Share

Bab 3

Berbeda dengan peserta lainnya, yang punya segala apapun yang mereka inginkan. Dan itu bisa terlihat dari raut wajah mereka yang masih semangat untuk kembali mengikuti kelas Bimbel__tak ada tampang susah disana.

Mereka tidak akan merasa kelelahan__ada kendaraan pribadi yang selalu siap memanjakan mereka! Mereka juga tidak akan pernah perduli dengan apa yang di pikirkan oleh orang – orang susah__secara garis besar.

Sudah jelas bahwa didikan keluarga orang kaya sangat berbeda jauh dengan keluarga orang miskin, pola hidup mereka sudah diatur sedemikian rupa, semua fasilitas tersedia. Sedangkan orang miskin tidak sedemikian, jangankan mengatur pola hidup, untuk bertahan hidup saja rasanya sudah sangat sulit.

Hal itulah yang kadang membuatku merasa tidak pantas berada di sekolah ini! Entah hanya sugesti atau karena status sosial. Awalnya aku tidak begitu mengerti, kenapa pemikiran konyol itu bisa muncul di kepala ku.

Tapi setelah setahun, lebih tepatnya saat aku sudah berada di kelas 11, aku punya alasan untuk pindah, aku memutuskan untuk pindah ke SMA Negeri 11 Ambon.

Aku pindah karena ada insiden yang sangat tidak menyenangkan, itu benar – benar membuatku malu, aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Tapi sepertinya Tuhan punya rencana-Nya sendiri.

Tepatnya saat pelajaran bahasa Inggris dimulai. Setiap siswa harus meninggalkan tas di loker sebelum memasuki Lab! Lokernya tidak seperti loker – loker yang ada di film barat. Lokernya terbuka__tidak ada pintu untuk menutupnya. Letaknya berada di luar ruang Lab bahasa Inggris. Sekolah ini menggunakan sistem Moving Class atau setiap pergantian mata pelajaran, semua siswa akan berpindah dari ruang yang satu ke ruangan lain.

Ruangan Lab sangat tertutup, semun jendela kacanya di lapisi horden, tak ada cahaya dari luar, full ac. Mejanya tertata rapi dan sudah pasti terlihat sangat keren untuk orang-orang seperti ku.

Hari itu Guru yang mengajar tidak hadir, itu adalah kabar baik bagi kami semua. Teman – teman yang lain sudah terlihat sibuk dengan komputer yang ada di meja mereka masing-masing.

Ada juga yang asyik bercerita, aku sendiri sibuk bermain solitire! 30 menit berlalu__aku beranjak meninggalkan tempat duduk, menghampiri temanku yang berada di pojok__namanya Ledrick L. Aku biasa memanggilnya Lerry.

Sejak berada di sekolah ini, aku mempunyai beberapa teman baru, termsuk Ledrick L.

“Lerry, apa kau membawa ponselmu? Boleh aku pinjam!”

“Ponselku ada di tas! Kau bisa pergi mengambilnya di loker”.

Aku berjalan keluar__menuju loker__segera meraih tas__mencari ponsel. Dan terjadilah peristiwa yang sangat tidak menyenangkan itu__

Aku masih mengutak atik tasnya, mencari ponsel__tak ada ponsel disana! Aku sudah mengutaknya berkali - kali__belum juga menemukannya__apa Lerry sedang mengerjaiku? Ya, awalnya aku berpikir mungkin dia sedang mengerjaiku__mengingat kami sering bercanda.

Tapi setelah aku kembali dan segera memberitahukan padanya__dia langsung bergegas keluar mengambil tasnya! Aku dan beberapa teman - teman yang lain juga mengikutinya dari belakang__mereka mendengar pembicaraan kami.

Wajahnya terlihat cemas! Dia memeriksa tasnya__seakan tak percaya dengan apa yang barusan ku katakan__tapi hasilnya tetap sama, tak ada ponsel disana__yang ada hanyalah beberapa buku dan pulpen.

“Kenapa tidak ada! Jelas – jelas aku meninggalkannya disini!" Dia masih terus mencari__berharap ponselnya terselip disela – sela tasnya__raut wajahnya berubah__dia terlihat panik. Aku dan teman – teman yang lain masih harap – harap cemas melihatnya.

'Apa Ponselnya hilang? Kalau memang iya! Siapa orangnya? Tidak! Ini tidak benar. Bagaimana mungkin ada pencuri? Ini tidak mungkin terjadi! 90% murid dari sekolah ini adalah anak dari keluarga orang kaya. Hanya di Sekolah inilah kita bisa melihat semua anak pejabat berkumpul. Mulai dari anaknya para anggota Dewan, Pengusaha, Kontraktor, Pebisnis, bahkan keponakan orang nomor 1 di Maluku adalah murid dari SMA Negeri 1 Ambon. Lantas! Sisanya? Apa harus di abaikan! Entahlah__10% sisanya adalah yang berasal dari keluarga yang tidak mampu atau miskin. Dan tidak bisa dipungkiri, aku termasuk siswa yang paling miskin__aku berada di urutan terakhir.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status