Share

3| Kaivan licik

"Gue batalin aja Dis, kesepakatan kita kemarin, " tutur Kimberly dengan berat hati, saat menemui Diska di sebuah cafe.

Perasaanya saat ini berkecamuk, ingin mundur dan membatalkan perjanjian dengan Adis, tapi iya juga butuh uang. Apalagi sedikit uang itu sudah iya pakai untuk berobat Papahnya. Tapi jika diteruskan mau taro dimana mukanya? jika ternyata Kaivan mengenalinya di kantor.

"Kenapa Kim? apa lo gagal bikin dia ilfil? dan engga jadi batalin perjodohan gue?"

Kimberly menghela nafasnya kasar, karena bingung harus bagaimana lagi.

"Bukan cuma itu Dis," jawab Kim dengan ragu, "Lelaki yang akan dijodohkan sama lo, adalah atasan gue di kantor, "

UHUK UHUK UHUK!

Seketika Diska terbatuk karena tersedak--kopi yang baru saja diminum. Kimberly pun jadi panik, lalu menepuk-nepuk punggung Diska dengan pelan.

"Lo engga bercanda kan? atasan Lo yang mana Kim? gue bahkan engga tau mau dijodohin sama siapa."

Engga heran lagi sebenarnya dengan Diska, temanya satu ini memang cuek sekali dalam urusan apapun. Bahkan lelaki yang akan di jodohkan dengan Dia saja, Diska tidak tahu. Yang akhirnya, membuat Kimberly jadi masuk kekandang singa.

Pagi kembali menyapa, kini Kimberly pun kembali ke aktifitasnya kembali. melakukan segelintir pekerjaanya dikantor. berkali-kali iya mencoba fokus, tapi sayang, fokusnya buyar. Karena rasa takut yang menggelayutinya.

"Woyy pagi-pagi udah ngelamun aja lo," tegur Vivi membuyarkan lamunan Kimberly.

Membuat Kimberly jadi mengerjap kaget, kemudian menatap Vivi dengan lesuh.

"Lagi ngga semangat gue vi," tutur Kim mendesah.

"Alah masih pagi udah ngga semangat aja lo, semangat dong. Gimana mau dapet jodoh"

"Ck, ngga ada hubungannya kali, gue yang ngga semangat Sama ngga dapet jodoh," jawab Kim terheran.

Brakkk!

Kimberly terkejut, dengan reflek mendorong kursi yang iya duduki dengan keras. Saat Kaivan tiba-tiba datang, keruang editor. Ada perasaan takut, yang terpampang diwajah Kimberly, saking paniknya melihat Kaivan diruangan itu.

begitu juga dengan Vivi, tidak kalah kaget. menegakkan tubuh saat ada didepan bos besarnya.

"Pagi pak Kaivan, ada perlu apa pak?" Sapa Vivi dengan sopan.

Kimberly bahkan meneguk salivanya susah payah, tanpa mampu memperlihatkan wajahnya didepan Kaivan. Rambutnya yang cukup panjang, iya biarkan menutupi setengah wajahnya. agar Kaivan tak mampu mengenali Kimberly.

"Astagah! Kamu-" Kaivan memberi jeda "Rambut kamu tidak sesuai Sop kantor!" lanjutnya marah.

Membuat Kim jadi gelagapan tak karuan, mengigit bibir bawahnya dengan gugup. Lalu menghela nafas lega, karena Kaivan malah salfok dengan rambutnya.

"Kim! rambut mu kenapa seperti Kuntilanak? cepat rapikan," titah Pak Handoko yang baru tiba.

"I.. Iya Pak baik."

Dengan senang hati Kimberly setuju, dan membungkukkan badanya sebelum pergi.

Ada perasaan lega saat iya meninggalkan ruangan itu, setidaknya Kimberly menjadi aman.

keluar dari toilet, penampilan Kimberly kini terlihat lebih rapih. Rambutnya yang panjang, iya kuncir tinggi seperti ekor kuda. lalu berjalan gontai dan kembali lanjut bekerja diruangan yang sudah tidak ada kehadiran Kaivan.

Ting!

disela-sela aktifitasnya, suara notif pesan masuk berbunyi. Saat itu juga Kimberly meraih ponselnya yang tergeletak disamping meja. Desahan berat iya hempaskan lewat mulut, saat melihat nomor siapa yang tertera.

Diska [Kim atasan lo, Kaivan. Dia minta ketemuan lagi Di cafe starlight jam 8. Gue harap kali ini lo bisa gagalin perjodohan gue :) please! ]

Baru aja dia lega karena bisa menghindar dari atasanya itu, tapi malam ini malah harus bertemu kembali. Memutar otak, dan berfikir sekeras mungkin. Itulah saat ini yang iya lakukan, agar mendapat cara jitu menggagalkan perjodohanya ralat Diska.

Seperti Pertemuan pertama,terlebih dahulu Diska mendandani Kimberly di sebuah salon. Agar penampilan temanya itu bisa sebeda mungkin, rupanya Diska juga takut jika penyamaran Kimberly ketahuan. bisa-bisa iya digantung oleh kedua orang tuanya.

Setelah dirasa siap, Kimberly kini sudah sampai dicafe starlight. Kali ini Kaivan lebih dulu sampai dimeja yang memang sudah dibooking. jika pertemuan pertama lelaki itu hanya sendiri, berbeda dengan sekarang. Dia datang bersama Arvelio sahabat sekaligus staff Di kantornya juga.

"Malam," sapa Kim berasa-basi, lalu menggeser kursi dan duduk.

Kaivan mengangkat kepalanya, sedari tadi dia asyik bermain dengan ponselnya. Entah apa yang iya lihat Kimberly pun masa bodo. Dari samping bisa Kimberly rasakan , tatapan Arvelio terus mengarah kearahnya. Ngga mau salah tingkah, Kimberly berlagak cuek tak peduli.

"Malam juga, aku pikir kamu tidak akan datang. Mengingat kamu sepertinya tidak menginginkan perjodohan ini," ucap Kaivan dingin tanpa berekspresi.

Kim tersenyum kecut, sedikit mencibir lelaki didepanya didalam hati.

"Hahah Iyakah? Kamu salah sangka sepertinya. Aku memang seperti ini kok orangnya, lagi pula kemarin itu aku hanya terkejut, dengan tindakan kamu yang terlalu terburu-buru. Bukankah kita baru saja memulai?" jawab Kim bohong.

Dari sini Kim memulai aksinya, disaat Kaivan mengajaknya bicara. iya justru melakukan hal konyol yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.

mengupil didepan Kaivan serta Arvelio, adalah jurus terbaru yang dilakukannya. Entah lah dirinya pun ilfil melakukanya, jika tidak sandiwara seperti ini.

"Van! elo yakin mau sama nih cewe?? aneh gitu anjir! geli gue," bisik Arvelio pada Kaivan, namun masih bisa didengar Kimberly dengan jelas.

"Gue yakin abis ini lo pasti ilfil," batin Kim bergumam.

Yang dilakukan Kim sama sekali tidak membuat Kaivan jijik, bisa iya lihat, Kaivan menatap tanpa berekspresi. Sementara Arvelio udah berkidik merinding melihat kelakuan wanita didepanya.

"Elo yakin? mau tetep lanjutin perjodohan kalian? nih cewe aneh gue rasa. Ada kelainan," bisik Arvelio kembali.

Sebuah senyum kemenangan terbit, Karena cara Kim kali ini sepertinya berhasil, bahkan Arvelio saja yang terkenal buaya nya kantor, mulai ilfil melihat kelakuanya.

"Baca dan tanda tangan," singkat, padat dan dingin. Itulah kata Kaivan.

Dengan segera Kimberly membaca secarik kertas yang diberikan, melebarkan mata saat tau isi dari kertas putih tersebut.

"Kamu gilak? ini namanya Kamu memanfaatkan Aku," sewot Kim membelalak, menatap Kaivan penuh kebencian.

Meskipun Perjodohan ini bukan untuknya, tapi Kim yakin. Diska pun akan marah jika diperalat lelaki ini.

"Pilihan ada Di kamu, Jika tetap menolak, aku tidak yakin perusahaan Kedua orang tuamu akan terus aman tanpa masalah," ancam Kaivan.

Ada perasaan emosi menghadapi lelaki dingin didepanya. Di surat tersebut tertulis, keduanya tidak boleh memutuskan perjodohan . Sekalipun sampai menikah, sampai Kaivan berhasil mendapatkan hak waris penuh untuknya. Kalau menolak Perusahaan orang tua Diska akan dihancurkan Kaivan.

"Aku tidak menyangka, jika seorang-Ceo Perusahaan. Seperti kamu begitu menggilai harta serta licik seperti mu," tutur Kim tersenyum angkuh.

"Ternyata emang pantas julukan Lelaki dingin serta kanebo kering yang Di lontarkan oleh para karyawanmu,"

"Loh kok Kamu tau jika Kaivan mendapat julukan itu Di kantornya?" Arvelio kali ini ikut bicara, saat Kim tanpa sadar tidak sengaja mengatakan suatu hal yang seharusnya tidak diketahui oleh orang luar seperti Diska.

Reflek saat itu juga Kimberly tersadar, melebarkan matanya saat tahu Dia sudah keceplosan.

"Jangan-jangan kamu-"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status