Kali ini, Jason yang biasanya dipukuli oleh para Berandalan itu, sekarang ia justru melakukan hal yang sebaliknya, Jason lah yang sekarang berbalik memukul mereka sampai terjatuh.
"Apa, lagi? Ayo maju kalau berani?" tantang Jason, ia merasa percaya diri karena adanya bantuan Sistem. Rupanya, tadi Sistem menginstal satu teknik baru pada tubuh Jason. Teknik itu adalah teknik Penguat Tubuh. Dengan mengaktifkan teknik ini, maka tubuh Jason akan otomatis langsung diperkuat menjadi seratus kali lipat, baik itu tubuh bagian luar maupun organ dalamnya. Pantas saja tadi saat ia mengarahkan tiap pukulannya ke wajah para Berandalan itu mereka semua langsung terpental. Wajah mereka masing-masing hanya terkena satu pukulan dari Jason di bagian wajah. Luka yang didapatkan dari serangan Jason bervariasi. Ada yang terkena bagian mulut, sehingga bibirnya terlihat miring. Lalu bibir bagian atasnya yang mencuat ke atas, dan juga ada beberapa giginya juga yang rontok. Alhasil, orang itu susah untuk berbicara. Dan untuk yang satunya, ada lagi yang terkena bagian pelipisnya. Pelipis orang itu langsung sobek, sehingga mengeluarkan darah segar. Hal itu membuatnya merasa pusing. Lalu untuk yang dua orang lainnya, masing-masing mendapatkan bogem mentah pada bagian pipi kanan dan pipi kirinya. Akibatnya, wajah mereka berdua nampak bengap, matanya tertutupi gumpalan daging dari pipi yang membenjol. Kemudian, Jason melangkah maju karena tidak mendapat jawaban dari keempat orang Berandalan itu ketika ia menantangnya untuk kembali maju. Saat berada di hadapan orang yang pertama, orang yang memiliki luka pada bagian bibirnya itu merangkak ingin lari karena ketakutan. Tapi Jason dengan cepat menginjak badannya, sehingga orang itu tak berkutik. Ia hanya bisa menolehkan kepalanya. "Mau lari ke mana, kau? Hem? Coba lihat ini...," Jason ternyata menunjukkan gepokan uang yang tadi baru saja ia ambil dari mesin ATM. "Ini jumlahnya satu juta loh...," imbuh Jason lagi, ia nampak menggoda keempat Berandalan yang tersisa, karena yang satu sudah tak sadarkan diri terlebih dahulu. Perasaan campur aduk menyelimuti hati dan pikiran keempat Berandalan itu. Salah satu Berandalan yang tadi merangkak ingin melarikan diri, ketika melihat uang yang Jason tunjukkan, kedua matanya langsung berubah menjadi hijau. Rasa takut dan rasa sakit yang ia rasakan sebelumnya kalah dengan rasa haus uang yang ada dalam dirinya. Ia pun segera memberontak dari injakan Jason. "Uang itu milikku...! Cepat berikan padaku!" ujarnya berteriak seraya berusaha meraih uang yang ada di tangan Jason. Bugh...! Krak! Dengan cepat Jason menepis dan menginjak tangan orang itu hingga terdengar suara tulang yang patah. "Argh...! Tanganku...!" Orang itu berteriak kesakitan. Kemudian Jason kembali menekan tubuh orang itu ke tanah, sambil mengarahkan pandangannya kepada ketiga orang lainnya. "Ayo, siapa lagi? Sini maju?" Jason juga menggerakkan tangan kanannya ke depan dengan telapak tangan yang jemarinya bergerak-gerak, mengisyaratkan bahwa dirinya mempersilahkan ketiga orang lainnya untuk maju. Namun ternyata, ketiga orang itu secara serempak menggelengkan kepalanya sambil mundur. Dan beberapa detik kemudian, mereka bertiga berteriak serempak. "Lari...!" Ketiga orang Berandal itu akhirnya lari terbirit-birit ketakutan pada Jason. Padahal, sejak kecil sampai usia mereka dewasa sekarang ini, Jason selalu saja dirundung, dipukuli, pokoknya diperlakukan layaknya seekor anjing jalanan. Keberadaan Jason tidak dianggap seperti manusia. Meskipun begitu, mereka juga hampir tiap hari merampas uang hasil Jason memulung barang bekas dari tong sampah dan yang ada di jalanan. Kemudian, ketika Jason melihat ketiga orang itu lari terbirit-birit ketakutan, ia tidak mengejarnya. Perhatian Jason kembali fokus kepada pria yang saat ini ia injak. Meskipun tangannya berhasil ia patahkan, dan wajahnya juga ia buat babak belur, tapi pria ini masih tetap sadarkan diri. "Nah, sekarang, apa yang sebaiknya aku lakukan padamu, ya?" tanya Jason, ia membungkukkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan pria yang tadi ia injak. Tubuh pria itu langsung gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Ia berusaha berkata-kata walaupun terbata. "Ja-jason..., a-aku mau..., mu-muwiinta muwaap puadamu," ujarnya, suaranya terdengar sedikit tidak jelas karena bibirnya yang terluka dan beberapa giginya rontok akibat ulah serangan yang Jason lakukan padanya beberapa saat lalu. Jason mencoba mendengarkan perkataan pria itu yang agak tidak jelas, namun ia dapat memahaminya. Jason menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian berkata, "Oh..., jadi begitu ya? Bukankah sangat mudah untuk meminta maaf ketika kita berbuat salah kepada seseorang? Yah, benar sekali. Meminta maaf sangatlah mudah! Tapi apa kau ingat, berapa tahun kalian telah menyiksaku?! Apakah hanya dengan satu kalimat permintaan maaf yang keluar dari mulutmu bisa menghapus semua luka dan derita yang telah kalian berikan kepadaku selama ini?! Hem?!" Rasa amarah akhirnya hinggap pada Jason. Ia memejamkan kedua matanya. Nampaknya ia berniat ingin memukul lagi wajah orang yang selama bertahun-tahun ini hampir setiap hari menyiksa dan merundungnya itu dengan kekuatan penuh. "Dasar kalian...!" teriak Jason. Boom...! Terdengar seperti ada suara ledakan kecil saat Jason menghantamkan tinjunya. Untungnya, Jason dapat menahan rasa amarahnya agar tidak membalas dendam. Ia menghantamkan kepalan tinjunya dengan kekuatan penuh ke arah samping wajah orang itu, Jason menjatuhkan tinjunya ke tanah, bukan ke wajah orang tersebut. Pedati demikian, orang yang sudah babak belur itu yang merasa terkejut karena berpikir tinju Jason akan menghabisinya langsung tak sadarkan diri. Jason pun berdiri, ia mengarahkan wajah dan badannya ke atas langit sambil berteriak dengan keras. "Argh...! Kurang ajar...!" Sepertinya, meskipun tadi Sistem telah memberikannya ramuan agar merasa tenang, hanya bereaksi sesaat. Mungkin karena rasa sedih yang Jason rasakan terlalu dalam, jadi efek dari ramuan itu menjadi lebih singkat. Setelah melampiaskan perasaan dalam hatinya dengan cara berteriak, Jason kemudian pergi. Ia membiarkan tubuh kedua orang yang tengah tak sadarkan diri karena melawannya tadi. Kemudian saat Jason berjalan menelusuri trotoar jalan, tubuhnya berjalan sambil membungkuk. Satu tangannya ia letakkan di keningnya. Ia berjalan sambil bergumam pelan, "Percuma..., percuma saja punya banyak uang jika kenyataannya Kakek telah tiada...!" Akhirnya air mata dari sudut matanya mengalir begitu saja. Kemudian, di sepanjang jalan yang entah tak tahu arahnya akan ke mana, dengan menghiraukan juga perhatian orang di sekitarnya, Jason terus berjalan sambil menunduk. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia masih terbayang dengan mendiang Kakeknya. Akan tetapi, saat Jason terus berjalan dengan menunduk, karena tidak melihat ada orang di depannya, Jason menabrak seseorang. "Aduh...," ujar orang itu yang terjatuh karena ditabrak oleh Jason. Dan orang itu rupanya adalah seorang gadis cantik. Pikiran Jason buyar karena menabrak gadis cantik itu. Ia kemudian sadar, dan merasa bersalah. Jason mengulurkan tangannya, bermaksud ingin membantu gadis itu untuk bangkit. "Ma-maafkan aku Nona, aku salah karena tidak memperhatikan arah jalanku dengan benar." Plak! Namun ternyata, uluran tangan Jason ditepis oleh gadis itu.Jason dan Susan awalnya pasrah saat digeledah. Karena Jason yang berpenampilan layaknya pemulung, awalnya ia tidak terlalu dicurigai. Namun saat mereka memeriksa Susan, penampilan Susan berbeda dari Jason. Dan lagi, wajah Susan berbeda dengan penduduk lokal. "Kau! Iya, kau! Kemari!" Susan ditunjuk, ia diminta untuk mendekat pada Komandan patroli itu. Akan tetapi, Jason dan Susan sudah tau jalan pikiran orang ini. Dia pasti ingin melakukan hal buruk pada Susan, seperti hal mesum contohnya. "Tidak, aku tidak mau mendekatimu! Tubuhmu bau, dan wajahmu juga jelek!" ungkap Susan dengan tegas. Jason sempat terkekeh mendengar ucapan Susan barusan. "Sialan! Beraninya kau menghinaku! Apa kau tidak tahu?! Aku ini Komandan di sini, hah?!" "Cuih...!" balas Susan yang meludah ke lantai. "Mau Komandan, kek, Jendral kek...! Memangnya aku perduli?!' sahut Susan, ini membuat amarah Komandan itu semakin memuncak. "Dasar tidak tahu malu! Akan aku beri pelajaran kau, ya!" Komandan itu membe
Jason dan Susan langsung mencari dan mendekati sumber suara dari wanita tadi. Dan saat tiba di lokasi, Jason melihat ada seorang gadis yang tengah dikepung oleh empat pria. Nampaknya pria-pria itu adalah tentara dari para penjajah. "Apa yang akan mereka lakukan pada Gadis ini?" tanya Jason pada dirinya sendiri. "Sepertinya mereka adalah para tentara mesum! Aku tidak akan membiarkannya!" Susan kemudian berinisiatif maju terlebih dahulu. Sebenarnya Jason ingin melihat dulu apa yang terjadi. Namun, Susan yang tersulut amarahnya malah maju terlebih dahulu. Alhasil, Jason hanya bisa mengikuti alur yang ada. "Dasar kalian para lelaki bajingan...!" teriak Susan dengan lantang, ia pun menendang dua orang yang ada di hadapannya. "Sialan! Siapa kamu?!" teriak pria yang lainnya. "Wah..., ternyata ada Gadis cantik lainnya di sini, hahaha...!" Rekan pria itu tertawa bangga dengan aura mesum yang memancar. "Benar-benar bajingan...!" Amarah Susan semakin memuncak. "Aku suka Gadis yang
Ternyata, Jason pergi ke salah satu Negeri yang sering di perbincangkan dunia, yaitu Negeri Tanah Suci. Dan saat pergi, Jason juga sengaja berpenampilan layaknya seorang pemulung. Jason sengaja melakukan itu guna menutupi identitasnya.Dan pada suatu malam, Jason kedapatan sebuah pesan dari Susan melalui sistemnya. Susan menanyakan di manakah keberadaan Jason saat ini. Jason pun tidak menyembunyikannya, ia memberi kabar pada Susan bahwa saat ini tengah berada di Negeri Tanah Suci."Apa...? Negeri Tanah Suci...?! Jason...?! Kamu ini, ya...! Bukankah Negeri itu saat ini tengah konflik besar?! Dan lagi, kenapa baru bilang sekarang?! Kalau begitu baiklah, aku akan menyusul mu sekarang juga!" Begitulah isi pesan terakhir Susan yang kemudian Jason coba hubungi lagi namun tidak ada jawaban."Gawat! Jika Susan kemari, maka akan sangat berbahaya! Argh...!" Jason menyesal telah memberitahu Susan. Karena niatnya, Jason mang tidak mau melibatkan Susan dalam bahaya. Tapi sayangnya, Jason tidak men
Di tengah pikirannya yang sedang bingung, Jason akhirnya pergi menemui orang tuanya untuk mencari solusi. Setelah tiba di kediaman ayahnya, tanpa basa-basi Jason mengungkapkan keraguan dalam hatinya. "Ayah, menurut Ayah, bagaimana jika aku mengundurkan diri dari posisi Menteri?" Ayah Jason menatap Jason penuh arti. Ayahnya tidak langsung menjawab. Dan setelah sekian detik berpikir, ayah Jason pun berkata, "Nak, jika memang kamu merasa lebih baik mengundurkan diri, maka lakukanlah. Tapi, kalau menurut Ayah, sih..., coba kamu pikirkan kembali. Apakah masalah-masalah besar di Negeri kita ini sudah terselesaikan?" Jason berpikir, lalu menjawab, "Hem..., memang benar, belum semua masalah besar teratasi. Tapi setidaknya, aku sudah berhasil menyingkirkan semua Mafia dan antek-anteknya di Negeri kita ini, Ayah. Dan aku rasa..., masalah lainnya mungkin bisa diselesaikan oleh mereka." Mereka yang Jason maksud adalah Presiden dan jajaran Militer yang saat ini memimpin. Kemudian mereka
Jason akhirnya telah mencapai Sistem kelas dua tingkat menengah. Karena ia sudah mencapai tingkat menengah, maka di kemudian hari, Sistem akan memberikan hadiah yang setimpal sesuai level yang ada. Tring...! "Selamat...! Kini Sistem telah naik ke peringkat dua. Jason harus lebih berhati-hati saat menggunakan Sistem di kemudian hari...!" Jason menggaruk kepalanya sendiri, dia benar-benar merasa bingung dengan Sistem yang ada padanya saat ini. Namun, kemudian Jason teringat akan suatu hal, yaitu tentang Susan. 'Sistem, bukankah aku dan Susan sempat bertukar jiwa? Tapi kenapa..., aku merasa biasa saja?' Jason berpikir sejenak. 'Oh, iya, sekarang bagaimana keadaan Susan?' Tring! "Keadaan Susan saat ini baik-baik saja. Akan tetapi, jika ia terus melakukan teknik menguras jiwa, maka jiwanya akan benar-benar hilang, dan tak dapat dihidupkan kembali." Kemudian Jason berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan agar Susan bisa senantiasa baik-baik saja? 'Ah..., sudahlah. Lagi pu
Setelah bertahun-tahun Jason berkarir, tatanan Negeri Onde-ondesia benar-benar berubah. Kenapa bisa berubah? Itu semua bisa berubah karena sikap dan sifat yang Jason miliki adalah jiwa kepemimpinan murni. Jason tidak segan untuk terjun langsung membantu warganya yang tengah kesulitan akan suatu hal. Terkadang..., justru ia memberikan dedikasi pada warga sekitar. Di mana ada kejadian, pada hari tepat seratus hari Jason menjabat sebagai Menteri di Negeri Onde-ondesia ini, Dia melakukan pembongkaran pada bangunan yang memang tidak sesuai pada tempat dan aturannya. Pokoknya, apapun yang Jason lakukan untuk Negeri ini, dia telah berusaha sekuat tenaga demi untuk memajukan dan memakmurkan masyarakat, Jason rela tidak menerima gajinya sebagai seorang Menteri. Pada suatu hari, kebetulan suasananya cerah, Jason sengaja menyuruh anak buahnya mengumpulkan semua Masyarakat di Alun-alun. Dan akhirnya, setelah persiapan di alun-alun selesai, acara yang utama segera dilaksanakan, yaitu perekrutan