Share

Bab 4. Curiga

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 16:25:03

Malam itu Aisyah masih dalam mobil. Ia masih memikirkan siapa nomor asing yang ada di WA-nya. Dia bingung, akan mengirim pesan atau tidak soalnya dia belum kenal apakah pemilik nomor asing itu orang baik atau orang jahat.

"Syah, kamu bengong? Kamu lagi mikir apa sih? Bentar lagi kita sampai lho?" tanya mama Linda yang memperhatikan tingkah Aisyah yang aneh.

"Enggak kok Mah. Aisyah hanya sedikit lelah," jawab Aisyah sekenanya. Dia bingung mau jawab apa. Ia tak mau jika mertuanya tahu tentang pesan dari nomor tak dikenal tersebut.

"Kalau kamu nggak enak badan bilang ya? Nanti setelah ketemu Devan, Mama mau beli madu stamina untuk kamu. Sepertinya kamu kurang sehat."

Bu Linda memperhatikan Aisyah sepertinya sedang kurang enak badan. Ia berencana untuk membelikan madu agar Aisyah sehat kembali

"Terserah Mama saja. Makasih ya Ma. Mama baik banget sama aku."

Ketahuilah, kenapa Aisyah datang ke rumah mama Linda bukan orang tuanya, karena orang tua Aisyah sudah tiada. Terjadi kecelakaan yang tak diinginkan pada dua tahun yang lalu.

"Biasa saja, Syah. Mama gak mau kamu sakit. Lagian di rumah banyak orderan 'kan? Tuh, dah sampai Bandara. Kita persiapan!"

Beberapa menit kemudian, mobil milik mama Linda sudah terparkir di tempat parkiran. Sopir, mama Linda dan Aisyah turun dari mobil dan menuju tempat untuk menunggu penumpang pesawat.

Beberapa menit setelah naik Eskalator, mereka sampai di ruang tunggu. Dan ternyata seorang pria tampan yang mengenakan jacket kulit berwarna hitam sudah berada di situ.

"Mama! Pak Dadang. Oh ada Aisyah. Ini Devan!"

Ternyata Devan sudah berada di ruang tunggu. Saat itu Devan terlihat semakin tampan.

"Devan, kamu sudah menunggu. Maaf yah, Mama telat. Tapi Alhamdulillah, kita sudah bisa bertemu dengan kesayangan Mama."

Devan memeluk sang Mama karena sangat kangen. Beberapa tahun Devan tugas di Luar Negeri dan itu sangat membuat rindu akan Tanah Air dan keluarga. Pada hari itu, akhirnya Devan bisa kembali pulang. Ia sudah mengurusi dokumen penting untuk pindah bekerja di Tanah Air. Agar ia tak jauh dari keluarganya.

"Telat tidak apa-apa, Mah. Yang penting Devan sudah bertemu kalian. Ada Aisyah. Bagaimana kabar kamu? Kok sepertinya kamu lagi sedih."

Setelah berpelukan dengan sang mama, ia melihat ke arah Aisyah dan menyapanya dengan hangat.

"Nggak papa kok Kak. Mungkin aku kecapekan karena orderan sangat banyak," jawab Aisyah yang berusaha menyembunyikan hatinya yang lagi sakit. Dengan adanya Devan, sedikit terobati rasa sakitnya.

Devan sangat mirip dengan Denis. Bedanya Devan lebih putih dan lebih tinggi. Sehingga Devan terlihat pria yang sangat mempesona.

"Aisyah orderan menjahitnya banyak Van. Ini Mama mau beli madu sama camilan. Kamu jagain Aisyah sebentar. Pak Dadang ikut sama Mamah."

Tidak lama, Mama Linda dan Pak Dadang membeli sesuatu di kantin yang berada dalam Bandara tersebut. Di ruang tunggu, Aisyah ditemani oleh Devan.

"Aisyah, kamu baik-baik saja 'kan? Sekarang banyak murungnya ya? Pertama dulu aku lihat kamu, kamu sangat ceria dan seperti boneka."

Devan mulai mengawali pembicaraan karena sedari tadi Aisyah termenung dan tidak seperti biasanya.

"Apa sih Mas, ada masalah sebenarnya. Tapi jangan bilang Mamah ya? Sepertinya Mas Devan adalah orang yang tepat untuk aku ajak berdiskusi."

Aisyah sudah tidak tahan lagi atas kelakuan Denis padanya. Ia akan menceritakan masalahnya pada kakak iparnya.

"Tuh kan kamu ada masalah. Firasat aku itu tajam, Syah. Cepat cerita. Keburu Mamah datang."

Devan tahu siapa Aisyah. Karena dulu Devan adalah kakak kelas Aisyah waktu SMA. Devan mengenalkan Denis pada Aisyah. Dan ternyata kini Aisyah berjodoh dengan Denis.

"Mas Denis menikah lagi Kak. Dia jahat banget."

Aisyah akhirnya mengeluarkan unek-uneknya kepada Devan karena ia sudah tidak tahan.

"Benarkah? Sialan si Denis. Awas ya jika nanti ketemu sama aku. Kamu jangan sedih lagi. Urusan ini, biar saya yang akan memberi pelajaran. Suruh jagain Aisyah, tapi malah selingkuh. Sialan! Maafin Kak Devan tak bisa jagain kamu Syah. Hingga kamu kini tersakiti!"

Devan kaget mendengar wanita yang dicintai secara diam-diam disakiti oleh adiknya sendiri. Rasa marah menggelora kepada Denis. Ia akan memberi pelajaran kepada Denis.

"Benar dia menikah lagi. Tapi Mas Devan jangan kasar sama Denis. Nanti kalau ada apa-apa Mas bisa dilaporkan ke Polisi. Kita harus elegan menghadapi orang seperti Mas Denis. Mulutnya memang manis, tapi ternyata dia busuk. Bagaimana tidak, istri barunya kini hamil."

Kehamilan Mawar juga tak lupa ia ceritakan kepada Devan. Tak ada yang perlu disembunyikan lagi. Aisyah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Denis. Ia sudah muak dengan seorang Denis.

"Denis menghamili gundiknya? Brengsek juga si Denis. Ini harus secepatnya diselesaikan Syah. Tapi kamu harus tetap tenang. Memang siapa istri barunya Denis? Apa aku kenal?" tanya Devan yang penasaran siapa sebenarnya istri barunya Denis.

"Mawar. Tetangga sendiri," jawab Aisyah dengan lesu. Aisyah sekatang sangat benci dengan Mawar. Yang dulunya sahabat baik, ternyata menusuk dari belakang.

"Mawar yang janda itu? Sialan!"

Devan terkejut ketika mendengar bahwa istri barunya Denis adalah Mawar.

"Kamu kenal, Mas? Kok wajah kamu aneh begitu?"

Aisyah melihat wajah Devan berubah aneh kala mendengar bahwa istri baru Denis adalah Mawar.

'Syah, kalau kamu sedih gitu, kamu semakin cantik. Maafkan aku dulu malah mengenalkan adikku padamu yang ternyata brengsek. Ketahuilah, aku sangat mencintaimu. Dan yang mengirim chat itu sebenarnya aku. Aku takut mengungkapkan cinta kepadamu. Aku takut kamu menolak,' batin Devan yang sedang melamum.

"Mas Devan! Kamu kok diam gitu! Mas Devan sakit!" ulang Aisyah menanyakan Devan yang tiba-tiba terdiam.

"Nggak sakit kok. Begini, Mawar itu dulu mantan pacar aku. Jadinya aku kaget. Mereka cocok. Satu buaya betina dan yang satu adalah buaya jantan! Dulu Mawar pacarnya banyak. Sama seperti dengan Denis."

Devan mulai menceritakan masa lalunya kepada Aisyah. Ternyata, Mawar pernah menjadi masa lalu Devan.

"Dunia itu sempit ya Kak? Jadi Denis itu playboy? Pantas. Aku juga nggak nyangka Mawar adalah mantan kak Devan. Kak Devan cemburu?" tanya Aisyah yang jaim kepada Devan.

Curhat dengan Devan membuat Aisyah sedikit melupakan lara hatinya. Rasa ingin tahunya kepada Devan semakin menggila entah mengapa.

"Iya dia Playboy. Apa? Aku cemburu? Cuih. Wanita murahan seperti itu kok bisa aku cemburu. Yang ada, dulu dia ngejar-ngejar aku. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh boneka."

Devan tertawa kecil karena pertanyaan Aisyah menurutnya sangat lucu. Tanpa sadar, Aisyahlah yang membuat Devan tak betah di Luar Negeri. Devan selalu ingin melihat senyum Aisyah yang cantik.

"Siapa wanita murahan itu Devan? Lagi membicarakan cewek ya?"

Tidak lama, setelah curhat panjang dengan Devan, Mama Linda datang dan Pak Dadang. Mereka membawa mie ayam dan jajanan yang lumayan banyak.

Mama Linda meledek pembicaraan Devan dan Aisyah. Mama Linda penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Devan dan Aisyah. Tergerak hatinya untuk mencari tahu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   120

    Rina menoleh ke belakang karena Aisyah memanggilnya. "Ada apa Aisyah?" "Benarkah kamu benar-benar berubah, Rina?" tanya Aisyah kepada Rina. Aisyah iba melihat sikap Rina yang mulai berubah. Ia tidak curiga sedikitpun meski sudah diperingatkan oleh Devan. "Buat apa berbohong? Aku pun rela dipenjara jika aku bersalah pada kalian. Aku sangat menyesal telah merusak rumah tangga kalian," jawab Rina sembari menunduk. Ia menampakkan wajah sendu dan kalem. Tidak seperti Rina dulu yang angkuh dan cerewet. "Mas? Rina sudah berubah. Kamu jangan kasar sama dia. Biarkan dia bertamu ke rumah kita," ungkap Aisyah sambil menoleh ke arah Devan yang duduk di sampingnya. Devan hanya terdiam. Ia masih mengamati perubahan sikap yang dialami oleh Rina. Ia tidak bisa memutuskan apa-apa karena ia masih trauma. "Aisyah. Mungkin Mas Devan masih belum percaya. Saya pamit pulang saja. Terima kasih, kamu sudah menerima aku dengan baik." "Rina, silakan duduk kembali. Ini acara aqiqah anak kami. Kamu bole

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Mbok

    "Aku kecelakaan Mbok Ijah. Untungnya beberapa warga menolongku. Tadi sempat ke klinik untuk memastikan apakah aku masih baik-baik saja," jawab Devan kepada Mbok Ijah sambil masuk ke dalam rumah dengan langkah tertatih. "Ya Alloh Den. Ayo cepat masuk!" Saat siang, Devan masuk menuju ruang tengah dan langsung duduk di sofa karena semua badannya terasa sakit. "Mas Devan kamu sudah pulang? Kenapa dengan wajah kamu? Apa Mas sudah membeli kambing?" Tiba-tiba Aisyah datang ke ruang tersebut. Ia terkejut melihat keadaan Devan yang terluka. "Sudah, Syah. Tadi sempat kecelakaan dengan sesama mobil. Tiba-tiba dari arah belakang, ada mobil yang menabrak mobil aku hingga aku pingsan sebentar. Mobil Mas ada di bengkel. Tadi aku naik Ojol. Bentar lagi kambingnya datang." Devan menceritakan kecelakaan yang baru saja terjadi. "Astaghfirullah, Mas. Untung saja kamu selamat. Yasudah, Mas istirahat dulu. Atau kalau nggak, Mas makan dulu gih?" ujar Aiayah sambil mendekati sang suami untuk memastik

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Kenapa Den?

    "Itu ada yang ingin melamar pekerjaan menjadi asisten pribadi di kantor," jawab Devan sambil menekan keyboard ponsel untuk menjawab karyawannya yang bernama Joni. "Jadi, Ayah Aslam besok mau bekerja hari ini kah?" Aisyah sedikit penasaran dengan info yang baru saja ia dengar dari suaminya. Devan menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Tidak. Biarkan Joni yang mewawancarai. Besok aku ingin memesan dua ekor kambing di salah satu peternak di Kota ini. Nanti ada ART yang ke sini. Bisa saya tinggalkan, Sayang? Ini demi keberkahan rumah tangga kita!"Devan ingin segera pergi untuk memesan dua kambing di salah satu peternak pada keesokan hari. Hari itu sudah larut Devan dan Aisyah mulai beristirahat. **Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun dari tidur. Namun, ia belum sempat menyiapkan sarapan karena Aslam rewel. Sementara Devan baru saja selesai mandi untuk persiapan menuju ke penjual kambing. "Sayang, aku biru-biru berangkat ya? Biar nanti cepat pulng."Devan berpamitan dengan Aisyah u

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Habiskan

    "Maaf kalau saya punya salah dengan kalian. Jangan diperpanjang masalah ini," pinta Dokter Spesialis Anak tersebut. Dokter itu merasa malu ketika Devan tiba-tiba masuk ke ruangan periksa."Oke, saya maklumi. Terima kasih sudah memeriksa anak saya. Aisyah, ayo kita pulang. Harusnya tadi aku ikut masuk ke dalam ruangan ini!" ujar Devan sambil menarik pelan tangan Aisyah. Ia tidak mau Aisyah mengenal dokter tampan yang bernama Weldan tersebut. Aisyah menuruti perkataan Devan sambil menggendong Aslam yang mulai berhenti menangis. Entah mengapa sesudah diperiksa oleh Dokter Weldan, tiba-tiba tangisan Aslam berhenti. Melihat keajaiban itu, Aiayah menoleh ke arah Dokter Weldan. Dokter itu tersenyum hangat ke arah Aisyah. Aisyah langsung ke posisi semula. Ia takut dosa dengan pandangan yang tidak seharusnya ia berikan. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan Dokter Weldan yang tidak biasa. "Kenapa dengan Dokter Weldan ya? Tatapannya aneh?" batin Aisyah. Ia takut akan terjadi apa-apa antar

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   116

    Pagi itu, Aslam menangis sangat keras. Kebetulan Aiayah sedang di kamar mau memberikan ASI pada Aslam. Namun, Aslam tidak mau minum. Ia malah menangis terus. "Bagaimana ini Mas, Aslam nangis terus?" Aisyah kemudian menggendong Aslam karena tangis sang bayi tak kunjung berhenti juga. "Coba aku cek apa Aslam badannya panas?" Devan mengambil alat pendeteksi demam bayi yang berada di dalam nakas. Setelah dicek hasilnya membuat terkejut. "Sayang, cepet tidur ya. Anak mama jangan nangis lagi," tutur Aisyah sambil menimang-nimang Aslam yang masih menangis. Tidak lama, Devan datang dan memeriksa suhu badan bayi mungil tersebut. "Sayang, suhu badan Aslam tinggi. Ayo kita bawa dia ke Dokter sebelum terlambat," ujar Devan yang cepat-cepat ingin ke dokter karena badan anaknya demam tinggi. "Baiklah. Ayo kita ke dokter! Ini tinggal bawa tas penting dan popok bayi! Bawa susu formula nggak Mas?" tanya Aisyah takut terjadi apa-apa saat berada di dokter nanti. Devan tersenyum sambil mempersiap

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   115. Nama

    Terima kasih, Mas. Kau sangat mencintaiku. Aku juga mencintaimu Mas. Semoga kita diselamatkan dari mara bahaya apa pun. Kita tidur yuk?" ajak Aisyah kepada sang suami denga lembut. Aisyah lelah sekali akibat kejadian yang tidak diinginkan kemarin terjadi. "Iya, Sayang. Kita tidur sekarang juga. Sini aku temenin, biar kamu hangat dan cepat tidur."Malam itu, keluarka kecil mulai tertidur. Alhamdulillah, dedek bayi juga tertidur dan tidak terlalu rewel. ***Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun pada pagi itu. Ia sudah menyiapkan sarapan pagi dan dibantu oleh wanita seumuran Mbok Ghinah. Devan berusaha mencari ART di rumahnya agar pekerjaan Aisyah terasa ringan. Sementara Devan sedang menimang bayi di pagi itu, ketika Aiayah dan ART baru sedang sibuk dengan pekerjaan rumah. "Sayang, kamu tampan sekali seperti ayah. Semoga menjadi anak Sholeh ya? Satu lagi. Kamu harus nurut sama Mama. Mama itu dah berkorban besar mengurus kamu. Sekarang dedek udah mandi, tidur yah?" Devan mengajak berbi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status