Share

Bab 8

 Adline tak tega melihat anaknya menangis hingga mengeluarkan orangtua, ia berusaha untuk memeluk tubuh anaknya yang mulai gemetaran. Walaupun berkali-kali airmata putrinya kembali menetes, Adline berkali-kali mengusap di wajah puterinya. Dia ingin anaknya tetap Kuat, dia tidak ingin melihat Kiara yang lemah seperti ini. Apalagi dia harus kehilangan puterinya karena ingin menikah dengan Jay.

Adline hanya bisa berharap semoga pernikahan yang akan dijalankan oleh Kiara dan Jay tidak akan berakhir seperti pernikahannya. 25 tahun, Adline bersama dengan pria yang tidak dicintainya itu adalah sebuah siksaan yang amat berat. Menjalani pernikahan seperti ini sama saja seperti berjalan diatas duri yang tajam. Ia tak berdaya dan tidak bisa merasakan cinta. Sampai akhirnya dia memiliki anak bernama Kiara, Kiara lah satu-satunya alasannya masih hidup sampai saat ini. Sejak Kiara lahir, Adline mulai merasakan kebahagiaan yang tiada Tara dalam hidupnya. Dia memeluknya dengan erat sejak kecil hingga sekarang dia tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada anak yang dicintainya.

Acara pernikahan tiba-tiba dilaksanakan secara singkat yang seharusnya dilakukan selama 3 hari penuh dan sekarang hanya 1 hari saja. Ayahnya melakukan hal yang terbaik bagi Kiara, Adline tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menyaksikan putrinya akan pergi dengan laki-laki lain, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ini tangisan bahagia dari seorang ibu yang sudah melepaskan anaknya, Kiara dan dititipkan ke Jay.

“Ibu,” kata Kiara menarik diri, mata cokelatnya mulai mengeluarkan airmata yang mulai membasahi wajahnya. Dia mulai menghapus airmata yang ada di pipi ibunya dan dia hanya ingin ibunya tetap tersenyum walaupun dia sudah jauh dengan anaknya.

“Aku tahu, Kiara, ini airmata bahagia,” kata Ibunya.

“Kamu ingat, kan, apa yang aku ajarkan padamu?”

“Aku ingat, Bu. Ibu pernah bilang jangan pernah biarkan dia menyakiti dirimu,”

Adline mulai merasakan apa yang dirasakan oleh puterinya, Kiara. Dia tidak menginginkan puterinya seperti dirinya sekarang, dia selalu berharap semoga puterinya tidak akan melawan perintah suaminya. Karena bagaimanapun seorang istri harus hormat dari berbagai perintah calon suaminya.

“Jadilah kuat dan lebih kuat dariku, Kiara.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status