“APA?! Ulangin coba?!”
Keyla— gadis 28 tahun yang masih tetap setia dengan ke-single-annya itu baru saja berteriak.
Setelah tidak ada satu pun pria yang berani mengajukan lamaran kepadanya, lamaran itu justru datang dari anak sahabat bundanya. Masalahnya, Fathan ini bukan lah seorang perjaka, bukan pula seorang duda. Laki-laki itu merupakan pria beristri dengan 2 orang anak yang masih bocah.
Keyla memalingkan wajahnya, menatap Maya yang tak lain merupakan ibu kandung Fathan. “Tante May, Keyla minta maaf.” Sedetik kemudian, sumpah serapah pun mengudara, mengarah kepada laki-laki gila yang melamarnya. “Mbak Sisil yang galak itu mau Mas kemanain?!” sentak Keyla, menanyakan nasib istri Fathan. Meski ia tidak terlalu menyukai Sisil, hati nuraninya sebagai wanita tentu saja tak tega.
Di dunia ini siapa sih yang bercita-cita untuk dimadu? Sebagai seorang perempuan, ia juga tak ingin suaminya beristrikan dua wanita. Kalau-kalau suaminya nanti nekat bermain api dibelakangnya, sudah pasti ia akan meregog, kalau perlu ia daftarkan suaminya ke klinik yang menyediakan pelayanan untuk suntik mati.
“Lah, Key. Kamu bukannya pernah bilang pengen suami yang kayak Mas?”
Mendengar itu, Keyla pun mengerang. Ia tak memungkiri jika dirinya memang pernah mengutarakan kalimat tersebut, tapi tolong, tidak dengan Fathan juga menikahnya!
“Mas, taubat, Mas. Inget anak deh at least.” Jika Fathan tidak mengingat istrinya, setidaknya pria itu kasihan kepada kedua anaknya. Kegilaan Fathan ini jelas akan berdampak pada anak-anak menggemaskan yang sudah dirinya anggap sebagai keponakannya sendiri.
“Lho, Mas begini karena inget mereka Key. Kamu mau ya? Please, Key.”
Sadar jika berbicara dengan Fathan tidak akan membuahkan hasil, Keyla pun memilih menyampaikan unek-uneknya kepada mami pria itu.
Ia meminta mami Fathan untuk menasehati putranya alih-alih mendukung rencana tak masuk akal pria itu.
“Tante, anak salah tuh dibilangin. Jangan malah didukung kayak begini, Tan. Masa anak mau poligami malah Tante anterin sih!”
Sahabat bundanya terbilang aneh. Bisa-bisanya wanita itu datang jauh-jauh dari Bandung hanya demi melamarkan madu untuk menantunya. Sejauh-jauhnya kekejaman mertua, sumpah, bagi Keyla ini yang paling jauh. Sinetron Ikan Terbang saja tidak sekejam kelakuan mereka.
“Bun, Bunda tau nggak sih, Tante May kesini buat ini?”
Bunda Keyla— Kamila, menggelengkan kepalanya. Ia juga terkejut saat Fathan meminang anak gadisnya untuk dijadikan istri ke-2.
Keyla meracaukan kata kacau berulang kali. Ia berseru jika perbuatan keduanya merupakan dosa yang tidak terampuni pada istri Fathan.
“Dosa apa hamba, Lord?” desah Keyla, dramatis.
Malam minggunya yang kelabu mendadak bertambah menjadi gelap gulita sampai tak bercahaya. Kedatangan kedua tamunya menggelapkan seluruh dunia Keyla. Parahnya, kedatangan mereka tergolong mujur dikarenakan sang ayah yang tengah bertugas ke luar kota.
Coba saja ayahnya tidak sedang bertugas, Keyla dapat menjamin, bahkan sampai 100% jika Fathan akan pulang dalam keadaan tulang tidak tersambung. Nyawanya masih menyatu dengan raga saja termasuk kedalam keberuntungan.
“Key, ini emergency. Kalau bukan karena kepepet, Mas nggak bakalan deh ngelamar kamu. Kamu kan udah Mas anggep kayak adek sendiri.”
Mami Fathan menambahkan jika putranya sudah benar-benar mengalami kebuntuan. Mereka tidak serta-merta datang tanpa pemikiran yang panjang— lalu, cerita antar bestie pun mengalir secara natural. Maya bercerita tentang rumah tangga Fathan yang diterpa ujian berat hingga tanpa sadar, pria itu gelap mata dan berakhir dengan kekhilafan yang dirinya sesali.
Hati yang meradang serta kacaunya pikiran, rupanya membuat mulut Fathan kelepasan. Ditengah bertengkarannya bersama sang istri, pria itu menjatuhkan tiga talak sekaligus. Barulah setelah emosinya mereda, dirinya menyesali seluruh tindakannya.
“Tiga, Than?” pekik bunda Keyla, terkaget-kaget. Setahunya Fathan ini pria yang memiliki kesabaran seluas samudera. Ayah dengan 2 orang putra itu dikenal bucin pada istri cantiknya. Jadi ketika mendengar sampai melayangkan talak yang tak tanggung-tanggung jumlahnya, Kamila pun sangat terkejut.
mengangguk lemah, “iya, Tante. Udah sebulan ini kami pisah rumah.” menjelaskan jika Sisil sudah kembali ke kediaman orang tuanya sebab mereka yang tak lagi menjadi suami istri.
“Pantes nggak pernah liat Sisil. Tante kirain dia ada kerjaan di luar.”
“Nggak. Dia sakit hati karena sempet salah sangka sampe jatuhin talak.” Jelas Maya memberitahukan mengapa menantunya kekeuh pergi dari rumah.
Suasana kemudian menjadi hening beberapa saat, sampai bunda Keyla kembali membuka mulutnya. “Tapi Than, kalau kasus kamu itu, bukannya yang nikah lagi harusnya pihak perempuan ya?”
“Bukan dua-duanya, Tan?”
“Nggak loh. Setahu Tante ya istrimu aja, Than. Telepon Pak Ustad coba biar lebih jelas.”
Keyla ber-idih-ria. Ia tak habis pikir dengan keimpulsifan keduanya. Setidaknya, sebelum melakukan lamaran, keduanya harus mengantongi informasi yang valid, bukan asal lamar anak orang saja.
“Kalau ternyata salah, siapa yang mau nanggung coba?!!” dumel Keyla.
“Mas stress, Kay. Apalagi sekarang Mas sama Mbak Sisil lagi pengajuan cerai di PA.”
“Hadeh! Rumah tangga Mas yang gonjang-ganjing kok jadi aku yang diribetin? Kalau emang ngebet nyari bini muda, Mas cari aja orang lain, jangan aku! Aku ini perawan ting-ting loh, Mas. Ya kali jadi janda after kalian rujuk.”
“Kamu nakutin itu?”
“Iya lah!!” balas Keyla, ngegas.
Tidak mungkin kan dirinya akan tetap dinikahi setelah hubungan mereka membaik? Istri saja posesifnya setengah mati.
Pernah Keyla mengantarkan makanan ketika perempuan itu sedang pergi, entah mendapatkan informasi dari mana, setelah dia pulang, Keyla dilabrak habis-habisan. Rasanya Keyla ingin merontokkan seluruh rambut wanita bernama sisil itu karena mengatainya gadis gatal.
“Oke! Kalau cuman itu gampang, Key. Mas janji nggak akan jadiin kamu janda cuman buat jandanya Mas.”
“Mas, anak Bu Dinda tuh nganggur. Dia kan ngefans sama Mas, kedipin aja udah, dijamin dia ikhlas dijadiin bini ke-2.”
“Nggak bisa Key.” Fathan memaparkan kalau selain Keyla, ia takut gadis itu akan jatuh hati kepadanya. Hal itu nantinya justru mendatangkan mala petaka baru untuk pernikahan ketiganya, secara istrinya pasti tidak berkenan jika dirinya membagi hatinya.
“Mas, pikirin lagi deh! Mas kan tau segimana nggak sukanya Mbak Sisil ke aku.”
Wah!! Habis sudah kesabaran Keyla. Calon duda yang satu ini sungguh menipiskan stok sabarnya. Ia dan istrinya kan seperti musuh bebuyutan. Kalau mereka dipersatukan, hari kiamat bisa-bisa cepat datangnya.
“itu kan bisa dibicarain. Kalau udah kejadian, Sisil nggak akan gangguin kamu. Mas bisa jamin, Key. Mami juga pasti bakalan belain kamu kok. Iya kan, Mi?”
“Heum, betul itu. Kalau Keyla yang jadi mantu Mami.”
“Eits. Keyla bukan mantu Tante, jadi jangan mami-mamian segala ya!!” serobot Keyla tak suka dengan perubahan penyebutan Maya padanya.
“Iya, Tante, Key.” Maya mengulang kembali kalimatnya lalu menambahkan jika Keyla akan menjadi menantu kesayangannya jika ke.duanya sudah menika
“Tetep, nggak!!” Ucap Keyla, menekan setiap kalimatnya.Ia lebih baik menjadi perawan tua dibandingkan terseret pernikahan sesat yang membawanya ke dalam kesialan. Ia hidup untuk ke surga, kenapa malah mencari neraka di dunia. Nehik ya, skip pokoknya.
“Udah, sampe disini aja! Intinya lamaran Mas Keyla tolak, titik!!”
Keyla pun bangkit. Perempuan itu tak melangkah memasuki rumahnya, melainkan berjalan keluar ke arah pintu utama kediamannya.
Kepergian Keyla mengundang tanda tanya, membuat Kamila berteriak, menayakan akan kemana putrinya malam-malam begini.
“Beli martabak. Keyla laper abis dibikin emosi.”
“Ey, Bangsul!!” Pekik Keyla, terkejut karena langkah kakinya terhalang oleh keberadaan seorang bocah. “Dion, kamu, ih!! Untung aja nggak ketabrak Tante! Kamu nyariin Daddy? Tuh orangnya. Bawa pulang gih sebelum Tante bikin Daddy kamu jadi rica-rica!”
“Tante-Tante.” tak selaras dengan perintah yang Keyla keluarkan, anak bernama Dion itu justru melenceng dari tema pembicaraan mereka. “Dion denger, Tante mau nikah sama Daddy ya?”
“Dih! Nggak ya! Hoaks itu, nggak usah dipercaya!” jawab Keyla, mengibaskan tangannya di udara.
Dion pun memasang tampang murung. “Kenapa? Nikah aja nggak apa-apa.” Anak itu mencicit jika dirinya sudah bosan dengan sang Mommy. Ia mengimbuhkan kalau diriya ikhlas beribu-tirikan Keyla.
Duar!!
Lah kok pada nggak sehat semua otaknya!
Bruk!!Fathan mendudukkan Keyla ke atas ranjang.“Kamu..” “Keyla..” Sahut Keyla, membuat kalimat yang hendak Fathan lontarkan menguap hingga menyisakan kedutan di sudut teratas bibirnya. Suami yang Keyla terima secara terpaksa itu menyugar helaian rambutnya. “Key, jangan dikit-dikit pulang, bisa?” “Lah, perasaan baru sekali.” Gemas, Fathan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk mencomot bibir Keyla. “Eh, anjir! Jangan pegang-pegang. Bukan muh..” “Muhrim, Key!” pekik Fathan, berhasil membungkam Keyla. Sebagai manusia, Fathan juga memiliki batas kesabaran. Ia pikir dengan memberikan kelonggaran, istrinya itu akan belajar menerima pernikahan mereka. Namun sampai detik ini, Keyla justru melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia bayangkan.“Saya minta maaf, oke? Saya janji nggak akan nawar-nawarin diamond lagi ke kamu.”Di ambang pintu yang tak tertutup, rahang mami Fathan seakan ingin copot dari wajahnya. Ia tak menyangka jika pertengkaran anak dan menantunya it
Tak membutuhkan waktu lama untuk Fathan dapat menemukan istri dan anak-anaknya. Pria tampan itu harus sekuat tenaga menahan tawa saat pertama kali mendapati tampang istri yang dinikahinya. “Kalau mau ngakak, ya, ngakak aja! Lama-lama kentut tau rasa kamu, Mas!”Kedua bahu Fathan hampir berguncang, karena saking tak kuatnya. “Ehem..” Untuk memperkuat pertahanannya, Fathan pun berdehem sebelum kemudian melontarkan tanya, “tapi abis itu saya disuruh transfer kan ya?”Sontak saja Keyla mendelik, tajam. ‘Wah, mentang-mentang udah bantuin gue, lupa dia sama kesalahannya!’ Ucap Keyla, tentunya hanya membatin. Keyla bukan jenis kacang yang lupa kulitnya. Kalau bukan karena Fathan yang membantu dirinya, ia sudah pasti harus menjual ginjalnya ke agen per-Kambojaan sekarang. Untuk itu, kali ini saja ia akan melepaskan Fathan dan godaannya yang terkesan mengolok-ngolok dirinya itu.“Sumpah ya, Mas.. Ginjalku masih poco-poco ini.”Bayangkan saja, uang 200 juta terbuang hanya dalam beberapa de
Menjadi nyonya rumah kaya raya itu ternyata sangat menyenangkan. Dulu sebelum ia dipaksa menikah dan mendapatkan kenaikan jabatan, hari-harinya di divisi HR selalu diisi dengan berbagai macam perbudakkan atasannya— sekarang? ‘Nyuantaiii!!’ jerit dewi batin Keyla, membara. Jika dipikirkan kembali, Keyla sebenernya masuk ke dalam kategori wanita paling beruntung di muka bumi. Bagaimana tidak, ia yang tidak laku-laku itu dipersunting oleh laki-laki paket lengkap, yang semua keunggulan makhluknya diborong semua oleh Fathan.Paras, isi rekening, dan kedudukan, semuanya berada di atas rata-rata para lelaki yang Keyla kenal. Andai Fathan bukan pria beristri, Keyla pasti tak akan merasa terpaksa saat dipersunting. Toh, dulunya ia memang sempat menyukai Fathan.“Guys.. Kalian nggak bosen?”Mendengar pertanyaan Keyla, Dion dan Nakula pun mengalihkan perhatian mereka dari susunan Lego yang keduanya mainkan. “Mami bosen?” tanya Dion, sembari menatap Keyla. “Nggak sih. Mami kan tim megeran. Di
“K-Key..” Seperti seorang maling yang baru saja ketahuan mencuri BH tetangga, Fathan mencicit, ketakutan.Dari apa yang ia lihat, merahnya wajah Keyla menunjukkan tanda-tanda akan datangnya hari kiamat. Mungkin waktu kematiannya memang sudah dekat karena adanya malaikat maut di hadapannya.“Hi-Hiyaaakk!!”Buk.. Buk.. Buk..Disaat Fathan disibukkan dengan pikiran nyelenehnya, malaikat maut yang pria itu maksud sudah lebih dulu menjalankan tugasnya sebagai jagal hidup Fathan.Dengan media bantal, Keyla memukuli Fathan yang menurutnya telah menyalahi kontrak pernikahan mereka.“Dasar Duda cabul! Duda piktor! Argh!!”Buk.. Buk.. Buk..Berhubung Fathan masih sangat menyayangi nyawanya, pria yang menjerat Keyla dengan pernikahan kontrak itu pun, hanya diam, pasrah terhadap gelombang amarah yang tengah diekspresikan istrinya.Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Keyla pun melompat turun dari ranjang.“Minggat nggak lo, Mas? Jangan sampe Mas Fathan, Keyla..” Pengusiran berisi ancaman itu Ke
Keyla mengulum bergantian bibir atas dan bawahnya. Ia terbaring gelisah dengan jari-jari bertaut di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Sampai detik ini, ibu dua anak itu tak kunjung dapat menyusul kedua anak tirinya yang beberapa jam lalu sukses memasuki gerbang mimpi mereka dan semua terjadi berkat bergabungnya satu makhluk durjana yang Keyla yakini tengah berbahagia di atas penderitaan malamnya. Keyla memejamkan mata ketika sebuah pergerakan membuat jantungnya semakin berdetak kencang.Jangan salah tafsir. Jantung itu berdetak bukan karena degup kegembiraan, apalagi oleh perasaan meledak-ledak sebab dapat menghabiskan malam dengan orang terkasih. Big to the no ya Bestie!Alih-alih merasa bahagia, Keyla justru dendam kesumat. Ia memendam kekesalan karena Fathan nyatanya tak bisa diandalkan. Sudahlah! Berharap pada janji manusia memang tak ada gunanya. Salahnya sendiri. Sudah tahu Fathan sering ingkar dengan melewati batas perjanjian, kok ya bisa-bisanya ia selalu terjatuh di
Pulang dari restoran membawa bungkusan makanan?Tet-tot!Lantas apa yang Keyla bawa? Jawabannya adalah helaian rambut milik Hans yang dirinya rontokkan saat memberikan pelajaran.Sengaja Keyla mengumpulkannya. Ketika ia tiba di rumah, Keyla pun langsung membuka sesi ghibah, lengkap dengan serangkaian barang bukti berupa penampakan acak-acakkan si Impostor dan rambutnya.“Gila, Mbak. Ternyata selama ini kita ditipu.”Diseberang sana, Hardi tertawa. Alih-alih ikut emosi karena dikhianati Hans, perempuan itu justru terhibur melihat reaksi yang Keyla pertontonkan di layar ponselnya.“Bisa-bisanya kita ngegibahin anak-anak jalur ordal, didepan ketua Impostornya langsung, Mbak. Mana dia hebat banget lagi ngibulnya, pake sok-sokan ikut ngehujat kinerja abal-abal mereka.”[Tapi Hans kan kerjanya bener, Key]“Bener dari mananya, Mbak? Gara-gara dia kan kita sering kena omel si Botak.”Hardi lagi-lagi menyemburkan tawa. Bukan kasung yang disengaja aslinya. Keyla saja yang sial karena kepala HR s