Share

Bab 8

POV Yudi

Setelah pulang kerja nanti, aku berniat akan mengunjungi rumah kekasihku Eva. Wanita cantik yang sudah sebulan ini menjalin hubungan denganku.

Tak lupa aku mengirim pesan pada istriku Sintya kalau hari ini aku akan pulang malam, dengan alasan ada urusan pekerjaan.

Entah mengapa kehidupanku aku merasa hidupku dengan Sintya yang itu-itu saja membuatku sedikit merasa jenuh dan hambar. Dan semuanya terasa berwarna saat dua bulan lalu Eva menjalin kerjasama dengan bisnis dekorku. Eva yang terus menggodaku dengan sikap manis dan manjanya membuat aku terlena dan menjalin hubungan dengannya, dia pun tau aku sudah beristri, tapi itu tak menjadi masalah baginya. Bahkan bersedia menjadi istri keduaku.

Satu-satunya orang yang mengetahui kedekatanku dengan Eva adalah Rizal, dia orang kepercayaanku, yang sering mewakiliku dalam urusan pekerjaan. Aku yakin ia akan diam dan tutup mulut dari siapapun dan tak kan mengkhianati kepercayaanku. 

 

Aku dan Eva semakin sering bertemu di luar urusan pekerjaan, sikapnya yang manja, cantik dan seksi, membuatku ingin memilikinya, meskipun aku tau Sintya pasti tak akan mengijinkan aku menikah lagi.

Jika aku harus memilih, aku ingin memiliki keduanya. Eva begitu menggoda, dan Sintya yang selama ini 16 tahun ini mendampingiku dan memberiku seorang jagoan, rasanya sulit untuk meninggalkanya, terlebih selama ini dia begitu penurut, tak banyak menuntut, dan selalu menghormatiku sebagai suaminya. Rasanya tak lazim jika aku tiba-tiba menceraikannya tanpa sebab. 

Ah, selama ia tak tahu tentang hubunganku dengan Eva biarlah berjalan seperti ini, aku berniat akan menikahi Eva bulan depan. Tanpa perlu ijin dari Sintya tentunya, bukankah seorang laki-laki di perbolehkan beristri lebih dari satu.

Akhirnya urusan pekerjaan hari ini selesai. Saatnya aku meluncur ke rumah Eva.

"Mas, aku pulang yah!" sapa Rizal saat kami berpapasan di depan ruanganku.

"Oke, Hati-hati ya!" sahutku. Rizal  berlalu dengan mengacungkan ibu jarinya.

Aku menyalakan mesin motorku, kendaraan yang kumiliki saat ini, sebenarnya sudah lama aku ingin membeli mobil tapi Sintya selalu mencegahku, dengan alasan galeri dan rumahku tidak terlalu jauh, hanya mobil pick up yang terparkir di garasi galeri untuk membawa barang-barang dekorasi ke lokasi. 

Aku berkendara santai menikmati suasana sore hari, rasanya aku ingin segera bertemu dengan Eva pujaan hati. Sore ini rasanya aku malas pulang ke rumah karena sikap Sintya yang sedikit berubah dan cuek, seperti siang tadi saat aku mendengar penuturan dari Hesti kalau Sintya datang, aku bergegas pulang karena aku tak mau dia curiga, bukanya di sambut hangat justru aku di suruh goreng telur sendiri untuk makan siangku.

Tapi biarkan saja lah yang penting dia tidak curiga, aku akan bersenang-senang dengan Eva.

"Assalamualaikum, Eva!" ucapku seraya mengetuk pintu rumah Eva, tak berapa lama suara sahutan terdengar dari dalam.

"W*'alaikumsalam,Mas!" jawabnya dengan senyum manis tersungging di bibirnya.

"Yuk masuk, Sayang!" ajaknya.

"Duduk dulu, Sayang! Aku buatin kopi ya buat kamu," ucapnya lagi lalu melenggang masuk ke dalam.

Aku duduk santai di sofa ruang tamunya. Eva memang tinggal sendirian, kedua orangtuanya tinggal di luar kota. Tanpa terasa aku terlelap, dan di kagetkan saat Eva sudah duduk di sampingku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status