Setelah beberapa menit berkeliling, Miranda pun memutuskan untuk mencari warung. Sudah sedari tadi dirinya belum sempat memakan nasi sehingga perutnya pun sudah mulai memberontak. “Aku harus makan” gumam Miranda dalam hatinya.Tepat disamping toko Indomaret, terlihat ada warung kecil. Dalam hati Miranda, dirinya akan membeli makanan di warung tersebut. Tanpa basa-basi, Miranda pun mengarahkan mobilnya ke arah parkiran Indomaret karena tidak mungkin dirinya memarkir mobilnya di depan warung itu karena terlalu sempit. Mungkin, halaman warung tersebut hanya cukup memuat beberapa sepeda motor.Miranda yang sudah sampai langsung memesan makanan kepada pemilik warung dan diapun memilih tempat duduk yang sekiranya pas untuk suasana hatinya. Disaat menunggu itulah, Miranda kembali bertemu dengan Cleo. Ada perasaan sedih, kangen yang masih tersimpan pada hati kecilnya. Dulu, Miranda tidak pernah serumit ini ketika bersama Cleo, hari-hari selalu mereka habiskan dengan kebahagiaan. Miranda sanga
“Tidak seharusnya kamu memeluk tubuh suamiku!” seru Miranda.Yunita terkejut ketika melihat reaksi Miranda yang mulai berani menegurnya seperti itu. “Sial, wanita kampungan ini sudah berani menegurku!” gumam Yunita. “Apa ada yang salah? Aku ini adalah sahabatnya Kelvin dan apa yang kami lakukan adalah wajar-wajar saja. Lagian, dibandingkan kamu dan aku... Aku jauh lebih lama mengenal Kelvin” ujar Yunita.“Tapi kamu itu seorang wanita, kamu nantinya punya suami. Apa kamu mau suamimu dipeluk oleh sahabat wanitanya?” tanya Miranda dengan serius.Seketika situasi menjadi menegangkan hingga Kelvin pun angkat bicara. “Kamu jangan memperbesarkan masalah! Asal kamu tahu, aku menikahimu bukan karena cinta tapi karena aku kasihan sama Bik Desi yang selalu memohon kepada kedua orang tuaku agar menikahkan kita” ujar Kelvin.DEGBagaikan tersambar petir perkataan Kelvin begitu tajam. Miranda mencoba mengulang kembali untuk memahami yang Kelvin katakan barusan. Hingga Miranda pun dapat memahaminya
Jam telah menunjukkan pukul 1:00 tengah malam. Mereka pun sudah pulang ke rumah Kelvin. Yunita terlihat begitu senang dan menikmati momen kebersamaannya bersama Kelvin. Miranda tidak mendengar kedatangan mereka karena dirinya sudah tidur pulas di sofa ruang tamu. Hingga Kelvin maupun Yunita dapat melihatnya ketiduran di atas sofa tanpa memakai selimut. Padahal, suasana malam terasa begitu dingin. “Lihat dehhh wanita kampungan itu! Dia benar-benar terlihat begitu kampungan!!!” seru Yunita dengan nada mengejek.Kelvin seperti tidak menghiraukan perkataannya dan lebih memilih untuk meraih tangan Yunita agar segera masuk ke dalam kamar tidur. Sebelum Yunita masuk, Yunita pun mengatakan bahwa dirinya benar-benar bahagia bersama Kelvin, setelah mengatakan itu Yunita pun masuk ke dalam kamar tidur.Kelvin teringat dengan Miranda yang ketiduran di ruang tamu. Dalam hatinya timbul pertanyaan, apakah Miranda menunggunya hingga sampai ketiduran sofa? Pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban yang
Yunita memutuskan untuk pergi berlibur bersama beberapa temannya ke Paris sehingga membuat Kelvin merasa kesepian tanpa kehadiran Yunita yang telah dianggapnya sebagai sahabat. Terlebih lagi ketika Kelvin mengingat kedua orang tuanya meninggal dan menghubungkannya dengan kehadiran Miranda. Rasa dendam pada dirinya seringkali menggebu-gebu. “Seandainya saja wanita itu tidak ada di kehidupanku, mungkin kedua orang tuaku pasti masih ada disini!” seru Kelvin dalam hati.Kelvin yang sedang duduk termenung di teras rumah hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam. Bagaimanapun, Kelvin tidak akan pernah menghidupkan kembali kedua orang tuanya. Tidak lama kemudian, Miranda datang dan ikut duduk disamping suaminya.“Kamu sedang mikirin apa Mas?” tanya Miranda yang kini berusaha untuk lebih perhatian kepada Kelvin.“Tidak tahu” ujar Kelvin ketus.“Kalau lagi ada masalah, kamu bisa cerita ke aku” ujar Miranda.Kelvin tidak menggubrisnya dan memilih untuk berdiri. Melihat Kelvin sudah berdiri, Mira
Kelvin mengendarai mobil dengan bermalas-malasan. Ia merasa kebingungan untuk pergi kemana lagi? Dengan cepat Kelvin mengingat salah satu temannya sewaktu duduk di bangku SMA. Kelvin memakirkan mobilnya di area Alfamart dan mengunjungi rekannya tersebut. Setelah berbincang-bincang, Kelvin pun memutuskan untuk pergi ke tempat diskotik yang jaraknya tidak jauh dari arena ia berada. Ketika sudah sampai, Kelvin langsung disambut oleh beberapa pemuda seusianya yang bernama Andi, Bima dan Berry. Andi dan Bima merupakan kawan SMA Kelvin namun Berry, Kelvin tidak pernah mengenalinya. Diantara kedua pemuda yang berada dihadapan Kelvin, terlihat Berry yang paling sepadan dengan Kelvin. Sepadan yang dimaksud adalah aura ketampanan dan Femes. Seandainya saja sewaktu SMA Berri dan Kelvin satu sekolahan, mungkin saja mereka akan saling bersaing menjadi idola di sekolah. “Bro... Akhirnya Lo datang juga!” seru Bima sembari merangkul pundak Kelvin sebagai tanda persahabatan.“Kan gw sudah bilang bak
“Permisi” seseorang sedang berada di depan pintu rumah Kelvin. Miranda yang sedari tadi duduk di sofa ruang tamu kini beranjak dari sana dan mulai berjalan menuju ke arah pintu depan. KREAGPintu pun telah dibuka dan orang pertama yang Miranda lihat adalah suaminya yang kini terlihat tidak berdaya. Miranda dengan khawatir ingin merangkul suaminya namun Kelvin dengan kasar menghempaskan tangan Miranda agar tidak menyentuh tubuhnya.“Jangan sentuh saya!” teriak Kelvin.“Mas, kamu kenapa? Apa kamu mabuk?” tanya Miranda khawatir.Kelvin tidak menggubris dan Berry pun angkat bicara. “Maaf, akan lebih baik Kelvin dibawa dulu ke dalam rumah” ujar Berry pada Miranda. Mereka membawa Kelvin masuk ke dalam rumah menuju ke kamar tidur. Setelah Kelvin dibaringkan ke kasur, Miranda mendekati Berry dan mengucapkan terimakasih kepadanya.“Terimakasih sudah membawa suamiku sampai ke rumah” ujar Miranda sopan.“Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu” ujar Berry.Miranda menganggukkan kepalanya seba
Setelah berminggu-minggu Joshua bercerai dengan Ima, dirinya tidak kuasa hidup seorang diri. Apalagi, pekerjaannya sebagai RT akan sulit baginya jika tidak ada yang mendukungnya dari dalam. Ada rasa bersalah pada hatinya karena telah menceraikan Ima waktu itu. Akan tetapi, mengingat kejadian perselingkuhan yang telah dilakukan istrinya dengan lelaki lain di rumahnya sendiri telah membawa luka mendalam terhadap Joshua.Semenjak Joshua menjadi duda, ada banyak para wanita yang ingin mendekatinya. Dimulai dari menyapa lalu main ke rumahnya, ada yang terang-terangan menyatakan cinta dan masih ada banyak lagi. Hal itu juga didukung atas ketampanan Joshua yang membuat kaum wanita meleleh ketika melihatnya. “Sayuuur”“Sayuuuur”teriak penjual sayur keliling yang kini berjalan hampir mendekati rumah Joshua. Para ibu-ibu pun berteriak dengan mengatakan bahwa mereka ingin berbelanja sehingga penjual sayur pun memberhentikan jalannya untuk mendorong gerobak tersebut tepat didepan pintu halaman
Sudah lebih satu bulan Yunita tinggal dirumah Kelvin. Padahal, baik dirinya maupun Kelvin sama sekali tidak memiliki hubungan darah. Para tetangga juga sudah mulai resah dan banyak ada gosip mulai menyebar kemana-mana. Gosip itupun sampai juga ditelingaku Miranda yang kini tengah hamil muda. Bukan hanya itu, bahkan beberapa tetangga secara terang-terangan menegurnya agar menjadi istri yang lebih tegas terhadap suami. Salah satunya adalah Maryam, wanita paruh baya yang terlihat cerewet. Kebetulan Maryam membuka kios sembako sehingga Miranda sering bertemu dengannya hanya demi membeli kebutuhan sehari-hari. Disaat itulah, Maryam menyempatkan waktunya untuk memberikan peringatan pada Miranda. Tepatnya hari ini, Miranda lagi-lagi harus bisa menahan rasa cemburunya ketika tengah dipancing oleh Maryam.“Tante bingung sekali sama kamu... Sudah banyak warga yang ngasih tahu kabar buruk sama si wanita itu... Eh kamu malah diam saja” ujar Maryam heran.“Aku yakin Yunita tidak seperti itu kok”