“Aku akan tetap menikahinya meski Mama dan Papa melarangku!”
“Kala?? Dia masih terlalu kecil untuk kamu. Lebih baik kamu kembali pada Aluna daripada kamu menikahi gadis yang tidak jelas asal-usulnya! Apa kamu sudah gila mau menikahi gadis kampungan itu?”
“Setidaknya dia masih jauh lebih baik daripada Aluna!”
“Apa kamu bilang?!!” Dion kesal mendengar ucapan Kala. Tanpa ragu, dia langsung menampar wajah Kala dengan tenaganya yang cukup kencang.
PLAKKK!!
Wajah Kala langsung terlempar ke samping. Lisa yang berdiri di dekat putranya langsung membeliakkan kedua matanya dengan geram.
“Apa permasalahan yang terjadi pada keluarga kita masih belum cukup untuk menyadarkan kamu kalau keluarga kita sedang dalam masalah besar!!??” Dion murka. Dia hampir menampar wajah Kala kembali.
Tapi, tidak peduli semarah apapun kedua orang tuanya padanya untuk tidak memberikannya restu pada pernikahannya dengan Sienna, Kala tetap menikahi gadis yang berbeda usia 17 tahun dengannya itu.
Malam hari setelah keduanya resmi menjadi suami dan istri, Kala memberikan sebuah map pada Sienna.
“Baca dengan hati-hati dan jangan sampai kamu melakukan kesalahan. Karena setelah kamu menandatangani surat perjanjian itu, maka itu artinya kamu telah setuju dengan seluruh isi yang tertulis di kertas tersebut.”
Sienna pun segera membaca isi dari tiga lembar kertas putih tersebut. Dengan sangat hati-hati Sienna membacanya dan tidak ada alasan untuknya untuk tidak menyetujui seluruh isi dari tulisan itu.
“Meskipun aku merasa sangat dirugikan dalam pernikahan kontrak ini, tapi aku tetap tidak punya pilihan lain selain harus menerima semua isi perjanjian yang telah Om buat.” Ucap Sienna sambil menaikkan pandangan matanya ke arah Kala yang berdiri tidak jauh darinya.
Kala hanya diam tanpa membalasnya.
“Dari awal Om mengajak aku ke sini adalah untuk membeli tubuhku dan juga diri aku, termasuk perasaan aku sebagai pelunasan semua hutang kedua orang tua aku pada Om. Jadi, apapun yang merugikan aku, aku akan tetap berusaha menerimanya termasuk memberikan sel telurku pada Om.” Sienna mengatakan dengan suara lirih.
Kemudian, dia bangkit dari kursi dan berjalan mendekati Kala yang masih terdiam di dekat cermin.
“Aku akan melakukan tugasku sebagai istri Om Kala selama 730 hari lamanya. Aku akan menjadi istri yang baik, istri yang patuh, dan juga aku akan melahirkan anak untuk Om Kala. Tetapi, tolong bebaskan aku setelah 730 hari itu berakhir. Aku mohon.” Sienna menatap lirih dengan mata berkaca sambil menyentuh kedua bahu Kala lalu menjatuhkan kepalanya pada sandaran dada Kala.
Kala bergeming sesaat sambil menegukkan savilanya. Dia tidak mampu berkata-kata untuk mengatakan janji atas permintaan Sienna tersebut.
“Cepat tanda tangani surat perjanjian itu agar pernikana kontrak kita menjadi sah.”
Kedua tangan Sienna segera menjauh perlahan dari bahu Kala, lalu dia meraih pena di atas meja dan menandatangani surat perjanjian itu tanpa ragu.
Setelah selesai menandatangani surat perjanjian itu, Sienna dengan berani melepaskan seluruh pakaiannya di depan Kala. Tanpa menggoda Kala sedikit pun, Sienna meminta Kala untuk segera menyentuh seluruh anggota tubuhnya tanpa ada yang terlewat dari sentuhan jari jemarinya setitik pun.
Kala pun tetap terdiam sambil menatap seluruh tubuh Sienna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak disangka olehnya kalau Sienna memiliki tubuh yang indah, hingga membuatnya tidak sanggup menahan hasrat birahinya dan Kala pun langsung meraih tubuh Sienna dan menciumnya dengan ciuman yang sangat mesra.
Ciuman Kala disambut oleh Sienna yang membalas ciuman pria dewasa itu dengan gerakan bibir yang sama. Lalu, keduanya saling berciuman dan saling berpelukan secara menggebu.
Kala mulai mendorong perlahan tubuh Sienna mendekati ranjang dan dia pun menjaga tubuh Sienna agar tubuh Sienna tidak sampai terjatuh ke lantai, melainkan jatuh ke atas ranjang.
Setelah berhasil mendudukan Sienna di atas ranjang tanpa melepaskan ciumannya, Kala pun mulai menjelajah seluruh tubuh Sienna dengan bibirnya. Dia menciumi seluruh bagian leher hingga area panggul Sienna.
Kini, desahan liar telah memenuhi seluruh sudut kamar yang cukup luas itu. Sienna pun tak mampu menghindari serangan nikmati dari seluruh gerakan yang Kala lakukan padanya.
Akan tetapi, ketika area inti milik mereka masing-masing mulai saling bersentuhan dan Kala telah berhasil memasukkannya, tiba-tiba saja gerakan tubuh Kala berhenti seketika.
Tanpa banyak bicara, Kala segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Sienna lalu meminta Sienna untuk segera keluar dari kamar itu.
Sienna pun jadi bingung dengan sikap dingin Kala yang secara tiba-tiba saja mengusirnya di saat mereka baru selesai pemanasan untuk bercinta. Tapi, kembali ke kamar untuk bertanya pun Sienna tidak memiliki keberanian. Akhirnya Sienna menepikan dirinya di salah satu taman yang berada di area kediaman rumah itu.
Sienna duduk dengan sorot lampu yang tidak terlalu terang. Dia menghembuskan nafas kasar beberapa kali sambil menatap kolam ikan di depannya.
“Apa aku telah melakukan kesalahan sama Om Kala tadi?” Sienna mulai bergumam sendiri dikesendiriannya saat ini.
“Dia kan pria dewasa, sedangkan aku masih terlalu kecil untuk pria seusianya. Pasti dia merasa tidak puas dengan pelayanan aku tadi. Tapi, wajar kan kalau aku tidak bisa memuaskannya di malam pertama kami? Secara aku belum pernah melakukannya, bahkan ciuman pertama aku pun dengannya. Jadi, seharusnya dia bisa paham dengan hal itu. Dia seharusnya bisa memaklumi kekakuan aku dan dia justru seharusnya mengajari aku caranya berciuman dan juga caranya bercinta. Bukannya malah berhenti di saat aku sudah bisa merasakan rasa itu akhirnya. Parahnya lagi, dia malah mengusir aku! Sungguh. Aku tidak habis pikir dengannya!!” Sienna mendengus kesal sambil bersedekap.
Lalu, tiba-tiba saja Sienna mencium aroma asap rokok yang semakin menyengat hidungnya. Sienna pun segera mencari asal dari aroma asap rokok tersebut di sekitarnya.
Kemudian, sosok seorang laki-laki yang sedang berdiri di bawah pohon sambil mengepulkan asap rokok langsung mengagetkan Sienna, lantaran sosok itu terlihat samar di matanya ketika kegelapan lebih menyamarkan sosoknya daripada cahaya terang dari lampu taman.
“Kala itu cerdas.” Ucap orang itu, yang baru menoleh ke arah Sienna setelah dia mengecilkan volume suara earphone di telinganya.
Betapa terkejutnya Sienna begitu dia mengetahui kalau sosok itu adalah Kava.
“Ka-kamu???” Sienna panik. Dia kebingungan sendiri antara ingin pergi dan juga tetap berada di sana.
Tapi, tarikkan tangan Kava langsung menghentikan gerakan tubuh Sienna. Dengan sengaja Kava mendekati wajah Sienna dan menatapnya dari jarak yang sangat dekat.
Hanya beberapa detik saja, lalu Kava mencium bibir Sienna dan membuat lumatan basah dari penyatuan bibir di antara mereka.
Tapi, ciuman itu tidak diterima oleh Sienna. Sienna berusaha menghindari ciuman Kava dengan memberontak tubuhnya dari cengkraman kuat Kava, dan setelah dia berhasil melepaskan ciuman itu, tanpa ragu Sienna langsung menampar Kava dan memakinya dengan decitan tajam.
PLAKK!!
“Brengsek kamu! Kamu pikir, aku barang yang bisa dipakai sesuka hati sama kamu dan Kakak kamu, Kala!!??”
“Bukannya kamu memang dijual dan menjual diri kamu pada keluarga Sailendra?” Kava membalas perkataan Sienna dengan balasan nakal yang menyakitkan.
“A-apa kamu bilang??”
“Jangan munafik jadi perempuan! Tubuh kamu itu sudah aku cicipi duluan tanpa sengaja. Kala yang tidak mengetahui hal itu tentu saja marah saat dia tahu kalau perempuan yang baru saja dia nikahi ternyata sudah tidak lagi perawan! Makanya Kala mengusir kamu tadi.”
Sienna terkejut saat mengetahui hal itu.
“Apa kamu tidak sadar kalau kamu telah masuk ke dalam kandang singa yang akan membuat kamu terus berada dalam ketakutan seumur hidup kamu— mulai sekarang?”
“Apa maksud ucapan kamu itu?”
Dengan membisiki telinga Sienna, Kava pun memberitahu sebuah rahasia yang belum diketahui oleh Sienna tentang keluarganya.
“Sailendra. Kami adalah keluarga mafia yang sangat menyukai hal-hal yang beraroma ilegal dan juga pembunuhan. Bisa jadi kamu dan keluarga kamu adalah target Kala yang selanjutnya.”
Seringai tajam dari senyuman Kava benar-benar membuat Sienna ketakutan.
***
Langkah kaki Sienna bergerak sangat cepat menuruni banyak anak tangga dari tangga darurat yang ada di Hotel itu. Mengingat waktu yang dia punya tidaklah banyak, Sienna semakin mempercepat langkah kakinya. Setelah menuruni lebih dari empat lantai, akhirnya Sienna bisa menemukan Kava di lantai enam. Sienna pun langsung merasa lega dan langkah kakinya menjadi dia perlambat saat ingin menghampiri Kava yang sedang duduk sendirian di salah satu anak tangga sambil mendengarkan musik melalui eraphone di telinganya. Tanpa memanggil nama Kava lebih dulu, Sienna duduk di samping Kava lalu dia meraih salah satu tali earphone dan memasangkannya ke telinganya untuk mengetahui lagu yang sedang Kava dengarkan saat ini. Kemunculan Sienna yang secara tiba-tiba sudah ada di sampingnya membuat Kava langsung tersentak kaget. Sienna pun memberikan senyuman hangat dan tatapan mata yang teduh pada Kava. “Senyumanmu selalu berhasil menena
“Katanya, dia terluka karena aku. Padahal, akulah yang terluka karenanya.” Itulah pengakuan Kava, sebelum akhirnya Kava tertidur di atas pangkuan Sienna di dalam mobil. Sementara Kala mengurus masalah yang sedang Kava hadapi dengan bijak. “Kamu bisa melihatnya bukan, apa yang terjadi pada Sabira? Ha!!?” Victo menunjuk ke arah Sabira yang sedang terbaring di atas ranjang dengan murka. Kala hanya diam saja tanpa mau berkomentar soal kondisi Sabira saat ini. “Aku tidak akan melibatkan kedua orang tua kita, asalkan kamu mau melakukan tiga hal padaku.” “Apa tiga hal yang kamu inginkan dariku?”** “Aku ingin menikahi Sienna.” Kava sudah mengetahui hal itu dari Sienna. Hanya saja, saat keinginan itu diutarakan secara langsung oleh Kala padanya, ternyata Kava merasa sakit dan sulit untuknya merestui hubungan Kakaknya dengan perempuan yang sangat dia cintai itu. Tidak seperti saat dirinya mudah memb
Sienna hanya ingin bermalas-malasan saja sepanjang hari ini. Dia hanya ingin diam di atas ranjang tanpa melakukan apapun, hanya itu saja kegiatan yang sudah dia agendakan untuk dirinya sendiri. Tetapi, suara bel rumahnya terpaksa membuat tubuhnya harus bergerak.Ting-tong... ting-tong... Sienna segera membangkitkan tubuhnya dari atas ranjang di tengah renungannya yang tidak ingin dia akhiri, walau sudah 5 jam lamanya dia hanya membeku di bawah selimut tapi dia tetap ingin berada di posisinya lebih lama lagi. Cklek, Sienna terpaksa menerima kedatangan tamu itu. Tamu yang ternyata adalah Kala. Baik Sienna maupun Kala langsung saling terdiam dengan canggung satu sama lain. “Bolehkah aku masuk ke dalam?” “I-iya. Silahkan.” Sienna mengizinkan Kala masuk ke dalam rumahnya dan Kala pun mengikutinya dari belakang. Saat Sienna mempersilahkannya untuk duduk di atas sofa, tempat biasa Kala
“Apa yang terjadi denganmu?” “Aku ingin mati saja.” Deg! Kala syok sekali begitu mendengar ucapan Kava yang sangat diluar ekspektasinya. “Bolehkah aku bunuh diri saja sekarang juga?” “Kenapa? Apa alasannya sampai kamu ingin bunuh diri sekarang?” “Masa lalu yang tiba-tiba saja menyengat sesekali di dalam ingatanku tentang seorang perempuan yang sangat aku cintai.” Deg! Kala kembali tersentak kaget. Ingatan Kava yang dia pikir akan pulih secara tiba-tiba membuatnya merasa ketakutan. “Tapi, perempuan itu bukanlah Sabira. Bukan dia...” Kava menaikkan wajahnya perlahan lalu menatap Kala dengan lirih dan dengan mata berkaca. “Apa kamu bisa memberitahu aku, siapa perempuan itu?” Kala kebingungan untuk menjawab pertanyaan Kava. Dia tidak bisa memberitahu siapa sosok perempuan itu karena dia juga sangat menginginkan Sienna menjadi miliknya seutuhnya. “Tolong berit
“Argaza tidak bisa menyelesaikan misi itu dengan baik, jadi baiknya dia diganti saja dengan Tuan muda Kava karena di tangannya misi itu akan mudah dia selesaikan dengan baik.” “Pria itu memang tidka berguna.” Kala memekik pelan. “Sudah dari awal aku tidak yakin meletakkan dia pada misi ini sekalipun dia hanya sebagai umpan saja.” Gumamnya, sambil menatap ke luar jendela menara di lantai 35. “Lantas, bagaimana dia bisa lolos dari serangan musuh klien?” Dengan berat hati Bian pun menceritakan kronologinya yang dia ketahui saja. Setelah mengetahuinya, Kala langsung geram dan sangat murka pada Argaza. Saking murkanya, kedua tangan Kala sampai mengepal erat sambil merasakan amarah yang luar biasa atas kebodohan yang telah Argaza lakukan. Tanpa pikir panjang, Kala langsung mendatangi Argaza yang masih berada di kediaman rumahnya. Serangan kemarahan Kala langsung menghantam seluruh wajah dan beberapa bagian tubuh dengan pukulan kuat tangannya. Para pengawa
Ting-tong... ting-tong... Sienna langsung membuka pintu rumahnya begitu dia mendengar bunyi bel berulang kali dengan jeda panjang. Tanpa melihat terlebih dahulu siapa tamu yang datang, Sienna langsung menerima kedatangan tamu itu, tamu yang sangat tidak terduga olehnya. “Halo, Sienna sayang. Apa kabar kamu?” Melihat sosok orang yang ada di hadapannya saat ini membuat Sienna ingin marah dan memakinya habis-habisan, tetapi... Tiba-tiba saja orang itu memeluk Sienna dan mengatakan, “Ibu kangen sama kamu, Sienna.” Sienna tidak ingin mempersilahkan wanita itu masuk, tapi dia juga tidak bisa menolak kehadirannya. Ranum pun langsung berjalan masuk ke dalam rumah Sienna dan duduk di atas sofa. Sementara Sienna masih dibuat syok oleh kehadiran Ranum yang muncul kembali di depannya secara tiba-tiba. Sienna diam mematung sambil memandangi pilu Ranum yang justru tampak biasa saja, seperti tidak pernah melakukan ke