Tidak Ingin dijodohkan dengan laki-laki pilihan ibu tirinya, Sekar nekat kabur dari rumah dan pergi ke kota hanya dengan membawa ijazah dan beberapa baju saja. Sekar bertekad mendapatkan pekerjaan yang baik agar bisa melanjutkan kuliah untuk mengubah hidupnya. Dunia Sekar berubah saat seorang laki-laki bernama Bima, yang merupakan pemilik perusahaan tempatnya bekerja sebagai office girl, memberikan penawaran untuk berpura-pura menjalin hubungan dengannya. Sekar dihadapkan dengan pilihan yang sulit, dia tidak ingin masa lalunya terbongkar.
View MoreSuara cangkir yang berdentum keras membuat dua orang yang ada di ruangan itu terkejut, seorang laki-laki yang sedang berbicara melalui ponsel di sudut ruangan segera menghentikan pembicaraannya, lalu berjalan menuju sumber suara.
Tampak seorang wanita, dengan muka pucat pasi yang sedang memegang gagang pintu langsung berbalik badan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Untuk pertama kalinya Sekar bertatap muka dengan atasannya, padahal sudah 1,5 tahun bekerja di perusahaan itu.
“ Siapa yang meletakan gelas itu di meja?” seru laki-laki bertubuh kekar itu dengan tatapan sinis ke arah tumpukan berkas yang terkena tumpahan minuman.
“ Maaf Pak Bima, saya yang meletakkannya di situ, karena tadi bapak yang meminta saya,” jawab Sekar tidak mau sepenuhnya disalahkan.
“ Apa kamu tidak melihat ada meja lain di ruangan ini?” serunya dengan mimik muka kesal.
Melihat ekspresi muka Pak Bima yang begitu menyeramkan membuat Sekar ketakutan, bukan takut dengan ekspresi sangar laki-laki itu, tapi khawatir jika dirinya akan kehilangan pekerjaan.
“ Ma…af pak, saya tadi….” entah kenapa Sekar tak bisa melanjutkan kata-katanya, hanya bisa menunduk dengan tangan yang masih memegang erat nampan.
“ Sudah jangan banyak alasan! bersihkan meja saya dan pastikan berkas itu tidak rusak! “ ucap Bima lalu berjalan menuju sofa, menunggu Sekar membersihkan meja.
Suara ketukan pintu terdengar, terlihat seorang wanita dengan rambut sebahu bergegas mencari tahu apa yang sedang terjadi di ruangan atasannya, wanita itu adalah Lastri sekretaris Bima
“ Maaf Pak Bima, tadi saya dengar bapak berteriak, ada apa ya pak? “ tanya Lastri.
“ Lihat saja, “ jawab Bima dengan menunjuk jarinya ke arah Sekar yang sedang membersihkan meja.
Lastri bergegas menuju ke arah meja untuk membantu Sekar, dia tahu betul jika Pak Bima sangat perfeksionis dalam banyak hal.
“ Sekar..kok bisa begini sih, “ bisik Lastri pada Sekar.
Sekar berkaca-kaca menahan air mata, “ Aku juga ga tau mbak, “ jawabnya dengan nada lemas.
“ Ayo aku bantuin, biar cepet selesai, “ ucap Lastri masih dengan berbisik.
Tidak berselang lama meja tersebut sudah rapi kembali, Lastri memegang berkas yang basah terkena air teh.
“ Permisi pak, mejanya sudah rapi, saya akan print ulang berkasnya, tapi sepertinya meeting hari ini akan ditunda, “ ucap Lastri dengan hati-hati, sedangkan Sekar menunduk di sampingnya.
“ Oke, kita re-schedule meetingnya, pastikan berkas itu sudah selesai sore ini, “ ucap Bima dengan nada tegas, lalu beranjak dari sofa meninggalkan Sekar dan Lastri.
Lastri langsung memberikan isyarat untuk segera keluar dari ruangan itu pada Sekar, gadis muda itu mengikuti langkah Lastri.
“ Mbak Lastri gimana nih? berkasnya rusak ya?” tanya Sekar dengan cemas.
Lastri meletakan berkas itu di mejanya, “ Yang pasti ga mungkin pakai berkas itu untuk meeting, aku akan cetak lagi, udah gak apa-apa jangan terlalu cemas, kamu tumben sih sembarangan naro cangkir Pak Bima?” tanya Lastri penasaran.
Sekar bingung menjelaskanya dan hanya menghela nafas panjang, “ Kayanya aku kurang minum deh mbak, “ ucap Sekar seraya melihat nampan yang di pegangnya.
“ Enggak cuma kurang minum tapi juga kurang makan, udah sana beli makan dulu, aku bakalan pulang telat nih siapin berkasnya,” ujar Lastri.
“ Maaf ya mbak, aku temenin lembur deh, gak apa sesekali aku ijin kuliah, kata mbak kan aku nggak usah terlalu rajin hehehe, “ ucap Sekar mencairkan suasana yang kaku.
“ Hahahaha dasar, emang aja kamu mau bolos kuliah, pake alasan nemenin lembur, ya udah aku titip beli makan yah, nih uangnya, “ Lastri menyerahkan lembar uang 50.000 pada Sekar.
“ Nggak usah mbak, aku traktir deh kali ini sebagai permintaan maaf ku, “ kata Sekar.
“ Heh ga usah sok..sok an traktir mending nabung buat bayar SPP, nih buruan, “ seru Lastri.
“ Hehehe terimakasih mba, aku permisi dulu ya, “ ucap Sekar lalu beranjak dari hadapan Lastri menuju pantry.
Sekar meletakan nampan dan cangkir tersebut di wastafel, dengan langkah perlahan meraih kursi yang tak jauh darinya, lututnya lemas tak bertenaga.
“ Ya ampun Sekar….ceroboh banget sih kamu!, tadi pagi nginjek buntut kucing sekarang berurusan sama si bos! “ gerutunya dengan suara perlahan.
***
Sekar menyeruput minumannya seraya melihat ke atas awan, dia sedang menunggu Lastri di rooftop garden untuk makan siang yang sangat terlambat karena jam sudah menunjukan pukul empat sore saat semuanya bersiap pulang.
Di tempat ini biasanya Sekar menghabiskan waktunya untuk belajar saat semua pekerjaannya telah selesai dan waktu istirahat baginya digunakan untuk belajar. Sekar sangat berharap masalah tadi tidak membuatnya kehilangan pekerjaan.
Kabur dari rumah karena menolak dinikahkan dengan Heru, anak juragan besi yang terkenal playboy adalah sebuah pilihan yang sulit. Dengan berat hati Sekar meninggalkan rumah yang merupakan kenangannya bersama mendiang kedua orang tuanya yang telah dikuasai oleh ibu tirinya.
Dengan hanya membawa ijazah, surat keluarga dan beberapa baju saja, Sekar berhasil sampai di Ibu kota dengan bantuan Risma temannya yang bekerja di Panti Wreda. Nasib baik berpihak padanya, setelah bekerja serabutan dan kemudian mendapatkan pekerjaan di R’L group, perusahaan besar meski hanya sebagai office girl, pekerjaan apapun baginya asalkan halal tidak masalah. Terlebih lagi dia tidak perlu lagi menumpang tinggal di panti Wreda karena merasa sungkan dengan Risma.
Setelah tabungannya mencukupi untuk mendaftar kuliah dan memilih kelas karyawan, Sekar dengan semangat dan yakin meneruskan pendidikannya, dia ingin mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga dapat merebut kembali semua yang telah direbut oleh ibu tirinya.
“ Aduh maaf ya Sekar aku kelamaan, “ terdengar suara Lastri dari arah belakangnya.
“ Enggak apa-apa mbak, aku juga baru sampai sini 30 menit yang lalu kok, “ kata Sekar.
“ Loh kamu belum makan?” Lastri terkejut saat melihat dua kotak makan yang ada di meja masih terlihat penuh isinya.
“ Kita makan bareng yuk mbak, nggak enak makan sendiri, “ kata Sekar cengengesan.
“ Alah…alibi…biasanya juga kamu di sini makan sendirian, bilang aja kamu merasa bersalah iya kan…” Lastri meledek.
“ Hahahah tau aja...sekali lagi maaf ya mbak, “ ucap Sekar masih merasa bersalah.
“ Iya gak apa-apa, ayo kita makan, “ ajak Lastri.
Mereka duduk berhadapan untuk menyantap makanan yang tidak lagi hangat, rasa lapar membuat makanan itu tetap nikmat.
“ Sekarang kamu sudah semester dua ya? kuliah kamu lancar?” tanya Lastri.
“ Alhamdulilah lancar mbak, “ jawab Sekar.
" Kamu pasti kaget ya, karena baru pertama kali berurusan dengan Pak Bima, dia memang orangnya tegas, sangat tegas dan perfeksionis banget, kalau sudah urusan pekerjaan ga ada obatnya deh, untung aja ganteng, " kelakar Lastri.
Tiba-tiba Sekar tersedak saat mendengar kata ganteng yang terucap dari mulut Lastri, dia sama sekali gak pernah memperhatikan secara detail bagaimana wajah atasannya.
" Loh hati-hati Sekar makan ga usah buru-buru, " kata Lastri.
" I...iya mba tadi saking laper jadi buru-buru, " jawab Sekar .
" Pak Bima itu masih single loh...masih misteri kenapa sampai umurnya sekarang 39 tahun belum juga mau nikah, " Lastri menambahi.
Sekar hanya mengangguk, dia tak begitu mempedulikan kehidupan pribadi atasannya, tapi ucapan Lastri menambah pengetahuan dia tentang Pak Bima yang terkenal tegas. Sekar Tidak menyangka umur Pak Bima hampir kepala empat, padahal kalau diingat lagi, postur dan wajahnya seperti umur 30 an awal.
Saat mereka sedang asyik menikmati makanannya, tiba-tiba ponsel Lastri berdering. Melihat siapa yang menelepon, dia langsung mengangkatnya.
“ Iya pak baik, saya sudah selesai makan kok pak, “ jawabnya, lalu menyudahi pembicaraan di telepon.
“ Sekar kita udahan dulu ya makannya, “ kata Lastri seraya merapikan nasi kotaknya.
“ Loh mbak ini nanggung dikit lagi habis, “ protes Sekar, dia tak mau menyia-nyiakan makanan nya.
“ Sekarang kita harus menghadap Pak Bima, ayo cepet, “ ajak Lastri.
“ Kita?” tanya Sekar memastikan.
“ Iya kita, aku dan kamu diminta menghadap sekarang, “ ujarnya.
Wajah Sekar berubah pucat pasi, dia merasa akan ada hal tidak menyenangkan menimpa dirinya.
Setelah beberapa saat menikmati sentuhan bibir Bima, Sekar segera sadar dan membuka matanya. Dia melepaskan diri dari cengkraman Bima, tanpa berkata apa-apa karena rasa malu, Sekar segera berlari keluar menuju kamarnya.Sekar meraih tisu dan mengelap bibirnya, jantungnya masih berdetak kencang, pikirannya kacau karena masih tidak percaya jika dirinya telah berciuman dengan Bima, laki-laki yang sama sekali tidak pernah diharapkan ada dalam kehidupannya apalagi hatinya.“ Sekar!! kamu ceroboh, kamu bodoh, ahhh sial!!” Sekar memaki dirinya sendiri.Meskipun sudah membasuh mukanya beberapa kali, Sekar tidak bisa melupakan pengalaman pertama itu. Yang lebih tidak masuk akal adalah kenapa dia sempat menikmati permainan bibir Bima, laki-laki yang selama ini memperlakukan dia dengan kasar.****Sekar terbangun pukul 05.00 subuh, walaupun baru saja memejamkan matanya selama tiga jam, Sekar tidak ingin terlambat menyiapkan sarapan pagi. Karena semalam Bima mabuk, Sekar berinisiatif membuat sup
“ Kamu tidak pernah minum?” tanya Bima.Sekar menggelengkan kepalanya, “ Nggak pernah pak, “ jawabnya.Bima membuka botol wine yang ada di tangannya, “ Kalau begitu cukup temani saya saja, “ kata Bima.Bima membawa gelasnya keluar, dia duduk di kursi yang ada di teras dan Sekar juga mengikuti. Sesekali dia menatap dalam ke arah Bima yang terlihat tatapannya kosong.“ Kenapa kamu melihat saya seperti itu?” tanya Bima dengan tatapan lurus tanpa menoleh ke arah Sekar.“ Aku bingung, karena tumben bapak baik eh maksudnya sikap pak Bima malam ini aneh, “ jawab Sekar.“ Apa kamu pernah mencintai seseorang? dan sangat ingin bersamanya?” Bima bertanya lagi.Sekar menggelengkan kepalanya, “ Belum pernah pak, sepertinya hidupku bahkan tidak sempat memikirkan hal seperti itu, aku tidak punya waktu untuk hal-hal seperti itu, “ jawabnya.“ Kalau begitu kamu tidak akan pernah tau rasanya ingin bersama dan memiliki seseorang, “ ujar Bima.Sekar jadi tersadar jika hidupnya sangat flat dan membosankan
“ Kamu tidak bisa berbohong di depan ku, terlebih lagi dia bisa bekerja R’L group dengan bantuan mu, “ ungkap Kevin.Sakti merasa tertangkap basah oleh Kevin, ada sedikit kekhawatiran yang muncul karena Kevin adalah orang kepercayaan kakaknya.“ Aku tau batasan nya, tidak akan terjadi apa-apa, “ jawab Sakti, dia tidak mengiyakan tapi juga tidak mengelak.“ Seperti kata pepatah, selalu ada kesempatan selagi janur kuning belum terpasang, “ Kevin meledek.Sakti hanya menanggapinya dengan senyuman, berpura-pura tidak mengetahui mengenai hubungan kontrak yang dilakukan kakaknya dengan Sekar. Dia merasa senang dengan ucapan Kevin jika dirinya memiliki kesempatan, entah kenapa dia menginginkan kesempatan itu.“ Apa kamu takut aku akan mengacaukan hubungan mereka?” tanya Sakti.Kevin tersenyum, “ Tidak, aku sangat mempercayaimu, kedua putra Tuan Rafael tidak akan berebut seorang wanita, “ kata Kevin.****Minggu ini Sekar menjalani ujian semester, dia bekerja keras untuk mendapatkan nilai yan
Di dalam mobil suasana begitu canggung, Bima duduk bersebelahan dengan Sakti yang mengemudikan mobil. Sejak melanjutkan SMA di luar negeri, mereka tidak lagi punya waktu waktu bersama, Mereka memang tidak memiliki masalah tapi juga tidak terlalu dekat.Bima bisa merasakan merasakan jika Sekar dan Sakti merasa tidak canggung dengan keberadaanya.“ Apa kalian sering datang ke tempat itu?” tanya Bima.“ Tidak!” Mereka menjawab secara bersamaan.“ Kami bertemu di tempat itu hanya dua kali itu juga tidak disengaja, “ Sakti menjelaskan.“ Kalau aku ditraktir teman yang ulang tahun hehehe, “ Sekar menambahi.Setelah dua jam menyusuri jalanan yang macet karena jam pulang kerja, akhirnya mereka sampai di sebuah cafe yang letaknya seberang kampus Sekar.Suasana cafe tampak ramai oleh mahasiswa meskipun hari ini akhir pekan.“ Aku sudah reservasi meja di rooftop,” kata Sakti lalu menutup pintu mobil.Sebagian besar pengunjung cafe adalah mahasiswa Sakti, mereka menatap Sakti, Bima dan Sekar yang
“ Apa! kamu serius? sebentar..sebentar ini bukan mimpi kan? ini kamu lagi nggak bercanda kan?” tanya Jihan, ekspresinya berubah menjadi tegang.Sekar menjatuhkan tubuhnya ke kasur, “ Jangankan kamu, aku sendiri saja masih tidak percaya kenapa aku begitu berani menerima tawaran dari Pak Bima, tapi aku juga nggak berani menolak, kamu tau kan kalau aku sangat butuh pekerjaan ini, “ ungkap Sekar.“ Sumpah ini hal gila, lebih gila dari kamu kabur dari rumah, apa kamu sudah siap dengan konsekuensinya? saat ini mungkin kamu berada di atas awan, tapi setelah kalian putus, kamu bisa jadi bahan cibiran Sekar, “ Jihan memperingatkan, dia khawatir sebagai sahabat.“ Aku tahu, tapi yang penting sekarang ini aku bisa tetap melanjutkan kuliah, aku juga tidak perlu merasa khawatir tidak bisa membayar uang kuliah, saat ini itu sudah cukup, aku yakin bisa menanggung semuanya, sekarang aja banyak yang bilang aku pakai pelet atau susuk, ah biarin aja, “ Sekar mencoba menenangkan Jihan.Jihan merebahkan t
Sakti merasa tidak enak dan canggung setelah Bima menjawab pertanyaannya, begitu juga dengan Sekar. “ Eh kak, silahkan duduk, “ Sakti menarik kursi dan mempersilahkan kakaknya untuk duduk.“ Kamu jadi ke panti sayang?” tanya Bima basa-basi.“ Iya aku nanti dianter sama Kak Sakti, enggak apa-apa kan?” Sekar meminta ijin.“ Tentu saja, itu lebih baik daripada sendirian, lagipula kalian saling mengenal di panti itu, “ kata Bima.Sekar cukup terkejut saat Bima mengetahui bagaimana dirinya mengenal Sakti, dia tidak pernah bercerita pada Bima. Sekar mengira jika Sakti sudah menceritakan hal tersebut pada kakaknya, bukan hal yang aneh tentunya.Sakti yang tidak begitu dekat dengan Bima mengira jika Sekar memberitahu bagaimana mereka bertemu untuk pertama kalinya, terlebih lagi menjadi karyawan R’L Group tidaklah mudah meski hanya sebagai Cleaning service karena Bima memiliki standar yang tinggi.“ Jam berapa kita akan pergi kak?” tanya Sekar.“ Karena kamu ingin belanja sebelum ke panti, le
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments