Share

Kabar Mbak Niswa

Aku mengerjap kemudian meregangkan otot seperlunya di atas bangku mobil. Tak lupa aku pun membetulkan posisi duduk. Setelahnya, aku pun membetulkan posisi kepala Wildan yang ada di pangkuanku. Posisi kaki Wildan meringkuk di kursi sampingku.

Mataku membelalak saat menatap ke arah jendela. Baru sadar kalau kami sudah berada di daerah Lampung. Butuh waktu dua jam lagi dari daerah sini menuju daerah kami. Entah berapa lama kami terlelap dalam buaian mimpi, tiba-tiba saja sudah ada di daerah sini?

Kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru mobil. Semua terlelap kecuali Bang Sukri yang kini menjadi pengemudi. Di sampingnya pun Bang Zaki tampak terpejam.

Dering handphone ku cukup nyaring, membuat tangan ini membuka tas kecil yang ada di sisi kananku. Siapa yang menelepon?

Mbak Niswa? Ada apa? Rasa penasaran terus bergelut di dalam pikiran. Jelas tidak mungkin sepupu mantan suamiku itu menelpon bila tak penting.

[Assalamu'alaikum, Mbak. Gimana?]

[Waalaikummussallam, Lin. Gawat, Lin. Gawat!
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status