Share

Kodrat (Menjadi Wanita)
Kodrat (Menjadi Wanita)
Author: Sitti Rohmah

Prolog

Author: Sitti Rohmah
last update Last Updated: 2023-08-31 18:07:45

"Kalau kamu memang tidak bisa memberikan keturunan pada Naufal, biarkan dia menikahi perempuan lain!"

Aisyah memejamkan matanya ketika kalimat itu dengan mudahnya keluar dari bibir mertuanya. Naufal yang sangat mengerti bagaimana perasaan istrinya hanya mencoba menguatkan istrinya dengan terus mengenggam tangan istrinya. 

Ini tidak akan mudah bagi Aisyah, ini bukan keinginan Aisyah. Sama sekali dia tidak ingin hal itu terjadi. Sebagai perempuan Aisyah ingin sekali memberikan Naufal keturunan, dia ingin keluarga ini ada penerusnya. Karena yang orang tua Naufal takutkan pesantren ini tidak ada penerusnya sama sekali. Mereka  juga hanya punya satu putra, makanya mereka menaruh harap banyak pada Aisyah dan Naufal. Akan tetapi,  tiga tahun pernikahan mereka. Buah hati yang selalu ditunggu kehadirannya tidak kunjung hadir dalam rahim Aisyah. 

"Umi tenang, kami sedang berusaha untuk itu. Jangan menekan Aisyah seperti ini," bela Naufal. 

Uminya tampak marah, begitu juga Abinya. Keduanya sama-sama ingin segera memiliki cucu dan selama ini mereka sudah berusaha sabar menunggu.

"Harus berapa lama lagi kami harus menunggu Aisyah hamil? Kami ini sudah cukup sabar."

"Abi dan Umi seperti ini karena kami ingin pesantren Al Islamiyah ini ada penerusnya, kalian harapan kami satu-satunya. Kalau Aisyah memang tidak bisa memberikan keturunan. Abi rasa menikah lagi bukan hal yang salah."

"Abi!" tegas Naufal. "Aku dan Aisyah sedang berusaha, setiap usaha itu butuh proses dan ini tidak sebentar. Apalagi kami berdua juga masih sibuk dengan kuliah kami."

Naufal dan Aisyah memang menikah sudah sejak mereka baru saja lulus sekolah Aliyah. Aisyah yang saat itu sebagai santri di pesantren Al Islamiyah sangat bahagia saat tahu putra Kyai selama ini jatuh cinta padanya. Merekapun menikah, tidak lama setelah pernikahan itu. Mereka memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke Jakarta. Di Jakarta, mereka tinggal di sebuah kontrakan tidak terlalu besar. Mereka akan pulang ke pesantren hanya ketika libur semester saja. Itupun mereka tidak pernah lama-lama karena Aisyah yang tidak betah terus ditagih soal keturunan. 

Aisyah bukannya tidak mencoba berbagai cara agar dia bisa hamil. Bahkan dokter mengatakan tidak ada masalah apa-apa dalam rahim Aisyah, rahim Aisyah sangat sehat. Aisyah tidak mandul. Akan tetapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda dirinya akan hamil. 

"Umi akan carikan kamu calon istri," ucap Uminya kekeh. 

Naufal semakin mengeraskan genggamannya pada Aisyah. Sedangkan Aisyah sejak tadi hanya mampu memejamkan mata. Tidak ada yang dapat dia ucapkan, semuanya terasa sia-sia saja. Kedua orang tua Naufal tidak mau bersabar. 

"Tidak, Umi," tolak Naufal dengan keras. "Beri kami waktu agar kami bisa buktikan sama Umi kalau Aisyah bisa hamil dan memberikan keturunan untuk Nufal."

Umi dan Abinya tampak saling pandang. Mereka tidak tahu apa yang akan selanjutnya mereka katakan. Air mata Aisyah sejak tadi sudah bak sungai yang mengalir di pipinya yang manis. Akan tetapi hal itu tidak membuat iba kedua orang tua Naufal. Mereka tetap pada keinginan mereka.

"Tiga bulan, kami beri waktu tiga bulan. Lebih dari waktu yang Umi dan Abi berikan dan Aisyah tetap tidak hamil, Umi akan menikahkan kamu dengan wanita pilihan Abi dan Umi."

Kali ini Naufal tidak mau berpikir panjang, "Setuju, aku setuju. Aku akan buktikan kalau Aisyah bisa hamil."

Kali ini, mereka tidak tahu dengan rencana Allah yang ternyata jauh di luar ekspektasi mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Harus Melepaskan

    "Dim, gua hari ini mau ke rumah lu, ya," ucao Rey ketika mereka baru saja keluar dari kelas. Hari ini, kelas mereka keluar secara bersamaan jadi mereka bisa langsung untuk ngumpul.Kalau Naufal? Anak itu tadi katanya mau ke fakultas Aisyah dulu, dia mau memastikan Aisyah masih ada kelas lagi atau tidak. Jadi, saat ini hanya berkumpul Rey, Arfan dan juga Dimas. Seperti biasa, sore-sore begini mereka memilih ngaso di bawah pohon yang berada di halaman fakultas mereka. "Lu yakin?" tanya Dimas."Iya, gua yakin kok. Gua udah sembuh. Lu liat aja kaki gua udah sembuh gini," kata Rey. Sebenarnya tidak benar-benar sembuh. Hanya lebih lumayan ketimbang hari kemarin.Sedangkan Arfan, sejak tadi sepertinya dia tengah sibuk dengan isi pikirannya sendiri. Dia tidak ikut mengobrol dengan Rey dan Dimas. Rey yang menyadari jika Arfan sedang dengan dunianya segera menyenggol Arfan."Lu apaan sih, Rey? Main senggol aja, lu pikir gua ubin? Lu pikir gua dinding bisa lu senggol?""Lagian lu kenapa? Kayak

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Seperti Dejavu

    Rey menghapus air matanya yang terus saja mengalir meski sudah berusaha untuk ditahan oleh Rey. Rasa sesak itu belum hilang dari dada Rey. Jujur saja, kenyataan tentang kehamilan Aisyah itu membuat Rey terus kepikiran. Rey masuk ke dalam rumah ketika Aisyah masuk ke dalam kamarnya menyusul Naufal, saat itu Rey diam-diam masuk ke dalam kamarnya. Namun, sampai di dalam kamarnya Rey masih tak bisa menghentikan air mata yang terus saja mengalir bak anak sungai di pipinya. Rey tahu hal ini cepat atau lambat akan terjadi, pernikahannya dengan Naufal hanyalah pernikahan kompromi yang hanya ingin mendapatkan anak. Dan sekarang, Naufal ataupun Aisyah sudah tidak membutuhkan dirinya lagi. Sesal memang tidak datang sejak awal. Andaikan dulu Rey bisa meyakinkan Aisyah bahwa dia bisa memiliki anak tanpa harus melibatkan Rey, mungkin pernikahan ini tidak akan terjadi. Andai setiap kali Dimas menawarkan untuk bekerja di toko orang tuanya Rey sanggupi tanpa perlu pikir panjang, mungkin Rey tidak akan

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Terbongkarnya Kehamilan Aisyah

    "Kak Rey," panggil Cindy dengan setengah teriak.Akhirnya, setekah beberapa hari Cindy tidak ketemu dengan Rey. Kali ini Cindy sangat bahagia karena dia bisa ketemu dengan Rey, meskipun saat ini Rey tengah bersama dengan tiga temannya yang lain. Cindy tidak peduli, yang penting dia bisa ketemu dengan Rey.Berbeda dengan Cindy yang tampak bahagia karena bisa ketemu dengan Rey, Naufal tampak tak suka ketika Cindy berjalan mendekati mereka. Naufal ingat ketika di mana Rey sedang bersama dengan Naufal dan tiba-tiba Cindy ini menelpon Reu dan mengajak Rey untuk ketemuan."Akhirnya ketemu juga," ucap Cindy setelah dirinya sampai di dekat Rey. Cindy langsung duduk di samping Rey, tidak peduli dengan ketiga teman Rey yang ada di sana sambil melihat sikap Cindy yang cukup clingy terhadap Rey."Ada apa, Cin?" tanya Rey."Kangen tahu," ujar Cindy sambil terlihat manja dengan Rey. Rey tidak menyangka dengan sikap Cindy yang tiba-tiba itu, Rey cukup risih. Padahal, Cindy sudah biasa seperti ini de

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Naufal Mulai Cemburu

    Sebelum subuh, Rey sudah berada di kamar mandi kareena merasakan mual yang tak terkira. Sudah berulang kali dia memuntahkan isi perutnya, tapi mualnya itu tetap tak juga hilang."Huek ... Huek ...."Rey merasa sangat lemas, belum lagi kakinya yang sekarang malah terlihat bengkak. Padahal, semalam seperti tidak apa-apa. Untuk jalan Rey merasa sangat kesulitan, sekarang Rey harus merasakan lemas karena mual."Gua kenapa, sih? Perasaan mualnya nggak ilang-ilang dari kemarin," keluhnya.Rumah masih sepi, karena ini memang masih belum masuk waktu subuh. Mungkin Naufal atupun Aisyah masih terlelap tidur. Untung Rey merasakan mual ini sekarang, entah jika nanti. Rey hanya tidak ingin membuat Aisyah ataupun Naufal harus merasa khawatir dengan dirinya. Cukup dengan numpang makan dan tinggal gratis di rumah ini saja. Rey tak ingin merepotkan mereka dengan hal lain.Di sisi lain, Aisyah terbangun karena merasa kebelet pipis. Aisyah melirik Naufal yang masih terlelap. Setelah memasang kembali jil

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Api Cemburu

    Sampai di rumah, Aisyah sudah tampak berdiri di teras kontrakan mereka yang sederhana itu. Rey turun setelah Naufal membukakan pintu mobilnya. Dan itu tidak lepas dari pandangan Aisyah, seketika hati Aisyah terasa terbakar. "Loh, kok kamu ada di luar?" tanya Naufal.Aisyah tak menjawab, dia masih menatap tajam ke arah Rey yang berjalan dengan kaki pincang. "Dia kenapa?" tanya Aisyah dengan nada yamg sangat kentara jika dia marah terhadap Rey. Pertanyaan itu dia tujukan pada Naufal.Rey memilih menundukkan kepalanya, karena selain karena Rey sedikit takut Aisyah marah, Rey juga sedang berusaha untuk menyembunyikan merah di bagian lehernya akibat perbuatan Naufal. "Itu yang aku bilang tadi, Syah," kata Naufal sambil melirik Rey yang masih menunduk. Naufal sebenarmya juga tak tenang saat tahu Aisyah sudah menunggu mereka, Naufal takut jika Aisyah melihat bekas perbuatannya di leher Rey. "Rey tadi jatuh dari motor.""Kok bisa?" Aisyah menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya dia naik motor

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Di balik Rasa Khawatir

    "Aw, sakit tahu, Fal," keluh Rey. Karena kakinya tersentuh kasa seperti itu makin tambah perih saja."Apa gua bilang! Ngeyel, sih. Untung lu nggak apa-apa," protes Naufal sambil membersihkan luka di kaki Rey.Rey yang tadinya sedang mencoba motor gede milik Dimas berakhir tragis dengan mencium aspal yang membuat kakinya luka. Lengan sebelah kirinya juga seperti patah, cuma sepertinya, karena sampai saat ini Rey masih kekeh tak mau dibawa ke rumah sakit. Suasana seru itu langsung berubah panik saat Rey terjatuh dari motor gede milik Dimas. Orang-prang yang ada di taman itu juga sempat panik dan berkerumun untuk melihat Rey. Tapi akhirnya mereka pergi juga setelah tahu Rey hanya lecet sedikit."Sorry, Dim. Gua nggak sengaja," kata Rey yang merasa bersalah. Ini semua terjadi dengan tiba-tiba, Rey menjadi sangat pusing dan mual saat sebelum kejadian jatuh tersebut. Pusing dan mual yang datang tiba-tiba. Rey yang tak fokus itu akhirnya terjatuh juga. "Gua ganti deh. Kayaknya itu spion mot

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status