Share

Bab 2

Dua hari ini, Nerissa memutuskan untuk cuti. Kepalanya terus berdenyut dan membuatnya tak kuat untuk berangkat bekerja. Ini pertama kali Nerissa mabuk. Jadi, dia merasa efek sampingnya begitu menyiksa.

Selama dua hari ini, dia juga hanya tidur-tidur saja. Sesekali bangun untuk menangis dan meratapi nasibnya yang terus dikhianati.

Hari pertama bekerja setelah kejadian perselingkuhan Harry membuat perasaan Nerissa begitu berdebar. Ini akan jadi kali pertama dirinya bertemu dengan Harry sebagai mantan kekasih.

Mereka berada di divisi yang sama. Jelas itu akan membuat Nerissa tidak nyaman saat bekerja.

Namun, bukan hanya itu saja, sebenarnya yang paling membuat Nerissa berdebar adalah masuk ke kantor Zorion. Nerissa benar-benar takut jika sampai bertemu dengan Naven Alister Zorion, Presdir Zorion Grup.

Kemarin Ana bilang jika ia menerima panggilan dari ponsel Nerissa, tetapi suara yang keluar adalah suara seorang pria yang mengatakan ingin mengantarkan Nerissa pulang karena mabuk.

Khawatir akan keselamatan Nerissa, Ana langsung memberikan alamat tempat tinggal mereka berdua, karena memang selama ini Nerissa tinggal bersama Ana untuk menghemat biaya sewa.

Namun, Ana begitu terkejut ketika melihat orang yang datang mengantarkan Nerissa adalah Presdir Zorion. Ana tidak pernah bertemu secara langsung dengan Presdir Zorion di kantor, tetapi ia justru melihat Presdir itu datang bersama Nerissa di depan pintu rumahnya.

“Semoga saja aku tidak bertemu dengan Pak Naven.” Nerissa berbisik pada Ana.

“Jika sampai kamu bertemu dengannya, matilah sudah kariermu.” Ana tertawa menggoda temannya itu sambil berjalan masuk ke lift menuju lantai enam, tempat divisi pemasaran berada.

Saat keluar dari lift, Nerissa melihat Harry sedang berbicara dengan Arumi. Melihat dua manusia itu benar-benar membuat hatinya kesal. Ketika mereka masih berpacaran, Harry tidak pernah mengajaknya berbicara di kantor, karena katanya agar rekan-rekan kerja mereka tidak ada yang tahu hubungan mereka.

Tetapi, lihat sekarang, Harry terang-terangan berbicara dengan Arumi dan tampak mesra.

Dasar pria bajingan!

Namun, Nerissa berusaha untuk tetap tenang. Ia memejamkan matanya dan mencoba untuk tidak terpengaruh dengan keberadaan Harry.

“Ayo, cepat, kita ada rapat. Hari ini akan diumumkan siapa yang menjadi manajer promosi.” Ana menarik Nerissa yang masih diam tak bergerak.

Nerissa tersadar kemudian mengangguk. Segera dia pergi ke meja kerjanya untuk meletakkan tasnya dan mengayunkan langkah ke ruangan rapat.

Di ruang rapat, semua staf pemasaran, termasuk Harry dan Arumi menunggu pengumuman.

“Terima kasih kalian semua sudah datang. Seperti yang kalian tahu, hari ini adalah pengumuman manajer pemasaran yang baru. Pemilihan ini melihat kinerja kalian semuanya.”

Semua orang menunggu dengan cemas. Nerissa tidak berharap banyak meskipun kinerjanya cukup baik, tetapi karyawan lain di divisi pemasaran semuanya cukup berkompeten. Termasuk dengan mantan kekasihnya.

“Yang menjadi manajer pemasaran baru adalah ….  Nerissa Azalia.”

Mendengar pengumuman itu Nerissa cukup terkejut. Tak pernah dibayangkan olehnya bisa mendapatkan posisi yang diidam-idamkan oleh para karyawan di sana.

“Sa, kamu jadi manajer.” Ana memeluk Nerissa. Ikut senang dengan pencapaian Nerissa.

Semua bertepuk tangan merayakan jabatan baru yang didapatkan Nerissa.

Kecuali satu orang.

Kedongkolan menyeruak hati Harry setelah mendengar bahwa yang mendapatkan posisi manajer pemasaran bukan dirinya, melainkan Nerissa.

Melihat Nerissa diselamati rekan-rekannya membuat Harry memilih pergi dari ruangan dengan amarah di hatinya.

Pria itu kemudian pergi ke rooftop, dan menyalakan rokok dengan pemantik untuk menenangkan dirinya. Dengan kesal dia menghisap rokok tersebut lalu menyemburkan ke udara.

“Aku sudah menebak jika kamu di sini.” Arumi menghampiri Harry.

Harry mengabaikan ucapan selingkuhannya, dan memilih menikmati rokoknya untuk menenangkan diri.

“Pasti kamu sedang kesal?” Arumi menebak.

“Tentu saja. Bagaimana bisa posisi manajer pemasaran malah jatuh pada Nerissa? Seharusnya aku yang dapat karena aku sudah berusaha keras untuk mendapatkan posisi itu.” Harry meluapkan kekesalannya pada Arumi.

“Apa tidak ada cara membuat jabatan manajer pemasaran itu jatuh ke tanganmu?” Arumi menatap Harry.

“Ada.” Harry mengembuskan asap rokok yang dihirupnya ke udara.

“Apa?” Arumi tampak penasaran.

“Jika Nerissa keluar dari kantor ini.”

Arumi mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti yang dijelaskan oleh Harry. Kemudian, terlintas ide di pikirannya.  “Bagaimana jika kita buat dia keluar dari kantor?”

“Maksudmu?” Harry balik menatap Arumi.

“Kamu bilang jabatan manajer itu bisa kamu dapatkan jika Nerissa keluar dari kantor ini, ‘kan? Kalau begitu kita buat dia keluar dari kantor ini. Setelah itu jabatan manajer pasti akan jatuh ke tanganmu.”

Harry diam mendengar apa yang dikatakan Arumi. Apa yang dikatakan Arumi ada benarnya juga, jika dia bisa membuat Nerissa keluar dari kantor ini, maka posisi manajer pemasaran akan menjadi miliknya.

Sesaat kemudian, Harry tersenyum licik pada Arumi lalu berkata, “Perkataanmu ada benarnya juga. Aku punya sesuatu yang bisa membuat dia keluar dari kantor ini.”

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
untung kamu putus dari Harry ya nerissa, Karna orang licik emang temennya licik juga
goodnovel comment avatar
vieta_novie
ga nyangka,tyt yg nyebarin gosip pacar nerissa sendiri...
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
emang cocok harry dan arumi menjadi pasangan selingkuh.mereka berdua sama-sama licik dan jahat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status