Share

Klinik Khusus Pramugari Seksi
Klinik Khusus Pramugari Seksi
Author: Xavia

Bab 1

Author: Xavia
Demi mencapai standar postur tubuh pramugari, kekasihku memperkenalkanku ke sebuah klinik khusus perawatan tubuh. Namun, di balik pintu ruang dokter, terdengar suara memelas dan jeritan kesakitan yang meningkatkan imajinasi.

Saat aku hendak menyerah, aku diseret masuk oleh seorang dokter bertubuh tinggi.

Dia mengikatku dengan pose memalukan, lalu mengambil peralatan, mulai membantuku memulihkan kekencanganku.

Namaku Alora Landari. Aku adalah seorang pramugari unggul.

Makna dari namaku adalah cantik, sama seperti diriku yang begitu cantik.

Aku memiliki tinggi badan 172 sentimeter dengan kedua mata berkilauan dan kaki indah yang putih panjang. Buah dada yang memukau dan wajah indahku bisa membuat semua pria terpana kepadaku.

Berhubung aku sangat mengejar yang namanya kecantikan, aku berharap kecantikanku bukan hanya bisa menyenangkan diriku saja, tetapi juga lebih menyenangkan pasanganku, Fedro Amara.

Dengan begitu, aku menjalani banyak operasi untuk meningkatkan tubuh, termasuk pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas ….

Namun, aku tidak hanya puas dengan perubahan di permukaan tubuhku, aku juga berharap bagian anuku semakin kencang. Dengan begitu, aku bisa merasakan rangsangan yang lebih bagus, membuat dirinya bagai terbang di atas langit.

“Fedro, apa rumah sakit yang kamu katakan itu bisa dipercaya? Resmi nggak? Masalah bagian bawah tubuh nggak boleh teledor. Kalau nggak hati-hati, nanti kebahagiaan kita berdua akan hancur,” gumamku sembari menumbuk dada kekasihku dengan penuh rasa ragu.

“Astaga, tenang saja, rumah sakit ini dibuka oleh temanku, kualitasnya pasti bagus dan juga resmi. Aku itu kekasihmu, mana mungkin aku akan mencelakaimu? Apa kamu ingin semakin puas lagi? Kita segera ke sana. Kamu tenang saja.”

Fedro menatapku dengan tatapan penuh harapan. Tangannya juga tidak berhenti menepuk dadanya untuk menjamin.

Ketika kepikiran saat operasi, teman dari kekasihku akan masuk ke …. Bahkan hanya memikirkannya saja, sekujur tubuhku mulai merasa membara. Aku menggigit bibirku dan mengangguk tanda aku menantikannya.

Dengan demikian, aku dan Fedro datang ke rumah sakit.

Hanya saja begitu memasuki rumah sakit, aku merasa sangat aneh. Tirai ranjang malah ditutup rapat di siang bolong, begitu pula dengan pintu klinik. Terkadang terdengar suara yang membuat orang berkhayal tinggi dari dalam sana.

“Dok, ah! Aku nggak tahan lagi. Aku mohon yang pelan.”

“Tahan. Baru begini saja. Air … sebanyak ini. Tutup mulutmu. Dasar genit.”

Ketika mendengar suara peralatan yang tidak berhenti bergesekan dan suara air yang deras, wajahku spontan merona. Bahkan Fedro juga merasa canggung. Dia mengusap hidungnya untuk menghiburku.

“Uhuk … setiap hari ada begitu banyak orang yang datang melakukan pemeriksaan. Wajar kalau temperamennya agak buruk. Kamu bersabar sedikit, Istriku.”

Tidak lama kemudian, pintu klinik terbuka. Teman baiknya, Dimas Genaldi, berjalan keluar.

Jantungku spontan berdetak kencang ketika melihat pria di depanku dengan alis tegas, mata berbentuk seperti bunga persik, bibir tipis, tubuh tinggi dan kekar.

Di benakku spontan membayangkan seandainya tadi bokongku yang dipukul kuat di dalam klinik, lalu dihina mati-matian, rasanya pasti sangat nyaman.

Kepikiran hal ini, aku mulai merasa haus. Bagian bawah tubuhku juga mulai terasa berbeda.

“Halo, Bu Alora, aku adalah sahabat baik Fedro, Dimas. Sekarang kamu bisa masuk untuk melakukan pemeriksaan. Fedro, kamu tunggu sebentar di luar.”

Begitu melihatku, Dimas langsung mendesakku untuk masuk. Aku pun merasa curiga. Hanya saja, di bawah bujukan Fedro, aku pun menuruti apa katanya untuk masuk ke ruangan.

Pasien yang baru melakukan pemeriksaan tadi sedang mengenakan pakaiannya. Wajahnya kelihatan merona. Bulir-bulir keringat kelihatan membasahi rambut di ujung keningnya. Ketika melihat aku dan Dimas memasuki ruangan, dia pun menunjukkan ekspresi bercanda. “Dik, nanti kamu turuti apa kata dokter. Aku jamin kamu pasti datang lagi lain kali.”

Ucapan dengan makna candaan wanita membuatku kebingungan. Hanya saja, ketika melihat bekas air di bangku pemeriksaan dan juga rak yang berjatuhan, aku spontan berpikir kebanyakan. Apa operasi seperti ini akan terasa ketagihan? Jangan-jangan memang ….

“Sudahlah, buka celanamu, lebarkan pahamu, lalu berbaring di atas ranjang pemeriksaan.”

Namun, belum sempat aku berpikir, Dimas sudah memerintahku dengan raut dingin. Dia sungguh berbeda dengan sosok ramah tadi. Hanya saja, aku tidak berani berbicara apa-apa, hanya mendengar apa katanya saja, aku pun melepaskan celanaku dengan wajah merona.

“Kalau semua orang selambat kamu, aku cuma bisa punya berapa pasien dalam sehari? Biar kubantu.”

Sepertinya gerakanku terlalu pelan. Dia pun merasa tidak puas, langsung menindihku di atas bangku pemeriksaan dengan kening berkerut. Setelah itu, dia melepaskan semua celanaku, bahkan celana dalamku juga dijatuhkan ke pergelangan kaki.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 7

    Tentu saja aku tahu para wanita malang ini bisa dibawa ke sini karena tidak mengetahui kondisi, sama seperti diriku waktu itu.Saat mendengar suara jeritan mereka, aku spontan kepikiran dengan gambaran aku dihina waktu itu. Aku merasa takut hingga mulai merinding.Tidak lama kemudian, aku merasa ada sepasang tangan meraba tubuh, lengan, pundak, dan pipiku.“Tolong! Jangan sentuh aku!” Aku spontan menjerit. Air mata langsung keluar.Satu detik kemudian, semua lampu di atas pentas dinyalakan.Di benakku terlintas bayangan pakaian para wanita itu telah disobek dan air mata memenuhi wajah mereka, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.Sebab saat ini, para wanita sedang menindih semua pria yang menjijikkan itu di atas lantai. Pergelangan tangan mereka pun telah dikunci dengan borgol berwarna perak. Mereka berbaring telungkup di atas lantai dengan ditindih hingga wajah mereka berubah wujud.Dimas dan Fedro juga ditindih di atas lantai dan tidak bisa bergerak. Dia menatapku dengan murka dan m

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 6

    Dalam sekejap mata, tiba pada hari acara malam.Acara malam diselenggarakan di sebuah hotel mewah. Lampu kristal berukuran sangat besar menggantung di tengah plafon.Pegangan tangga berwarna keemasan dengan dihiasi dengan berlian. Di tengah lantai dansa yang berukuran sangat besar terdapat ratusan gadis modern yang cantik sedang menari dengan penuh semangat di atas panggung.Aku yang bergaun mengikuti langkah Fedro dari belakang, berjalan ke dalam dengan perlahan.“Maaf, Tuan, kami nggak melayani tamu tanpa kartu undangan. Selain itu, cara berpakaianmu juga nggak memenuhi persyaratan.”Fedro yang dihalangi oleh petugas merasa sedikit terbengong. Hanya saja, rasa marah mulai membaluti hatinya. “Aku itu tamu VIP. Kamu malah minta kartu undangan sama aku. Apa kamu tahu siapa aku? Aku kenal dengan kepala klub kalian, Dimas! Cepat biarkan aku masuk,” maki Fedro dengan membelalaki petugas dan mencengkeram kerah pakaiannya.Petugas juga merasa terbengong dan syok akibat kerahnya ditarik. Hany

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 5

    Fedro segera kembali. Meskipun dia sudah berusaha untuk menyembunyikannya, dia tetap menunjukkan sisi gembiranya.“Istriku, Sayang, serius, aku benar-benar gembira kamu bisa mengerti. Asal kamu tahu, akulah yang paling bersedih ketika melihat kamu diperlakukan seperti itu oleh orang lain. Tapi, aku saja nggak keberatan. Tentu saja kamu juga nggak merasa apa-apa, kamu juga kelihatan lumayan gembira, ‘kan? Masalah video, Kak Dimas cuma takuti kamu saja. Dia nggak akan melakukan apa-apa. Asalkan kamu nggak lapor polisi dan bergabung dengan kami, kelak kehidupan kita akan makmur.”Semakin Fedro berbicara, dia merasa semakin bersemangat lagi. Tangannya tidak berhenti memperagakan di udara, lalu membual tentang keuntungan setelah bergabung ke dalam klub.“Sudahlah, kamu nggak usah bicara lagi. Aku setuju. Aku bersedia untuk bergabung.”Aku tidak ingin mendengar kata-katanya yang ingin mencuci pikiranku. Aku menutup mulutnya rapat-rapat. Tatapan dinginnya melihatnya sekilas.Dengan demikian,

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 4

    [ Cewek kali ini cantik sekali. Kalian malah melakukannya berdua. Fedro, kamu memang lapang dada sekali. Kekasihmu malah bersedia juga. Hahaha. ][ Asalkan disukai oleh Kak Dimas, jangankan kekasihku, meski dia itu istriku, aku juga akan menyerahkannya. Aku mesti mengandalkan kakakku untuk bisa bergabung dalam klub, ‘kan? ]Satu per satu pesan membuatku merasa syok dan lara. Hanya saja, ucapan Dimas selanjutnya membuat diriku semakin runtuh lagi.[ Fedro, performamu sangat bagus kali ini, tapi kalau kamu ingin bergabung, kamu masih butuh beberapa kesempatan lagi. Aku merasa kekasihmu cantik sekali. Kalau kamu bisa mengajaknya untuk bergabung, kalian bisa bergabung bersama. ][ Boleh, Kak. Kamu tenang saja. Aku pasti akan bikin dia bergabung. Kalau nggak bisa dengan cara lembut, aku akan pakai cara kasar. Meski dia nggak menurut, aku juga punya caraku sendiri. Aku akan mempersiapkan uji kepatuhan. ]Saat membaca pesan Dimas pada seminggu lalu, aku tiba-tiba kepikiran dengan keanehan Fed

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 3

    “Jangan! Jangan! Aku mohon sama kalian.”Aku menangis terisak-isak. Air mata tidak berhenti menetes di pipiku. Hanya saja, mereka tidak menghiraukanku, melainkan melanjutkan dengan kasarnya.Rasa sakit dan malu memenuhi sekujur tubuhku. Pikiranku seketika menjadi hampa. Aku tidak bisa meronta, hanya dipaksa untuk menerimanya saja.Satu jam kemudian, aku baru dilepaskan. Aku berbaring lemas di atas lantai dengan keadaan tidak berbusana dan terisak-isak.“Sudahlah, kenapa malah menangis? Tadi kulihat kamu begitu menikmatinya. Dik, asal kamu tahu, bisa berhubungan dengan pria tampan seperti Dimas dan Fedro sekaligus itu sudah menguntungkanmu. Tenangkan dirimu. Semua ini adalah pengalaman yang indah. Setelah kali ini, aku jamin kamu pasti akan ketagihan.” Giselle telah mengenakan pakaiannya. Dia berjongkok di sampingku sembari berkata. Dia seolah-olah sedang menghiburku, tetapi malah terasa seperti terus menancap pisau ke hatiku.“Bukan, kalian baru boleh melakukan hal seperti ini setelah

  • Klinik Khusus Pramugari Seksi   Bab 2

    “Ah!” jeritku, kemudian aku pun dipukul oleh Dimas.Pada saat ini, rasa sakit dan membara di atas bokongku telah menutupi rasa maluku. Aku bagai seekor kucing yang siap untuk dieksekusi saja, dengan empat kaki menghadap ke atas langit-langit.“Ikuti apa kataku. Kalau nggak, nggak bisa maksimal,” omel Dimas dengan raut dingin.Seketika aku pun dikagetkan. Aku sungguh takut tidak bisa mencapai hasil yang maksimal, jadi aku pun menuruti kemauannya dengan diam.Disusul, aku melihat Dimas mengeluarkan sebuah kaleng dari ujung ruangan. Dia mengoleskan sesuatu berbentuk pasta yang berwarna putih ke depan tubuhku, paha, dan juga bagian bawah tubuhku.“Apa ini? Kenapa baunya berat sekali? Warna putih lagi ….” Aku bergumam dengan kening spontan berkerut.“Ini zat penenang, biar kamu nggak begitu gugup. Sudahlah, jangan bicara lagi, kamu sudah mengganggu konsentrasiku,” jelas Dimas dengan raut dingin setelah mendengar pertanyaanku.Tidak lama kemudian, Dimas mengeluarkan sepotong saputangan, lalu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status