Share

Rahasia Apa yang Kau Simpan?

Sore itu para kru sedang melakukan briefing untuk persiapan launching serial terbaru yang dibintangi Kim Tae Ho. Karena hari itu adalah hari terakhir syuting, maka mereka berniat mengadakan pesta syukuran di tempat yang telah mereka persiapkan. Kali ini manajer Park Seo Yoon membujuk Samiya agar ikut di pesta itu.

“Ayolah Nona Samiya, kali ini Anda harus ikut bergabung dengan kami. Bagaimanapun Anda sudah menjadi bagian dari produksi serial ini.”

Pria bertubuh gempal yang telah memasuki usia 45 tahun itu, berusaha untuk membujuk Samiya agar ikut menghadiri pesta.

“Betul Samiya, ikutlah bersama kami. Sekali ini saja,” bujuk Yoon Ah, salah satu kru production house. Gadis seusia dengan Samiya, berkacamata dengan rambut ikal sebahu.

“Di sini banyak wanita, kamu tidak sendirian,” tambahnya lagi.

Karena cukup lama mengenal Samiya, para kru sudah tahu dengan batasan-batasan Samiya. Semakin mereka mengenalnya, mereka semakin merasa nyaman dengan perempuan itu. Dia sosok yang mudah berteman dengan siapa saja, tanpa memandang perbedaan. Prinsipnya, toleransi itu harus ada dalam kehidupan, selama tidak bersinggungan dengan akidah.

Suatu waktu perempuan itu pernah menghilang di lokasi syuting, karena ada adegan-adegan romantis yang dilakukan oleh Kim Tae Ho di serial terbarunya. Samiya tidak terlalu suka melihat pria itu melakukan adegan romantis.

Saat mengetahui asistennya menghilang, Tae Ho langsung panik. Dia segera meneleponnya.

“Samiya, kamu di mana?” tanya Tae Ho cemas begitu Samiya menjawab teleponnya.

“Aku sedang di taman dekat lokasi Syuting,” sahut Samiya di seberang telepon.

Samiya selalu seperti itu saat ada suatu hal yang tidak ingin dilihatnya. Dia akan pergi menjauhi lokasi syuting. Setelah mengamati kebiasaan asistennya tersebut, Tae Ho paham kenapa ia selalu menghilang ketika dirinya melakukan adegan romantis dengan lawan mainnya.

Setelah dibujuk oleh para kru, Samiya akhirnya mau datang ke pesta syukuran yang diadakan di sebuah pusat karaoke elite di kota Seoul. Sebelum menyetujuinya, Samiya sempat mengajukan syarat.

“Baiklah, aku akan ikut. Tapi dengan syarat tidak ada Soju,” katanya.

“Oke, kami semua setuju,” jawab beberapa kru yang ada di sana.

Mereka bersiap-siap menuju tempat yang dimaksud. Sebelum berangkat, Samiya pamit sebentar untuk mengerjakan salat Maghrib terlebih dahulu. Saat berada di gedung rumah produksi, ia sering salat di tangga pintu darurat.

***

Tiba di lokasi perayaan, mereka langsung masuk ke sebuah ruangan besar. Di dalamnya terdapat layar besar untuk menayangkan video klip lagu karaoke yang akan dinyanyikan oleh tamu yang datang. Minuman soda dan berbagai jenis kue kering tersusun rapi di atas meja.

Kru dan artis laki-laki duduk di sebelah kanan, sedangkan kru dan artis wanita duduk di sebelah kiri. Satu per satu dari mereka maju ke depan untuk bernyanyi, ada yang suaranya bagus dan ada juga suaranya tidak enak didengar. Meski begitu, mereka semua menikmatinya.

Kali ini giliran Kim Tae Ho yang bernyanyi. Pria itu menyanyikan lagu yang berjudul Scent of a Flower dari sound track serial yang pernah dibintanginya, Emergency Man and Woman, yang ia nyanyikan sendiri.

Alunan musik terdengar di laud speaker ruangan, Kim Tae Ho pun mulai menyanyi.

Aku mencium bau sebuah bunga, dari manakah ini berasal?

Tidak ada bunga di sini, yang ada hanya ada dirimu.

Aku merasa nyaman, hatiku begitu damai

Tetaplah melihatku seperti itu

Sama sepertiku, aku ingin melihatmu tersenyum

Meskipun aku belum bisa tersenyum

Tolong ajari aku, aku ingin belajar

Kamu tidak bisa belajar bagaimana cara mencintai dari buku

Bantulah aku

Karena orang itu adalah kamu

Aku membutuhkanmu untuk mengenal cinta

Aku memegang sebuah pensil dan menggambarmu

Tidak ada yang bisa kulakukan, hanya ini

Adalagi?

Apa yang bisa kulakukan untukmu?

Aku ingin tahu, tolong katakan.

Kim Tae Ho begitu menjiwai setiap lirik lagu, sehingga isi lagu itu seolah mewakili perasaannya saat ini. Tidak heran Yoon Ah bilang bahwa Tae Ho sedang jatuh cinta, begitu juga dengan kru lain. Walau biasanya ia menjiwai lagu-lagu yang dinyanyikan, tapi kali ini lagu itu seolah lahir dari hatinya.

“Hei, kau lihat itu? Dia sepertinya sangat menjiwai lagu itu. Wajahnya mengatakan bahwa itulah isi hatinya saat ini,” bisik Yoon Ah pada Jin Hee, salah satu kru film.

“Siapa wanita itu? Dia tidak pernah terlihat jalan dengan wanita, selain asistennya,” balas Jin Hee sambil melirik Samiya.

“Apa jangan-jangan dia terlibat cinta lokasi dengan Soo Ra?” balas Yoon-Ah melirik ke arah lawan main Tae Ho dalam serial terbarunya.

Cha Soo Ra adalah salah satu artis papan atas Korea yang profesional, cantik, tubuh langsing seperti aktris Korea pada umumnya, dengan kulit putih mulus.

Samiya yang tahu apa yang dibicarakan Yoon Ah dan Jin Hee, hanya bisa tersenyum melihat kedua wanita itu mulai menebak-nebak. Dia sendiri juga tidak tahu siapa wanita yang saat ini dicintai Tae Ho.

Tepuk tangan meriah terdengar begitu Tae Ho selesai bernyanyi. Sebelum turun ke panggung, Tae Ho menyampaikan sesuatu kepada para kru.

“Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh kru yang hadir di sini, sutradara, manajer saya, rekan artis, dan semua yang telah membantu saya untuk menyelesaikan serial ini sampai akhir. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak. Dan tentu saja terima kasih untuk asisten pribadi saya yang sangat rajin dan cermat dalam menangani semua kebutuhan saya sehari-hari, Nona Samiya. Terima kasih banyak, tetaplah seperti ini ke depannya.”

“Baiklah, pada kesempatan yang sangat langka ini. Bagaimana kalau kita meminta Nona Samiya menyanyikan sebuah lagu untuk kita? Dia sangat pandai dalam bernyanyi,” lanjut Tae Ho yang disambut tepuk tangan meriah dari semua kru yang hadir.

Sebagian mereka meneriakkan nama Samiya, agar mau menyanyi ke depan.

Sontak wajah Samiya memerah, karena sudah lama sekali tidak menyanyi di depan umum. Terakhir kali ia bernyanyi saat lomba nyanyi antar fakultas di kampusnya. Wanita itu sempat memberikan tatapan protes pada Kim Tae Ho, namun pria itu membalasnya dengan raut wajah memohon.

“Ayo Nona Samiya, it’s your turn.” Tae Ho mempersilakan.

Perlahan-lahan perempuan itu berdiri dan melangkah ke depan, diambilnya microphone yang diserahkan Tae Ho. Dia lalu mencari list lagu yang bisa dinyanyikannya, pilihan jatuh kepada lagu Park Shin Hye yang menjadi ost You’re Beautiful ‘Maldo Eopsi / Without Words’. Samiya suka dengan lagu ini, karena memiliki makna tersendiri baginya.

Musik mulai mengalun dan ia mulai bernyanyi. Opening lagu begitu bagus, suara Samiya membuat semua yang hadir terpana dengan talenta tersembunyi darinya. Sampai di reff lagu semua begitu sempurna, emosinya jadi meluap dan benar-benar bisa dirasakan oleh para kru yang berada di sana.

Tanpa kata, kamu membuatku mengenal cinta

Tanpa kata, kamu memberiku cintamu

Membuatku mengisi diriku dengan setiap napasmu

Lalu kamu pergi

Tanpa kata, kamu meninggalkanku

Tanpa kata, cinta meninggalkanku

Tidak tahu harus berkata apa

Bibirku terkejut

Karena datang tanpa sepatah kata pun

Kenapa ini begitu sakit? Kenapa sakitnya terus menerus?

Menghadapi kenyataan

Kau tidak lagi ada di sini

Tepuk tangan sangat meriah ketika Samiya selesai bernyanyi. Mereka tidak menyangka ia mempunyai suara yang begitu indah, nadanya pas, dan emosinya keluar saat menyanyi. Sebagian dari mereka meminta Samiya untuk menyanyikan lagu lainnya, tapi perempuan itu menolak.

“Samiyaaa, kau keren sekali. Aku tidak menyangka suaramu bagus,” teriak Yoon Ah sambil memeluk Samiya, “jika aku punya label rekaman, aku akan mengontrakmu dan membuatkan lagu duet untukmu dan Tae Ho.”

Yoon Ah terlihat begitu antusias.

Kim Tae Ho yang dari tadi mengamati Samiya, hanya bisa termenung saat kru lainnya memuji-muji Samiya. Dia sedang merenungi perasaan wanita itu saat menyanyi tadi. Menurutnya, wanita itu bukan hanya menyanyi tapi sedang menyampaikan perasaannya yang sedang terluka.

Setelah acara selesai, para kru mulai meninggalkan ruangan karaoke. Samiya dan beberapa kru wanita lainnya sedang asyik bercengkerama dalam perjalanan menuju pintu keluar area karaoke. Sedangkan Tae Ho memilih untuk keluar belakangan. Dia merasa penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi.

Begitu berada di luar gedung, para kru dan staf lainnya mulai berpencar dan pulang dengan kendaraan masing-masing. Samiya pulang bersama Tae Ho dan Manajer Park menggunakan Explorer Starcraft van berwarna silver yang biasa digunakan ketika Tae Ho syuting.

Seperti biasa, Samiya dan Tae Ho duduk di kursi belakang, sedangkan Manajer Park duduk di depan. Samiya memang selalu di dekat Tae Ho karena hal itu bisa mem-permudah mereka untuk berdiskusi hal-hal yang perlu dipersiapkan, beruntungnya kursi-kursi dalam van tersebut terpisah satu sama lain.

Sepanjang perjalanan Samiya tertidur, karena memang butuh waktu dua jam untuk sampai di kediamannya. Perempuan itu tertidur dengan posisi kepala bersandar ke jendela. Biasanya Tae Ho memanfaatkan waktu di perjalanan untuk tidur, tapi tidak pada malam ini.

Sejak Samiya tertidur, dia selalu memandanginya. Kim Tae Ho sedang memikirkan, apa yang sebenarnya tengah disimpan oleh wanita ini? Dan kenapa ia bernyanyi seperti orang yang sedang terluka?

Samiya, hal apa yang belum aku ketahui tentangmu hingga saat ini? Seperti ada luka yang kamu pendam sendiri di hatimu dan tidak mau kamu bagi dengan orang lain, batin Tae Ho.

Meski sudah satu setengah tahun kenal dengan Samiya, baru kali ini pria itu menyadari bahwa ia belum sepenuhnya mengenal wanita yang menjadi asistennya itu.

Tepat pukul 11:00 pm waktu Seoul, mereka sampai di kediaman Kim Tae Ho. Melihat Samiya tertidur pulas, Tae Ho tidak tega membangunkannya. Dia membiarkan wanita itu tertidur di sana.

Setelah sopir dan Manajer Park turun dari mobil, Kim Tae ho pindah ke kursi depan. Dia memutar kursi ke arah Samiya, sehingga bisa melihatnya dengan saksama. Di wajah cantik itu, terlihat gurat-gurat kesedihan yang telah lama dipendam. Entah kesedihan apa yang disembunyikan oleh wanita yang selalu ceria itu. Kesedihan itu bukan hanya karena merindukan orang tuanya, tapi ada sesuatu hal lainnya yang ia simpan.

Kim Tae Ho berjanji mulai saat ini akan lebih memerhatikan Samiya dan akan berusaha memberikan kebahagiaan kepadanya. Bagaimanapun juga ia telah memberikan andil yang besar untuk karirnya.

Satu jam kemudian, mata lebar yang indah milik Samiya mulai terbuka. Perempuan itu terlihat sesekali menguap, karena rasa kantuk yang masih terasa. Dia melihat ke luar jendela mobil, sambil meregangkan tubuh dan mengusap lehernya yang terasa pegal.

Samiya terkesiap ketika menyadari telah berada di depan rumah Kim Tae Ho. Pandangannya dialihkan ke depan dan mendapati Kim Tae Ho sedang tertidur pulas. Perempuan itu melihat jam tangan yang telah menunjukkan waktu tepat tengah malam.

Samiya tersentak setelah mengingat dirinya belum salat Isya. Dia segera mengemasi barang-barang yang dibawanya ke lokasi syuting lalu membangunkan Tae Ho. Tidak mungkin meninggalkan pria itu seorang diri di dalam mobil.

“Tae Ho, bangun, kita sudah sampai.” Samiya mencoba membangunkan Kim Tae Ho dengan menepuk-mepuk sandaran kursi.

Kim Tae Ho tidak beraksi. Dia tetap diam di posisi miring menghadap ke arah pintu mobil, bersandar ke jok kursi.

“Tae Ho, ayo bangun. Apa kamu mau aku tinggal sendiri di sini?” Samiya memandang pemuda yang tengah tertidur lelap.

Kim Tae Ho segera bangun mendengar kalimat terakhir Samiya.

“Kamu tega meninggalkan artismu sendirian di mobil? Kalau aku diculik bagaimana?” canda Tae Ho.

Pria itu sengaja mengerjai Samiya dan pura-pura tidur, setelah menyadari perempuan itu bangun dan sedang mengemasi barang-barangnya.

Samiya menekukkan wajahnya dengan bibir maju ke depan, menyadari dirinya baru saja dikerjai Kim Tae Ho. Dia mengembuskan napas kesal. Seharusnya ia mengendap-ngendap keluar dari mobil dan meninggalkannya sendirian di sana.

Menyadari kekesalan Samiya, Kim Tae Ho segera meminta maaf. Mereka kemudian bergegas masuk ke rumah. Angin malam terasa begitu dingin, ditambah lagi saat ini sudah memasuki musim dingin.

“Nona Samiya, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?” ujar Tae Ho sebelum mereka berpisah ke tempat masing-masing.

Eodi (ke mana?)” tanya Samiya.

“Kamu akan mengetahuinya nanti,” ujar Tae Ho sambil berlalu.

Samiya menaikkan alisnya dan mengangkat bahu. Dia segera masuk ke paviliun, lalu melaksanakan salat Isya. Sudah jam 01:00 am, lampu kamar Samiya masih menyala. Kim Tae Ho yang dari tadi melihat kamar asistennya, jadi bertanya-tanya kenapa ia masih belum tidur?

Tidak lama kemudian terdengar alunan suara bacaan ayat-ayat suci Alquran dari kamar Samiya. Dia selalu menikmati ayat demi ayat yang dibacakan perempuan itu, walaupun tidak tahu artinya. Entah kenapa setiap mendengar itu, hati Tae Ho merasa jauh lebih tenang dan rasa lelah setelah bekerja seharian menjadi hilang.

“Entah kenapa, aku begitu senang mendengar kamu mengaji. Hatiku terasa jauh lebih tenang dan rasa lelahku menjadi hilang. Itu bagaikan terapi bagiku,” ungkap Tae Ho pada suatu hari pada Samiya.

“Itulah alasannya kenapa umat Islam tidak pernah merasakan lelah untuk beribadah. Kamu sendiri merasakannya ‘kan?”

“Jika kamu berwudu, airnya akan merefleksi aliran darah dalam tubuhmu. Jika kamu salat, kamu akan merasa lebih damai dan tenang. Jika kamu membaca Alquran semua keluh kesahmu akan hilang dan hatimu akan menjadi lebih tenang,” jelas Samiya bangga.

Sesekali di saat Kim Tae Ho merasakan letih yang teramat sangat di lokasi syuting, ia mencoba mempraktikkan wudu yang pernah diajarkan Samiya. Benar saja, setelah berwudu, pria itu merasa segar kembali dan siap untuk melanjutkan syuting.

Sedikit demi sedikit, Tae Ho mulai mengetahui tentang Islam dari Samiya. Karena ia selalu menanyakan hal-hal yang tidak ketahuinya. Wanita itu dengan sabar menjawab dan menjelaskan.

Setelah melihat lampu kamar Samiya mati, Kim Tae Ho juga segera tidur karena besok pagi akan pergi ke tempat yang telah dijanjikan kepada Samiya.

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status