Share

Apa Yang Dilakukan Angelo?

Angelo berdiri mematung menatap Juan yang terlihat sangat terkejut.

"Pemimpin preman itu memberikannya padaku," jawab Angelo.

"Apa?"

"Apa kau mengenalnya, tuan Juan?" Tanya Angelo kembali.

"Mmm... Ti-tidak! Aku tidak mengenalnya!" Jawab Juan berbohong.

"Kau yakin, tuan?" Selidik Angelo.

"Cukup, Angelo! Aku ingin istirahat!" Seru Juam seraya merebahkan tubuhnya kembali di kasur.

Angelo yang merasakan ada keanehan pada diri Juan masih belum beranjak dari tempatnya. Pria itu masih memperhatikan Juan dengan seksama.

"Mengapa kau masih disini? Pergilah!" Usir Juan kesal.

Angelo akhirnya membungkukkan badannya memberi hormat pada Jaun dan segera keluar. Diluar Angelo masih terus memikirkan sikap Juan yang berubah aneh saat ia menyebut nama Celeste Ferrari.

"Aku rasa tuan Juan mengenal wanita bernama Celeste Ferrari ini," gumam Angelo dengan kening berkerut.

"Sikapnya tadi sungguh aneh, ia seperti menyembunyikan sesuatu," lanjut Angelo.

Tilililit! Tilililit!

Ponsel Angelo berbunyi, pria itu segera mengambilnya dari dalam saku jas. Tertera nama seseorang yang ia hubungi tadi. 

"Apa kau sudah mendapatkan yang aku suruh?" Tanya Angelo tanpa basa-basi.

"Baik. Aku tunggu."

Angelo lalu mematikan sambungan telepon, tak berapa lama ada pesan masuk diponselnya. Angelo segera memeriksa pesan tersebut yang berisi data lengkap tentang Celeste Ferrari.

Angelo segera memeriksa data-data tersebut. Dan sedikit terkejut saat mengetahui wanita bernama Celeste ini memiliki hubungan dengan Juan.

"Ternyata dugaanku benar. Tuan Juan memiliki hubungan dengan wanita bernama Celeste ini," gumam Angelo.

"Kalau begitu, aku harus memberitahukannya apa yang telah dilakukan wanita bernama Celeste ini padanya selama ini."

Angelo mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali kedalam saku. Lalu iapun pergi dari tempatnya berdiri dengan ekspresi geram.

****

Juan menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Benaknya dipenuhi berbagai macam pikiran dan juga pertanyaan.

Pertama ia memikirkan Bu Maurice yang saat ini pasti sendirian dirumah karena ia harus dirawat dirumah sakit.

Untungnya tadi Juan sempat menghubungi wanita tua itu agar ia tak terlalu khawatir. Juan mengatakan ia akan menginap ditempat kawannya karena sedang menyelesaikan suatu pekerjaan.

Awalnya Bu Maurice tak mempercayai alasan Juan. Namun setelah Juan meyakinkan berulang kali, dibantu salah satu anak buah Angelo ikut meyakinkan Bu Maurice. Akhirnya wanita tua itu mempercayainya juga.

Kedua, ia memikirkan Celeste, kekasihnya. Jika ia menerima tawaran Angelo untuk kembali ke pusat meneruskan bisnis papanya, itu artinya ia harus meninggalkan wanita yang dicintainya untuk waktu yang lama.

Itulah hal yang paling tidak diinginkan oleh Juan. Sedangkan untuk mengajak wanita itu ikut bersamanya tentu saja bukan hal yang mudah. Paling tidak ia harus meyakinkan Celeste.

Juan sendiri sangat mengenal sifat gadis itu, Celeste tidak akan percaya sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dan jika ia ingin membawa Celeste paling tidak ia harus minta izin kedua orangtuanya.

Dan Juan sangat yakin, jika kedua orangtua Celeste jangankan mendengar ucapannya, menemui dirinya saja keduanya tidak akan mau. Mereka tidak menyukai dirinya karena miskin.

"Bukankah ada Angelo? Ia pasti dengan mudah dapat langsung meyakinkan orangtua Celeste," batin Juan 

"Tapi... Jika Celeste mengikutiku kesana, bukankah membahayakan nyawanya?" 

Juan mengusap wajahnya, ia pusing sendiri memikirkan kelanjutan hidupnya.

"Apa yang harus kulakukan?" 

Sementara Juan masih terus berkutat dengan masalah soal kehidupannya, malam semakin larut. Bulan telah membulat sempurna tinggi dikelamnya malam.

****

Tok! Tok! Tok!

Tok! Tok! Tok!

"Ya! Ya! Aku datang! Tunggu sebentar!" 

Suara nyaring Bu Maurice terdengar dari balik pintu. Celeste yang berdiri menunggu dipintu depan rumah Juan bersama Bu Maurice langsung menurunkan tangannya dari pintu.

CKLEK!

Pintu terbuka dan Bu Maurice langsung memutar bola matanya ketika dilihatnya sosok Celeste berdiri didepan pintu rumahnya.

"Ada apa kau pagi-pagi kesini?" Tanya Bu Maurice ketus.

"Aku ingin bertemu Juan. Dia ada dirumah? Soalnya aku menghubungi ponselnya tidak aktif," jawab Celeste dengan nada cemas.

"Dia tidak ada dirumah. Diabmengunap dirumah temannya semalam," balas Bu Maurice yang langsung ingin menutup pintu.

Namun Celeste dengan cepat menahan pintu tersebut, "apakah dia baik-baik saja? Kau tahu dia menginap dirumah temannya yang mana?"

"Aku tak tahu! Lepaskan tanganmu! Aku banyak kerjaan didalam!" Hardik Bu Maurice galak.

Celeste seketika melepaskan pegangannya pada pintu dan Bu Maurice langsung menutup pintu tersebut dengan kasar.

Celeste menghela nafas panjang melihat sikap Bu Maurice padanya.

"Mengapa wanita tua itu sangat membenciku? Sebenarnya apa salahku padanya? Hah!" Keluh Celeste.

Ia lalu berbalik dan melangkah pergi dari depan rumah Bu Maurice dengan gontai. Benaknya dipenuhi Juan, kekasihnya. Dari semalam ia menghubungi ponsel pria itu namun tak ada jawaban. Pagi ini ponselnya malah tidak aktif.

"Juan, semoga tidak terjadi hal yang buruk padamu."

Celeste membuka pintu mobilnya hendak masuk, namun pundaknya tiba-tiba ada yang menyentuh. Celeste menoleh dan melihat seorang pria tampan berkumis dan berjenggot tipis dengan pakaian rapi.

"Nona... Celeste?" Sapa pria itu sopan.

"Ya. Itu aku," jawab Celeste ragu.

"Perkenalkan, aku Angelo," ucap Angelo seraya mengulurkan tangannya yang disambut ragu-ragu oleh Celeste.

"Mmm.. apa aku mengenalmu?" Tanya Celeste bingung.

Angelo tertawa kecil melihat wajah kebingungan Celeste.

"Oh, maafkan aku karena sudah tak sopan," tukas Angelo.

"Kita memang tak saling kenal, nona. Aku mengetahui namamu dari seseorang," ucap Angelo.

"Siapa?" Tanya Celeste mulai curiga.

Tiba-tiba dari arah belakang seorang pria langsung membekap mulut Celeste dengan sebuah sapu tangan yang telah diberi obat bius. Seketika itu Celeste kehilangan kesadarannya. Tubuh wanita itu terkulai lemas.

"Masukkan kedalam mobil!" Perintah Angelo pada anak buahnya.

Pria itu segera membawa Celeste masuk kedalam mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana. Angelo yang duduk didepan bersama anak buahnya melirik Celeste sekilas dibelakang.

"Kita berangkat sekarang," ucap Angelo pada anak buahnya.

Mobil itu segera melaju meninggalkan daerah tersebut menuju sebuah hotel berbintang lima yang merupakan salah satu bisnis Keluarga Maximo.

Mobil mereka menuju kebasement, terus menyusuri lorong berlampu remang-remang. Setelah berjalan sekitar 50 meter, mobil itu berhenti. Angelo dan anak buahnya segera keluar.

"Bawa gadis itu ke kamar 705!" Perintah Angelo dingin.

Tubuh Celeste yang terkulai lemas segera diangkat keatas pundak salah satu anak buah Angelo yang berbadan kekar. Mereka lalu masuk kedla lift dan memencet tombol lantai 7. 

Lift segera naik dan kembali membuka setelah sampai dilantai 7. Angelo dan anak buahnya melangkah ringan menuju kamar 702. 

Tentu saja ia tak khawatir akan ada yang memergoki dirinya membawa seorang gadis dengan paksa. Sebab hotel ini adalah salah satu yang dimiliki Keluargq Maximo dan sangat terjamin keamanannya. Aparat penegak hukumpun tidak akan bisa menyentuh hotel ini.

Mereka telah sampai dikamar 702. Tubuh lemas Celeste dibaringkan diatas kasur satu-satunya yang berada dikamar itu.

"Pergilah! Tinggalkan aku berdua dengan gadis ini!" Angelo mengusir anak buahnya.

Setelah para anak buahnya pergi dan hanya ada dirinya dam Celeste dikamar itu, perlahan Angelo mendekati Celeste yang masih terbaring pingsan akibat dibius.

Diperhatikannya dengan seksama kontur wajah gadis itu. Alisnya, bulu matanya, hidungnya yang mancung, tulang pipinya yang tinggi dan bibirnya... Bibirnya yang begitu penuh dan indah.

Angelo menelan ludah menatap bibir gadis itu. Tiba-tiba ia merasakan desakan untuk mencicipi bibir penuh dan merona merah milik gadis itu.

Perlahan Angelo mulai mendekatkan wajahnya kewajah gadis itu. Jarak diantara mereka mulai memendek. Dan saat tinggal 1 senti lagi jarak diantara bibirnya dengan bibir Celeste, Angelo memejamkam kedua matanya.

#####

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status