Waldy.

Lerry bisa saja menuduhku meskipun aku tidak mencuri ponselnya! Alasannya cukup sederhana. Dari semua murid yang ada di SMA Negeri 1 Ambon. Hanya aku satu – satunya yang berasal dari keluarga miskin, paling miskin.

Ayahku tidak punya pekerjaan tetap, hanya sibuk saat pemilu tapi hasilnya tidak pernah terlihat, sedangkan Ibuku hanya pedagang asongan dengan etalase yang ukuran panjangnya tidak lebih dari 30 Cm.

Meraka hanya mampu menyekolahkan diriku sampai ketingkat SD, selebihnya Kakakulah yang membantu membiayai sekolah ku. Aku juga mendapat beasiswa, ada 2 beasiswa yang aku terima.

Yang pertama adalah beasiswa untuk keluarga yang kurang mampu, dan yang satunya lagi karena aku termasuk murid yang pintar__itulah anggapan mereka__padahal aku merasa tidak. Dan yang membuatku hampir tidak percaya adalah Lerry benar – benar menyindir keluargaku yang miskin atas tuduhannya padaku.

“Aku punya usul Lerry! Bagaimana kalau kita pergi ke orang pintar? Biar kita bisa tahu siapa sebenarnya yang mengambil ponselmu?” Diselah - selah ketegangan kami! De’fretes memberikan usul.

“Dimana?" Tanya Lerry yang cukup terkejut mendengar usul dari De'fretes

“Nanti juga kau akan tahu. Gimana! Apa kau setuju dangan usulku?" Jawab De'fertes sambil mengedipkan mata kepada Lerry. Jelas itu adalah isyarat darinya agar aku tidak menguping pembicaraan mereka.

Lerry yang merasa paham akan maksud De'fretes__segera berbalik__mereka berjalan meninggalkan ku sendirian! Dari yang aku lihat, sepertinya Lerry menerima usul De’fretes.

Aku tahu dia akan melakukannya. Yang membuatku tidak mengerti dan merasa bingung adalah kenapa mereka harus kesana? kenapa harus pergi ke orang pintar 'dukun' yang diusulkan De’fretes? Maksudku, kenapa sebagian orang masih percaya dengan hal – hal seperti itu? dimana logika?

***

Hari – hari berikut__terasa sangat berat ku jalani. Kabar hilangnya ponsel Lerry menyebar begitu cepat layaknya kobaran api yang melahap apapun yang menghalanginya. Setelah kabar itu menyebar__teman – teman ku mulai menjauh. Aku sudah bisa menebak siapa yang menyebarkan omong kosong itu! Ya, siapa lagi kalau bukan Lerry.

Dia memang curiga padaku, lebih dari itu dia telah menuduhku, kabar itu membuat ku merasa seperti satu – satunya manusia yang menetap di bumi__tak ada lagi sapa’an, cerita, dan hal – hal yang biasa dilakukan anak SMA pada umumnya.

Aku sendirian__benar – benar tidak menyenangkan. Bel berbunyi__tanda istrahat. Dan seperti biasa__setelah di jauhi oleh teman - temanku__aku selalu menghabiskan waktu untuk tidur. Meskipun waktu istrahat yang berikan hanya 15 menit. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasa sedikit tenang. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status