Share

28. Bahagia yang tak terucapkan

Ayah menangis menumpahkan semua kesedihan dan kerinduan yang menumpuk di dalam hatinya. Ayah semakin kurus, wajahnya terlihat lebih tua. Biasanya Ayah selalu terlihat tampan tapi kali ini aku bisa melihat semua penderitaan dari sorot matanya yang sayu.

”Ayah, setiap malam aku merindukan Ayah. Aku selalu ingin pulang..” Aku semakin larut dalam tangisanku yang mendayu.

Pria yang selalu ku rindukan ini tersenyum, ibu jarinya menyeka air mataku.

”Maafkan Ayah, Nak. Bila Ayah tidak meminta mu menikah dengan Adrian, kau tidak akan menderita begini. Maafkan Ayah..”

”Ayah, ini bukan salah Ayah. Mungkin ini sudah suratan takdir ku seperti ini, Ayah. Aku bahagia bisa bertemu Ayah lagi.” Ku lepas rangkulanku dan ku bawa ayah duduk di sofa.

Lalu ku alihkan pandanganku ke arah Zhou Tian. Ia tersenyum melihatku yang tampak menyelidikinya.

”Bukankah kemarin kau mengatakan pergi ke Maca

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status