Share

Bab 7

Suara seseorang mengetuk pintu, itu pasti Hana pikirku. Segera aku melangkahkan kaki menuju pintu depan, kusingkap sedikit gorden jendela untuk memastikan apakah benar Hana atau bukan. Ternyata benar itu Hana.

Hana sudah berada di ambang pintu saat pintu terbuka.

"Sintya!" teriaknya memelukku dengan hangat, sudah agak lama memang aku kami jarang bertemu, sejak aku mulai sibuk mengurus rumah tanggaku, dan Hana sibuk dengan karirnya.

"Hana! Masuk, Han!" ucapku tersnyum pada wanita berhijab yang masih betah melajang ini. 

"Sintya, Rizki lagi tidur?" tanyanya melihat suasana rumahku yang sunyi. Yah, jika ada Rizki suasana rumah selalu ramai oleh tingkahnya. Aku mengangguk. 

"Ayo kita ngobrol di dalam, Han!" ajakku, dan di angguki olehnya.

Kami duduk di sofa ruang tengah, aku melenggang ke dapur untuk mengambil minuman dingin dan beberapa camilan untuk sahabatku ini.

"Sin, nggak perlu repot-repot lah, kaya sama siapa aja, aku kan udah biasa main kesini. Selalu saja kau merepotkan dirimu sendiri," ujarnya yang tiba-tiba sudah di belakangku.

"Aku nggak repot kok, Han!" ucapku tersenyum.

"Jadi gimana, ada apa Sin?" tanyanya saat kami sudah kembali duduk.

"Ini soal Mas Yudi, Han! Dia selingkuh," jawabku tertunduk, ada sedikit rasa malu menceritakan masalah rumah tanggaku dengan orang lain, meskipun itu pada sahabatku sendiri, tapi aku harus cerita karena nanti kedepannya aku akan banyak butuh bantuan dari Hana. 

Terlihat kedua netra Hana membelalak, mungkin ia juga tak menyangka bahwa Mas Yudi sampai berselingkuh, karena selama ini pernikahan kami adem ayem.

"Kamu tau dari mana, Sin? Apa kamu yakin Mas Yudi telah berselingkuh!" tanyanya masih tak percaya.

"Aku sudah punya beberapa bukti Han! Tapi sampai detik ini Mas Yudi masih menganggap aku tak tau apa-apa tentang perselingkuhannya." 

"Kurang aj*r kau Mas Yudi," desis Hana lirih namun masih bisa terdengar olehku.

"Lalu apa sekarang rencanamu, Sin?" tambahnya lagi.

"Aku tak ingin menyerah begitu saja, Han! Enak saja aku yang menemaninya dari nol hingga seperti sekarang, saat ia sudah sukses wanita murahan itu yang menikmati semuanya, tak akan aku biarkan itu terjadi," ucapku mantap.

"Aku setuju, Han! Aku akan membantumu. Siapa perempuan itu?"

"Ini, Han!" Aku menyerahkan ponselku dan memperlihatkan foto Eva, Hana melipat keningnya, mengamati layar pipih itu.

"Eva! Ini kan Eva Yulianti!" Aku terkejut, ternyata Hana mengenalnya.

"Kamu mengenalnya Han?" Hana mengangguk.

"Ya, aku mengenalnya, dia dulu adik kelasku waktu SMA, dulu di sekolah dia cukup di kenal di kalangan para siswa karena berparas cantik, tapi aku juga ada sedikit sakit hati sama dia," tandasnya.

"Sakit hati padanya, kenapa Han?" tanyaku penasaran.

"Dia dulu juga merebut Ricky dariku, saat aku duduk di kelas 3 dan dia kelas 1, Ricky memutuskan hubungan denganku, dan memilih Eva. Ya walaupun itu semua itu hanya cinta monyet, tetap saja aku jadi tak suka dengan caranya," ucapnya sambil matanya menerawang mengingat masa lalunya.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponselku yang masih berada di genggaman tangan Hana. Ia menyerahkannya padaku.

Pesan dari Mas Yudi rupanya. 

[Sin, hari ini aku pulang malam, ada urusan sama Klien.]  

Aku membaca pesan itu dengan ekspresi mencebik. Bagaimana tidak, klien yang dimaksud pasti Eva aku yakin itu.

"Kenapa, Sin?" tanya Hana yang memperhatikan reaksiku.

"Nih, kamu baca aja pesan dari Mas Yudi." Aku memperlihatkan sebaris kalimat pesan dari Mas Yudi.

Hana menatapku dengan seringai yang membuatku sedikit bingung usai membaca pesan itu. Aku mengerenyit, tak mengerti.

"Aku punya ide brilian, Sin!" ujarnya dengan tersenyum.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status