Share

Bab 6

Baru saja aku ingin beranjak, ponsel di saku gamisku bergetar. Segera aku merogoh benda pipih kesayanganku itu, dan membukanya.

Sebuah pesan masuk itu mampu membuat mataku membulat sempurna melihat isi pesan itu.

Pesan itu adalah sebuah potongan video yang di kirim Rizal, pada video terlihat jelas Mas Yudi berjalan mesra dengan seorang wanita, aku yakin dia wanita yang bernama Eva. Di video itu terlihat jelas Eva sedang bergelayut manja di pundak Mas Yudi, Mas Yudi pun tampak senang dengan sikap Eva, terlihat sesekali ia mencubit hidung wanita dengan rambut sebahu dan perparas cantik itu.

Melihat video itu, hatiku semakin geram, rasanya ingin aku cakar muka perempuan penggoda itu. 

"Sintya! Aku pergi ke galeri lagi ya!" teriak Mas Yudi, yang sepertinya suaranya dari ruang tamu. Aku tak menjawab, biarlah ia mengira aku tidur siang bersama Rizki, dan seperti kemarin-kemarin ia pergi seperti tak ada beban. Biarlah ia menikmati semua ini, tapi saatnya nanti aku bertindak, kau pasti akan menyesal, Mas!

Kring! 

Suara dering ponselku berdering, segera aku keluar kamar Rizki dan tak lupa menutup pintunya, sebuah panggilan telepon dari Rizal rupanya, segera kugeser tombol warna hijau.

"Halo, Assalamualaikum, Zal!" 

"W*'alaikumsalam, Mbak!"

"Ada apa Zal? Oh ya tadi ada masalah apa saat Hesti telepon kamu Zal?"

"Tadi ada masalah sedikit dengan klien Mbak, salah satu WO yang ingin kerjasama meminta beberapa request desain, dan Mas Yudi di hubungi sangat susah, siang tadi. Tapi Alhamdulillah semua sudah selesai dan baik-baik saja Mbak!" terang Rizki yang ada di seberang sana.

"Alhamdulillah kalo gitu, Zal." sahutku menanggapi.

"Mbak, tadi udah lihat video yang aku kirim?" 

"Sudah, apa mereka tadi ke galeri?"

"Iya, Mbak! Tadi mereka ke galeri, sempat masuk ke ruang kerja Mas Yudi, tapi aku buru-buru kasih tau Mas Yudi kalau Mbak tadi ke sini, jadi dia langsung pulang, sebelumnya mengantarkan Mbak Eva pulang dulu tentunya."

"Apa saja yang mereka lakukan di ruangan Mas Yudi?" 

"Sepertinya mereka baru ngobrol sebentar saat saya masuk, Mbak!"

"Oke, makasih ya, Zal!"

"Aku sudah mengantongi beberapa informasi tentang Mbak Eva, nanti aku kirim semua ke ponsel Mbak ya!

"Oke, Mbak tunggu ya, Zal! setelah ini baru Mbak akan menyusun rencana, tapi Mbak masih banyak butuh bantuaamu, Zal!" 

"Siap, Mbak! Aku akan selalu siap membantu Mbak, tak perlu sungkan."

"Oke terimakasih, Zal! Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Tut. Panggilan telah aku putuskan.

Aku merebahkan tubuhku di ranjangku, mulai memikirkan langkah apa yang akan aku ambil. Rasanya begitu menyakitkan kesetiaan dan pengorbananku selama justru di balas dengan penghianatan, rasanya aku tak sanggup jika terus bertahan dalam rumah tangga yang sudah tak sehat ini. 

Ting! 

Sebuah pesan masuk dari Rizal di aplikasi warna hijau.

Pesan itu berisi informasi tentang Eva Yulianti, ia seorang tukang rias, berikut alamat lengkap tempat tinggalnya.

Kutekan tombol di layar ponselku, mencoba menghubungi Hana sahabatku karibku. Tak berapa lama ia menjawab panggilan teleponku.

"Halo, Assalamualaikum Sin!"

"W*'alaikumsalam Hana! Kamu lagi sibuk nggak?" tanyaku pada Hana, karena ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota ini, jadi aku juga harus tau diri takutnya ia tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Nggak, aku nggak sibuk, kebetulan hari ini aku cuti, jadi aku lagi di rumah. Gimana-gimana, ada apa Sin?"

"Alhamdulillah kalau kalau kamu lagi nggak kerja, kamu datang ke rumahku sekarang ya, nanti aku ceritakan semua, aku juga butuh bantuanmu soalnya."

"Bisa-bisa, aku kesana sekarang ya!" 

Aku mengakhiri panggilan telepon.

Jarak rumah Hana ke ruamahku tak terlalu jauh, hanya sekitar lima belas menit.

Sambil menunggu Hana datang, aku buka aplikasi warna hijau berlambang huruf F, aku ketik di laman pencarian 'Eva Yulianti' terpampang beberapa nama, aku klik nama paling atas, yang foto profilnya sama dengan yang aku lihat saat membuka akun itu di ponselnya Mas Yudi.

Tercantum beberapa informasi di sana, ia seorang lajang, berprofesi sebagai perias, tampak beberapa foto pengantin hasil polesan tangannya, tidak terlalu bagus, juga tidak terlalu jelek, standar saja kalau menurutku. Karena perkembangan makeup zaman sekarang sudah berkembang pesat, banyak hasil tata rias yang jauh lebih bagus dan berkelas darinya. Beberapa foto selfi dengan gaya centilnya terunggah di sana. 

Tok. Tok. Tok.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status