Sebelum turun dari mobil, Jay sudah marah-marah di mobil. Dia kesal, orangtuanya tetap kekeh untuk menjodohkannya dengan wanita yang tidak dia cintai. Tapi ucapan dan kekesalan dari Jay tidak ada gunanya, orangtuanya hanya mendengarkan saja tanpa bereaksi apapun.
Hal ini wajar karena Jay merupakan anak semata wayangnya yang artinya Jay adalah anak tunggal di dalam keluarga. Dia adalah satu-satunya pewaris keluarga yang dimiliki oleh kedua orangtuanya jadi bukan tidak mungkin jika dia akan dinikahkan dengan putri dari seorang miliarder. Dia dijodohkan dengan Kiara sejak 12 tahun, dia sudah tahu pasti seperti apa masa depannya nanti.
Saat ini yang dilakukannya adalah berusaha menjauhi sebaik mungkin dari Kiara, dia tidak mau mendekat dengan gadis itu. Kalau dia bisa, dia tidak ingin tinggal di Delhi melainkan ingin tinggal di luar negeri, kuliah dan bercinta disana. Ahh..tapi ini mustahil, dia tidak mungkin melawan permintaan dari orangtuanya.
Namanya Kiara, dia bukan orang asli India. Dia hanya sekedar tinggal di India karena permintaan orangtuanya. Jika orangtuanya menyetujui permintaan Jay, rasanya ingin sekali Jay memutuskan pertunangan dengan Kiara. Dia hanya menginginkan gadis India, bukan gadis yang berasal dari Indonesia.
Selama melajang, dia sudah sering melihat berbagai tipe gadis mulai dari yang penurut, pendiam, lemah lembut, pencemburu dan lainnya. Dan mungkin Kiara memiliki salah satu sifat dari yang disebutkan Jay tadi. Dia bukan tipe lelaki yang menginginkan wanita yang penurut melainkan Jay menginginkan wanita yang menantang setiap ucapannya. Mungkin saja Kiara adalah salah satu tipe gadis yang termasuk.
Dia menarik napas perlahan-lahan sebelum mobil berhenti, tak lama pintu mobil mulai terbuka. Dia mulai turun dari mobil dan berjalan di bekalang orangtuanya. Sebenarnya dia tidak ingin menemui wanita itu tetapi apa boleh buat. Mau tidak mau dia harus menemuinya, dan tak mungkin jika Jay harus masuk ke mobil kembali. Dari kejauhan, dia melihat gadis dengan rambut berponi warna hitam dan Jay mengira itu pasti Kiara.
Jay mulai berlutut di hadapan ayah Kiara, dia meminta berkat darinya. Ayah Kiara menunduk perlahan dan memberikan salam kepada Kau. Kemudian, dia meminta salam kepada ibunya Kiara dan berusaha untuk menyentuh kaki wanita paruh baya itu. Akhirnya dia membungkuk dan menyentuhkan tangan di atas kakinya. Dia mendengar ibunya Kiara bernapas, dan mulai bangkit untuk berdiri.
Dia melihat jelas calon ibu mertuanya sedang mengenakan sari berwarna ungu yang menutupi perutnya. Dia juga melihat bindi yang ada di wajahnya, bubuk merah yang dioleskan tepat diantara kedua alisnya. Ibunya bernama Adline berada tepat di samping kiri suaminya, sambil menggandeng tangan suaminya.
Suaminya, Aman adalah seorang pria dengan rambut berwarna hitam yang dipenuhi dengan uban berwarna putih. Dia mengenakan pakaian tradisional khas India berwarna putih. Jay, tampil dengan kemeja hitam dan celana denim berwarna putih.
“Jay?”
Dia mendengar suara ibunya, dia tahu apa yang ibunya maksud. Tapi dia tidak ingin menurut pada ibunya, rasanya dia ingin menghentikan permainan pernikahan palsu yang dirancang oleh keluarganya. Lebih cepat dia menyelesaikan rencananya maka akan lebih baik dan dia tidak perlu melakukan pernikahan.
“Makanannya dimana?” Dia menanyakan dengan tatapan yang tajam setelah melewati mereka dan mulai masuk ke tempat.
Tangan Kiara tiba-tiba bergetar saat memegang garpu dan bisa-bisanya dia duduk dihadapan pria yang tidak disukainya itu, Jay. Dia duduk dengan gugup dan tiba-tiba garpunya jatuh ke lantai. Kiara masih memikirkan peristiwa itu rasanya dia enggan untuk menemui calon suaminya itu.Jelas-jelas awalnya dia menolak untuk menyetujui pernikahan ini tetapi dia tidak bisa berbuat apapun. Dan sekarang Kiara malah menikmati makanan yang disuguhkan oleh keluarganya. Walaupun sekarang dia menguatkan diri dan berani untuk makan di depan Jay. Kiara bisa merasa pasti Jay adalah orang yang tidak memiliki sopan santun.“Kenapa kamu tidak datang saat bergabung minum teh di ruang kerja saya?” Aman berkata, kata-katanya mengagetkan pikiran ayahnya.Dia kaget dan mulai mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan ayahnya. Kiara bisa merasakan jantungnya mulai berdetak kencang, Kiara takut ayahnya akan marah padanya. Di dalam pikirannya, dia cemas dan apa yang ayahnya bica
Jay mulai melihat Kiara, matanya mulai menatap mata Kiara. Jay menginginkan Kiara untuk melihat matanya. Dia ingin Kiara mengatakan sesuatu, apapun itu. Tapi Kiara hanya diam dan tak bergeming sama sekali. Kenapa Kiara menyetujui hal ini? Kenapa Kiara menerima pernikahan dengan pria yang tidak dia sukai? Kenapa dia begitu bodoh, lemah dan tak berdaya?Jay berharap dia membawa barang-barangnya dan pergi meninggalkan mess itu. Tetapi impian itu hancur, ayahnya melarang Jay untuk pergi dari mess, dia tidak bisa meninggalkannya. Tapi hanya Kiara yang bisa melakukannya. Suatu ketika, dia bosan dengan wanita itu. Padahal sebelum dia duduk, Kiara sempat menatap mata laki-laki itu, Jay.“Kiara, kamu adalah segalanya,” kata Jay, sambil mengelus wajah Kiara. Dia hanya diam, Jay bisa melihat dari bibir kecilnya dan hanya bisa menatap pria itu. “Sebuah umpan, sebuh hukuman, sebuah siksaan,” balasnya sambil menggeram dan memastikan agar dia bisa se
Kiara duduk terdiam di kamarnya yang gelap gulita, airmatanya mulai membasahi pipinya. Terlihat wajah Kiara yang sangat pucat waktu itu. Kiara melingkarkan tangannya di dekat bantal putihnya dengan kaki terlipat di depan. Jay membenci dirinya dan Kiara mulai membenci Jay yang akan menjadi calon suaminya itu. Tapi kenapa? Jay tiba-tiba malah membenci dirinya? Apa kesalahan yang pernah dilakukan olehnya? Kiara bingung dan merasa tidak melakukan hal yang salah pada Jay. Jay tidak mengatakan apa-apa dan hal ini yang membuat Kiara bingung bukan kepalang. Dia hanya menggelengkan kepalanya saja.Kiara tidak bisa melihat dirinya sendiri dibenci dengan tanpa alasan yang jelas. Bagaimana rasanya dibenci oleh orang yang ingin menjadi bagian dari hidupmu? Dia hanya mampu mendesah dan mulai memeluk bantal putihnya. Mungkin dengan cara ini Kiara bisa menenangkan diri dengan menggunakan bantal putih. Setelah melihat kebencian yang ada pada diri Jay, Kiara berjanji tidak akan mau me
“Diam sebentar, Kiara!” kata Anita yang sedang fokus mewarnai kaki Kiara. Dia sedang sibuk membuat Henna di kaki Kiara, dia sudah memakan waktu 3 jam hanya untuk membuat Henna.“Aku minta maaf, Anita!” Kiara meminta maaf untuk beberapa kali pada pagi itu. Dia mulai merasakan kecemasan, dia tidak menyadari kakinya sejak tadi tetap bergerak-gerak. Otaknya mulai berpikir tentang Jay mulai marah padanya, entah kesekian kalinya Kiara mulai memikirkan lelaki yang dibencinya sepanjang malam hingga pagi. Dia takut pada Jay akankah dia mengecewakan dirinya? Apakah ucapan yang diucapkan oleh Jay tadi malam benar-benar serius. Kiara mulai khawatir dan kebingungan.“Kiara, apa kamu baik-baik saja?” Anita bangkit, dengan ekspresi kekalahan yang terlihat di mata cokelatnya. “Kakimu dari tadi tidak berhenti bergerak. Saya merasa kamu memiliki masalah yang menyebabkan kamu khawatir?” matanya mulai menatap mata Kiara.Apakah dia harus memberitah
Adline tak tega melihat anaknya menangis hingga mengeluarkan orangtua, ia berusaha untuk memeluk tubuh anaknya yang mulai gemetaran. Walaupun berkali-kali airmata putrinya kembali menetes, Adline berkali-kali mengusap di wajah puterinya. Dia ingin anaknya tetap Kuat, dia tidak ingin melihat Kiara yang lemah seperti ini. Apalagi dia harus kehilangan puterinya karena ingin menikah dengan Jay. Adline hanya bisa berharap semoga pernikahan yang akan dijalankan oleh Kiara dan Jay tidak akan berakhir seperti pernikahannya. 25 tahun, Adline bersama dengan pria yang tidak dicintainya itu adalah sebuah siksaan yang amat berat. Menjalani pernikahan seperti ini sama saja seperti berjalan diatas duri yang tajam. Ia tak berdaya dan tidak bisa merasakan cinta. Sampai akhirnya dia memiliki anak bernama Kiara, Kiara lah satu-satunya alasannya masih hidup sampai saat ini. Sejak Kiara lahir, Adline mulai merasakan kebahagiaan yang tiada Tara dalam hidupnya. Dia memeluknya dengan erat
Kiara mulai mencengkeram tangannya yang mulai dingin, kakinya mulai membuat suara hingga mengetuk lantai marmer yang gak terkendali. Napasnya mulai tak beraturan, dia mulai gugup saat melihat pandangan di rumah Jay. Rumah yang asing, disini tidak ada satupun orang yang mengenalinya, ini bukan dunianya.Dia tahu betul apa yang diharapkan orang-orang setelah ada pengantin baru Jay. Ibu Jay telah mempersiapkan kamar ini sebaik-baiknya tapi kenyataannya harapannya tidak sesuai dengan yang ia dapatkan. Hanya dalam sekejap statusnya berubah dari Puteri seorang miliarder hingga sekarang berstatus sebagai istri orang lain. Bahkan dia merasa asing dengan kamar Jay, tempat tidur hingga suasana yang masih asing. Seorang pria yang saat itu tidak ingin menikahinya malah datang dengan tiba-tiba. Seumur hidupnya, dia tidak ingin menikah dengan laki-laki yang amat membencinya. Selama pernikahan, Jay tidak pernah menengok atau sekedar menatap matanya, kalaupun dia mau menatap Kiara i
Pelayan muda itu mulai melangkahkan kakinya ke kamar Kiara, dia tampak duduk sendirian disana dan bersiap-siap untuk sarapan.“Selamat pagi, Bu."Kiara memberikan senyuman manis kepada pelayan itu, dia tahu betul rumah ini begitu asing baginya. Baginya ada hal misteri yang ada di rumah ini.“Hei,” Kiara bangkit dari tempat tidurnya, dia berusaha memperbaiki lipatan pada sarinya.“Bu Aliya mengirim saya untuk membantu kamu untuk bersiap-siap. Tetapi sepertinya saya telat datang.” kata Pelayan itu, tapi Kiara hanya menatap pada lantai saja.“Kamu tidak perlu sering melihat lantai,” Pelayan itu berusaha meyakinkan Kiara. “Aku tidak menggigit.Kiara mulai mengangkat kepalanya perlahan-lahan, dia mulai melihat seorang Gadis yang seumuran dengan saudaranya. Penampilan dia mirip sekali dengan saudaranya, mulai dari warna rambut hitam dan wajah ovalnya. Matanya pun mulai berbinar.Kiara mulai tersen
Aditya duduk di tempat kerjanya, dia mulai menatap jam dindingnya di setiap detik. Jay benar-benar tidak mengerti, jika Aditya membiarkan anaknya tetap seperti ini. Jelas-jelas dia bukan memperlakukan Kiara sebagai seorang istri melainkan sebagai orang asing.Kiara adalah segalanya, dia adalah satu-satunya pewaris dari perusahaan milik ayahnya, dan hanya Kiara yang berhak memiliki itu. Jay menikahi Kiara hanya karena ingin mendapatkan ahli waris milik ayahnya. Tapi apakah Jay memahami faktanya? Tentu saja tidak! Tentu saja Jay tidak mengerti tentang hal ini, Jay malah bersikap biasa saja kepada Kiara. Seolah tidak ada apapun yang terjadi padanya. Bahkan dia sempat memberontak dan tak ingin menikahi Kiara.Pintu ke kantornya tiba-tiba terbuka, Jay datang dengan wajah yang tidak menyenangkan. Aliya memarahi anaknya, Jay bisa-bisanya dia datang ke kantor dengan kaos denim berwarna biru.“Apa ini?” mata Ayahnya melotot ke arah Jay.