Share

Bab 2

Kiara melihat ibunya yang sedang memilah-milah perhiasan mana yang cocok dipakai dengan sadi berwarna ungu itu. Sedangkan pembantunya, Rani sedang merapikan rambut Kiara agar terlihat lebih rapi di depan Jay. Rani memastikan agar tidak satu helai rambut pun yang menganggu wajah Kiara. 

“Bagaimana tentang ini?” Kiara mengalihkan pandangannya dari Rani dan mulai melihat ke arah ibunya. Ibunya memberi perhiasan Kiara yang diberikan oleh ayahnya sejak dirinya berusia 12 tahun. Sebagai seorang anak tunggal, Kiara sudah mendapatkan banyak hal yang diidam-idamkan oleh anak di luar sana. Sebagai anak tunggal dia berhak memiliki harta kekayaan milik orang tuanya. Hidupnya selalu dihiasi dengan uang dari kedua orangtuanya. Dan ibunya hanya bisa menjadi korban pelecehan tetapi Kiara malah menjadi objek pemujaan. 

“Terlihat berlebihan, bukan, Bu?” Kiara tertawa sambil menunggu ibunya menjawab pertanyaan darinya. 

“Tidak ada yang berlebihan untukmu, Kiara,”

“Tapi ini hanya makan malam sederhana, Bu? Bukan pesta dibintang lima, aku nggak mau Jay malah menganggapku cewek matre yang haus akan uang. Kiara mulai mengerutkan keningnya. Ibunya berjalan menuju ke lemari Kiara, dia mengambil kalung berlian disana. Kemudian meletakkan kalung berlian itu tepat di leher Kiara. Dan mulai melihat Kiara melalui cermin di kamar anaknya. 

“Aku tidak ingin dia melihatmu dengan penuh kekurangan,” kata Ibunya sambil berbisik. Kiara memikirkan Jay dan bingung seperti apa yang akan terjadi padanya nanti. Kiara bisa memperkirakan wajah dari Jay dengan rambut hitam, mata hijau dan wajah yang disukai oleh semua wanita. Tetapi kepribadiannya? Kiara tidak tahu. Apakah suaranya akan bersikap lembut seperti ibunya atau memiliki suara khas seperti ayahnya? Dan apakah suara tawanya bisa membuat Kiara ikut tertawa juga atau apakah Jay akan bisa mengisi hatinya yang penuh dengan kekosongan? Bisakah dia belajar mencintai Kiara? Tapi ibunya berkata mungkin karena setiap pasangan harus belajar mencintai pasangan yang sudah dinikahinya. 

Tetapi apakah dia akan melihat Jay memperlakukan hal yang sama seperti yang ayahnya lakukan pada ibunya? Mampukah dia menahan kebencian serta amarah dari tonjolannya? Dia mengarah ke ibunya dan melihat bekas lebam itu masih terlihat jelas di wajah ibunya. Tapi ibunya seolah tidak merasakan apa-apa bahkan tak pernah membalas perlakuan yang ayahnya berikan padanya. 

Ibunya meminta Kiara turun sambil bergandengan tangan menuruni tangan halamannya. Ayahnya berada di dekat pintu saat ibunya dan Kiara mulai mendekatinya. Ayahnya memperhatikan mereka berdua hingga meninggalkan mereka menemui tamu yang datang. Ibunya duduk di sebelah kiri dan Kiara berada di sebelah kanan. Mereka mulai menunggu dengan sabar sampai beberapa menit. 

Akankah Jay akan merubah pikirannya pada setiap kali hal yang mereka harapkan? Pikirannya mulai terhenti saat mobil Limosin berwarna putih ini sampai di tempat. Bersama dengan 2 mobil Mercedes Hitam dibelakangnya, mereka berjalan mengitari mobil sampai menuju ke tempat itu. 

Dia menegakkan dan memberikan senyuman di wajah Jay. Kiara akan bertemu Jay, ayah Kiara mempersilakan mereka masuk ke tempat itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status